KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » NIAT

    NIAT

    BY 29 Jul 2024 Dilihat: 73 kali
    NIAT_alineaku

    Lisa sedang merapikan buku pelajaran di ruang tamu, setelah kurang lebih satu setengah jam dia mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah). Sementara mamanya tengah sibuk di dapur, mempersiapkan minuman dan cemilan untuk papanya yang akan belajar dengan ustadz Hamdi. Guru  sekolah, dan sekaligus guru privat untuk keluarganya.

    “Lisa… ~!” Mamanya datang menghampiri.

    “Iya, mah !” Jawab Lisa

    “Cepat bereskan buku-bukunya….!” Pinta mamanya/

    “Iya, ma…. Tinggal nyapu saja, kok.”

    “Papamu belum pulang dari masjid ?”

    “Mungkin sebentar lagi, ma….”

    “Kamu tunggu rumah sebentar, ya ! Mama mau ke warung dulu !”

    “Iya, ma….”

    Sepeninggal ibunya Lisa menyapu lantai. Membersihkan  sampah-sampah kecil bekas dia belajar. Saat itu Pak Guntur papanya, datang dari masjid bersama Ustadz Hamdi.

    “Assalamu alaikum !” Ucapnya.

    “Wa alaikum salam !” Jawab Lisa. “Loh, pak Ustadz kok bisa bareng sama papa ?” Tanyanya ketika melihat ustadz Hamdi di samping papanya.

    “Tadi di masjid ada pengajian, yang ngisinya kebetulan pak Ustadz Hamdi.” Jelas pak Guntur kepada anaknya.

    “Ooh…, Silahkan duduk pak Ustadz !” Lisa mempersilahkan duduk pada ustadz Hamdi.

    “Terima kasih …. !” 

    “Mamamu mana ?” Tanya pak Guntur pada Lisa.

    “Mama lagi ke warung, pa.” Jawab Lisa.

    “Ya sudah…., kamu siapkan air minum sana !”

    “Iya, paa…”

    “Lisa anak yang baik,” Ucap ustadz Hamdi setelah Lisa masuk ke dalam. “Meskipun anak semata wayang, tapi dia tidak terlihat manja.” Lanjutnya.

    “Yaah…., semua itu berkat didikan isteri saya. Kalau saya mungkin tidak sampai dua puluh lima persen nya.” Ucap pak Guntur mengakui peranannya. “Oh, iya. Pada Jumat kemarin khatib menyatakan dalam khutbahnya bahwa segala amal itu tergantung pada niatnya. Apa itu benar ?” Lanjutnya dengan sebuah pertanyaan.

    “Iya…., itu benar.” Jawab ustadz Hamdi.

    Saat itu tiba-tiba istri pak Guntur datang dengan menenteng bungkusan. 

    “Assalamualaikum !” Ucap istri pak Guntur.

    “Walaikum salam !” Jawab pak Guntur dan ustadz Hamdi berbarengan.

    “Pak Ustadz udah datang ?” Tanyanya.

    “Tadi bareng sama papa.” Jelas pak Guntur.

    “Kok, bisa bareng ?”

    “Tadi…., beliau yang mengisi pengajian bulanan di masjid kita.”

    “Ooh…., kalau begitu saya ke dalam dulu, ya !”

    “Iya….” Jawab ustadz Hamdi sambil menganggukan kepala.

    “Bisa kita lanjutkan ?” Tanya pak Guntur setelah istrinya meninggalkan keduanya.

    “Silahkan …. !” Ustadz Hamdi mempersilahkan,

    “Niat  itu…., sebenarnya apa, pak ?” Tanya pak Guntur.

    “Niat adalah……, keinginan untuk melakukan sesuatu.” Jelas ustadz Hamdi.

    “Keinginan untuk melakukan sesuatu ?”

    “Iya…”

    “Kapan kita melakukan niat ?”

    “Ketika kita akan atau ingin melakukan suatu ibadah, baik itu ibadah mahdhoh ataupun ibadah ghoir makhdhoh.”

    “Saya belum paham ibadah yang bapak ucapkan itu, tolong jelaskan !” Pinta pak Guntur.

    “Ibadah mahdhoh adalah  segala bentuk amalan yang pelaksanaannya sudah ditetapkan oleh nas Al-Quran atau hadits, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Sedangkan ibadah ghair mahdhoh adalah amalan yang  tidak diatur secara spesifik pelaksanaannya, namun bisa menjadi ibadah karena ada niat ikhlas dari si pelakunya. Dengan kata lain ibadah mahdhoh itu ibadah khusus, sedangkan ghair mahdhah itu ibadah umum.” Jelas ustadz Hamdi.

