Penulis : Aprilia Dwi Lestari (Member KMO Alineaku)
Pesantren sebagai lembaga pendidikan non formal yang telah didirikan jauh sebelum pendidikan formal sekarang kian berkembang. Metode pendidikan yang sejak dulu ada sebagai pondok pesantren salaf pun masih dipertahankan. Belajar kitab kuning dan jawa pegon telah menjadi ciri khas dari pesantren salaf.
Tidak hanya itu saja. Banyak hal yang biasa dikerjakan di pesantren selain mengaji kitab kuning. Diantaranya mengamalkan ilmu. Di dalam dunia pesantren ada nilai – nilai yang selalu ditanamkan kepada seluruh santri. Almaghfurlah Mbah Yazid Abdurrahman, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Ar Rohman Purbalingga pernah berpesan kepada putranya yang ke – 3, Gus Ahmad Ridho yang sekarang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Ar Rohman Purbalingga: “Ahmad, pesantren iki ora butuh mung wong pinter, najan kowe bodo tapi nek iso kowe iso istiqomah, inshaallah kowe iso olih ridhone guru”. Artinya: ”Pesantren ini tidak butuh orang yang hanya pintar saja, walaupun kamu bodoh tapi jika kamu bisa istiqomah dalam beramal insyaallah kamu bisa mendapat ridhonya guru”.
Ilmu, Amal dan istiqomah adalah nilai – nilai luhur pesantren yang tidak akan di dapat di lembaga pendidikan manapun. Hanya di pesantren kita bisa mengaji dan langsung menerapkan ilmu tersebut. Karena yang diharapkan dari kita belajar di pesantren ialah mendapatkan ridho dari guru. Sejauh manapun kita menuntut ilmu, maka nilai – nilai itulah yang harus ditanamkan kepada santri dalam dunia pesantren.
Tahapannya, ketika seorang santri telah belajar secara teori, belajar kitab, hafalan, maka pada saatnya nanti diharapkan seorang santri bisa mengamalkan ilmunya. Dengan cara berkhidmah kepada pesantren. Ada yang mengajar, membantu segala operasional pesantren, dan masih banyak bentuk khidmah lainnya. Diharapkan nantinya seorang santri akan menemukan sendiri arti keikhlasan dan mendapatkan keberkahan. keberkahan atau biasa disebut barokah tidak dapat dilihat secara kasat mata, melainkan bisa dirasakan sendiri oleh setiap santri. Yang mana sesuatu yang barokah akan membawa kepuasan dan kebaikan tersendiri walaupun secara kuantitatif terhitung sedikit.
Nilai tersebut tidak dapat dikalkulasikan seperti halnya kita berbuat kebaikan. Sudah berbuat kemudian langsung lupakan. Jika sudah begitu, inshaallah keikhlasan sudah tertanam dalam diri seseorang. Begitupun dengan keadaan hati yang tetap melakukan amal walaupun keadaan hati sedang berbeda. Maka istiqomah dalam melakukan amal harus tetap dijaga.
Walaupun zaman telah berkembang begitu modern, tetapi nilai – nilai luhur tersebut tidak akan terkikis oleh waktu. Jika sudah belajar ilmu lalu amalkan secara istiqomah, insyaallah akan timbul keikhlasan. Jika kita sudah ikhlas dalam beramal maka tidak lagi kita mengharapkan pemberian dari Allah. Bagaimana bisa seorang bayi yang belum bisa meminta sudah diberi oleh Allah jika bukan Allah yang telah dulu memberi? pemberian lebih dulu daripada permohonan.
Maka dari itu tetaplah istiqomah dalam beramal agar muncul keikhlasan dan tidak lagi mengharap pemberian Allah, melainkan ridho-Nya. Karena jika Allah telah ridha, sesuatu yang tidak kita minta pun akan diberi, bahkan lebih dari cukup. Semoga kita bisa menerapkan nilai – nilai luhur pesantren ini dimanapun kita berada dan dalam kondisi apapun. Tetaplah ingat guru – guru kita dengan menyambung silaturahmi ruhani mendoakan guru – guru kita.
Sumber: Sowan Bapak Kiai Ahmad Ridho (Pengasuh Pondok Pesantren Ar Rohman, Kalikabong, Purbalingga)
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Nilai – Nilai Luhur Pesantren
Sorry, comment are closed for this post.