Aku di sini sekarang memandangmu menyatu dengan debur ombak, menginjak pasirmu, dan merasakan anginmu.
“Laut, terima kasih telah membuat aku merasa kecil, rendah hati, dan terinspirasi.”
Merasakan hembusan angin yang begitu menyejukkan, melihat gulungan ombak yang seolah berlari pelan ke tepian. Sangat menenangkan.
“Laut, aku ingin berdialog kepadamu tentang kehidupan dan segala kejadian yang tak ada hubungannya dengan ombakmu, rasanya ingin tertawa dan menangis bersamaan apabila mengingat hal dan kejadian yang konon katanya tak harus dipikirkan.”
Aku suka dengan deru ombakmu, suaranya bagai jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bagai teman sejati yang pandai mendengarkan, tak berpihak kepada siapapun, menghargai, tak menyepelekan, dan selalu adil.
“Laut aku tak perlu berharap kepada manusia, cukuplah berbuat kebaikan dan mengasihi sesama dan berbagi. Usia sudah tak muda lagi, menjaga hati dan mengolah emosi yang terpenting, tak harus memikirkan hal-hal sepele yang mengakibatkan turunnya nilai keberkahan dalam perbuatan yang sudah dilakukan.”
“Laut, aku tak ingin melupakan tentang rasa kecewa ketika seseorang bertindak tidak sesuai yang kuharapkan, walau sulit mesti bergumul hebat dengan emosi namun ia yang mengajarkanku arti keikhlasan, kesabaran, dan saling memahami.”
“Laut, jika senja berganti dengan gelapnya malam dan menari dalam kesunyian, bayangan kematian merayap perlahan, rahasia-rahasia kehidupan terungkap di balik dinding-dinding kehidupan. Saatnya malam mendoa dan bersujud meminta kepada-Mu untuk memurnikan hati.”
“Laut, kecewa ini salah satu cara-Mu berkata, tak ingin ku memendam, berupaya berdamai dengan sebuah rasa meski terasa berat untuk melakukan hal itu.”
“Laut, waktu semakin senja aku akan balik ke rumah jangan bosan ya… Aku akan ke sini lagi menikmati ombakmu yang perlahan datang menepi.”
Kreator : Indarwati Suhariati Ningsi
Comment Closed: Ombak Di Pantai Hening
Sorry, comment are closed for this post.