    “Apakah niat harus diucapkan ?” Tanyanya lagi

    “Untuk ibadah mahdhoh memang perlu pelafalan atau pengucapan. Tapi….., untuk ibadah ghoir mahdhoh, tidak perlu. Yang  penting…., dia sadar dan dia tahu, apa yang dilakukannya itu semata-mata mencontoh apa yang diperlihatkan atau diperintahkan oleh Rasulullah SAW.”

    “Darimana kita tahu, apa yang kita lakukan itu pernah dilakukan oleh Rasulullah ?” Pak Guntur kembali bertanya

    “Dulunya ucapan dan perbuatan Rasulullah itu disampaikan dan disebarkan oleh para sahabat nabi dari mulut ke mulut. Tapi setelah Islam berkembang, ucapan dan perbuatan  Rasulullah itu mulai dibukukan. Buku tersebut selanjutnya dikenal dengan sebutan kitab hadits.”

    “Adakah buku yang khusus membicarakan tentang perilaku keseharian Rasulullah ?” Pak Guntur penasaran.

    “Ada….” Jawab ustadz Hamdi. “Namanya Asy-Syamail Muhammadiyyah. Buku itu sekarang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.” Lanjutnya.

    “Kalau begitu…., untuk pertemuan berikutnya, saya mohon pada pak ustadz untuk membawakan buku tersebut. !” Pinta pak Guntur.

    “Insya Allah….,” Jawab  ustadz Hamdi.

    “Sekarang saya ingin pak ustadz memberikan contoh niat dalam ibadah ghoir mahdhoh, karena niat dalam ibadah mahdhoh saya sudah paham berdasarkan penjelasan pak ustadz tentang wudhu, mandi, shalat, dan lain sebagainya.” Kembali pak Guntur minta penjelasan.

    “Baik….” Kata ustadz Hamdi sambil berpikir sejenak. “Misalnya ….., bapak makan nasi satu piring. Bapak mulai menyantap nasi dari piring tersebut dari pinggir dulu, lalu ke tengah, lalu berakhir sampai ke pinggir lagi. Dan…., Bapak tidak menyisakan sebutir nasi pun dari piring tersebut. Kalau bapak melakukan hal tersebut karena bapak tahu bahwa makan seperti itu telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Itu artinya bapak makan bapak telah sesuai dengan sunnah. 

    “Cara makan saya memang seperti itu…., saya akan marah pada anak saya kalau di piring makan dia, masih tersisa nasi meskipun hanya setengah sendok. Berarti…., makan saya dan keluarga saya sudah nyunnah, dong ?” Ucap pak Guntur dengan nada bangga.

    “Bapak tahu, kalau perbuatan itu telah dicontohkan dan diperintahkan oleh Rasulullah ?” Kali ini ustadz Hamdi yang bertanya.

    “Tidak…, saya tidak tahu.” Jawab pak Guntur.

    “Berarti…., itu hanya kebetulan.” Tegas ustadz Hamdi

    “Kebetulan bagaimana ? Kan sama-sama makan ?” Tanya pak Guntur.

    “Betul….., makanya mungkin sama, tapi nilainya yang berbeda.” Jawab ustadz Hamdi.

    “Maksudnya ?”

    “Kalau kita tahu bahwa Rasulullah SAW telah mencontohkan dan memerintahkan cara makan  yang baik, kemudian kita berusaha untuk melaksanakanya sesuai dengan apa yang telah dicontohkanya, itu artinya perbuatan makan kita telah sesuai dengan sunnah.  Karena makan kita sesuai dengan sunnah, maka kita akan mendapatkan pahala dari perbuatan makan tersebut. Kalau kita tidak tahu, maka perbuatan makan kita itu, tidak masuk kategori nyunnah. Karena tidak nyunnah, maka tidak ada pahala bagi kita. Yang kita dapatkan dan kita rasakan hanyalah rasa kenyang di perut kita.”

    “Jadi kesimpulanya…, yang niat mengikuti sunnah dapat pahala, yang tidak niat atau tidak tahu bahwa itu sunnah, tidak mendapatkan pahala?” Pak Guntur memberikan kesimpulan.

    “Betul….” Ustadz Hamdi membenarkan.

    “Apakah semua perbuatan kita, bisa memungkinkan untuk mendapatkan pahala ?” Tanya pak Guntur.

    “Bisa…” Jawab ustadz Hamdi. “Bahkan melakukan hubungan suami istri sekalipun.” Tambahnya.   

    “Bagaimana mungkin melakukan hubungan suami istri bisa mendapatkan pahala ?” Pak Guntur merasa heran.

