Penulis : Agus Siswanto (Member KMO Alineaku)
Bagi mereka yang pecinta lagu, pasti tahu dengan lagu Jawa Ojo Dibanding-bandingke ini. Lagu ciptaan Abah Lala ini semakin dikenal saat Farell menyanyikannya dalam acara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara tahun ini. Lagu dan nama Farell kontan dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia pun pasti masih ingat dengan peristiwa tragis di Kota Magelang beberapa minggu yang lalu. Saat seorang pemuda tega menghabisi kedua orang tua dan kakaknya dengan menggunakan racun. Rasa kasih sayang yang seharusnya ada di antara hilang seketika. Tanpa menaruh belas kasihan, dicampurkannya racun pada minuman kedua orang tua dan kakaknya.
Lalu apa hubungan lagu itu dengan peristiwa tragis di Magelang ini? Mengacu pada pengakuan yang disampaikan Dhio, sang pelaku pembunuhan, dua hal yang tampak tidak berhubungan, ternyata mempunyai benang merah. Menurut pengakuannya, dendam yang dipendamnya disebabkan oleh perlakuan yang berbeda terhadap dirinya oleh kedua orang tuanya. Menurut Dhio, kedua orang tuanya lebih menyayangi dan sering membandingkan dirinya dengan sang kakak.
Keadaan semacam ini sering tanpa disadari dilakukan oleh sebagian orang tua. Entah itu yang dianggap lebih baik kakak atau adiknya, bahkan tidak jarang membandingkan dengan orang lain. Setiap pembicaraan ujung-ujungnya selalu muncul kalimat yang nadanya meremehkan prestasi atau apapun yang dilakukan dengan orang lain.
Apakah tindakan orang tua seperti ini salah? Jika dilihat tujuan orang tua, sebenarnya tidak ada salahnya. Tujuan orang tua membandingkan dengan orang lain pasti bertujuan memotivasi sang anak. Harapan orang tua dengan melihat pembandingnya, akan muncul motivasi pada diri anak untuk berubah. Minimal menyamai tokoh pembanding itu.
Namun dibalik semua itu, ternyata ada bahaya besar di balik tindakan itu. Perlakuan yang berlebihan, bukan tidak mungkin akan memberikan tekanan pada diri anak. Merasa diri tidak berguna, dan tidak dihargai seakan menjadi cap buruk yang ada pada dirinya. Pada akhirnya semua itu akan mengendap dalam hatinya, suatu ketika akan meledak ketika ada pemicu.
Keadaan semakin runyam jika situasi semacam ini terjadi dalam satu keluarga. Membanding-bandingkan anak berkaitan dengan prestasi atau perilaku, bukan tidak mungkin akan melahirkan perasaan tersisih atau dianaktirikan oleh salah satu pihak. Di sisi lain, akan muncul penganakemasan pada anak yang lain.
Situasi semacam itulah yang hendaknya dihindari oleh setiap orang tua, kendati tujuan tindakan tersebut baik. Harus disadari bahwa setiap anak dikarunia kemampuan yang tidak sama. Bisa jadi seorang anak yang lemah di bidang A, mungkin saja justru dia kuat di bidang B. Demikian pula sebaliknya. Akan lebih baik jika orang tua memotivasi anak tersebut untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Langkah lain yang juga dapat dilakukan adalah memberikan reward terhadap sebuah prestasi. Dengan reward yang diberikan atau dijanjikan pada seorang anak, akan menjadi daya dorong luar biasa bagi dirinya untuk mengembangkan potensinya.sehingga perkembangan antar anak dalam sebuah keluarga akan berjalan dengan kompetisi yang fair, tanpa ada yang harus direndahkan atau pun ditinggikan.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Ojo Dibanding-bandingke
Sorry, comment are closed for this post.