    “Sekarang saya mau tanya, apakah kalau bapak nyosor ke istri tetangga termasuk berdosa ?”

    “Tentu…”

    “Nah, kalau nyosor ke yang bukan hak itu berdosa, berarti nyosor ke yang memang sudah menjadi hak itu, berpahala. Betul tidak ?” Tanya ustadz Hamdi

    “Iya….iya….”Jawab pak Guntur sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

    “Ada lagi yang ingin bapak tanyakan ?” Tanya ustadz hamdi setelah beberapa saat.

    “Ada tidak, bukti yang bisa kita rasakan sebagai efek dari niat ? Karena maaf, yang tadi kita bicarakan itu bekisar pahala yang notabenenya tidak kita rasakan secara langsung.” Kembali pak Guntur bertanya.

    “Ada…. “ Jawab ustadz Hamdi setelah berpikir sejenak.

    “Contohnya ?”

    “Contohnya…., Bapak bangun sahur kesiangan. Bapak hanya keburu minum satu gelas air, kemudian bapak berpuasa karena malamnya bapak sudah berniat puasa. Apa yang bapak rasakan pada jam 11 siang ?” Tanya ustadz Hamdi.

    “Saya tidak merasa lapar, dan saya bisa menyelesaikan puasa sampai maghrib.” Jawab pak Guntur.

    “Coba kalau bapak tidak niat puasa, dari pagi belum makan apa-apa. Apa yang bapak rasakan pada jam 11 siang.” Kembali ustadz Hamdi bertanya.

    “Ya… Saya lapar lah, pak.” Jawab pak Guntur.

    “Nah…., bapak sudah merasakan kekuatan sebuah niat, kan ?” 

    “Iya…., sekarang saya merasa yakin. Ada bukti yang lain…., supaya saya merasa tambah yakin.” Pak Guntur kembali meminta penjelasan ustadz Hamdi.

    “Ada…, tapi ini bersumber dari sebuah riwayat.”

    “Tidak apa-apa.”

    “Diceritakan nanti di hari kiamat, manusia akan dibagikan buku catatan amal kebaikan mereka masing-masing. Ada yang dari arah kiri, ada yang dari arah kanan, bahkan ada yang dari arah punggungnya. Diantara orang yang diberi buku catatan dari arah kanan, dia sangat gembira, dia buka buku tersebut. Tapi …., betapa terkejutnya dia, karena ketika dia melihat ada catatan amal haji, umroh, dan shadaqah, sementara dia tidak pernah melaksanakannya, sampai-sampai dia menyatakan : ‘Ini bukan buku catatan amal saya, ini salah…., karena saya tidak pernah melaksanakan amalan itu semua.’ Ketika itu Allah berfirman : ‘Wahai Fulan bin Fulan…., itu adalah buku catatan amal kamu. Dulu saat kamu di dunia kamu menyatakan bahwa jika punya uang saya akan beribadah haji, akan beribadah umroh, dan akan bershadaqah kepada orang-orang yang membutuhkan. Karena apa yang kamu ucapkan itu benar-benar bersumber dari hatimu dan itu benar adanya, maka hari ini kamu mendapatkan apa yang sudah kamu niatkan.’

    “Tidak melaksanakan…., tapi mendapatkan pahala ?”

    “Iya…. itu adalah buah dari sebuah niat baik.”

    “Baiklah, saya sekarang merasa yakin bahwa niat itu sangat berarti dalam hidup dan kehidupan kita. Terima kasih atas pencerahannya di malam ini !” Ucap pak Guntur, dengan r,an yang cukup puas.

    “Sama-sama, pak.” Jawab ustadz Hamdi.

    Saat itu Lisa dan ibunya datang dari dalam rumah. Lisa membawa baki berisi nasi goreng, sedangkan ibunya membaca baki berisi air minum.

    “Sudah selesai ngajinya ?” Tanya istri pak Guntur

    “Sudah….” Jawab pak Guntur.

    “Pak ustadz ….!” Ucap Lisa sambil meletakan nasi goreng di atas meja.  “Ini nasi goreng buatan Lisa….. Silahkan dicicipi, pak. !” Lanjutnya.

    “Subhanallah…. Lisa bisa masak juga ?” Puji ustadz Hamdi.

    “Bisa dong , pak.” Jawab Lisa dengan bangga. “Ayo silahkan, pak !”

    “Terima kasih !” Ucap ustadz Hamdi.

    Dengan suasana yang riang gembira mereka menyantap nasi goreng buatan Lisa, yang dilanjutkan dengan obrolan santai hingga hari menunjukan pukul 00 WIB.

     

     

    Kreator : Baenuri

    Bagikan ke

    Comment Closed: NIAT

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021