Pendahuluan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah elemen krusial dalam mewujudkan tujuan organisasi, khususnya di lingkungan pemerintahan. Dua pendekatan utama dalam pengembangan SDM adalah Character Building dan Capacity Building. Character Building difokuskan pada pembentukan karakter dan nilai-nilai moral individu, sedangkan Capacity Building lebih mengarah pada peningkatan keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab kerja. Namun, di lingkungan organisasi pemerintah, kedua pendekatan ini sering kali mengalami distorsi, dimana program-program yang dirancang lebih berorientasi pada formalitas administratif daripada substansi pengembangan yang mendalam. Akibatnya, miskonsepsi mengenai kedua pendekatan ini tumbuh, sehingga mempengaruhi efektivitas pengembangan SDM di lembaga-lembaga pemerintah.
Landasan Teori
1. Character Building : Definisi dan Tujuan
Character Building merujuk pada upaya untuk membangun integritas, moralitas, dan etika individu melalui proses internalisasi nilai-nilai yang diharapkan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupan pribadi maupun profesional (Lickona, 1991). Dalam konteks pemerintahan, pembentukan karakter bertujuan untuk menciptakan aparatur sipil negara (ASN) yang jujur, berintegritas, dan memiliki tanggung jawab publik yang tinggi. Menurut Seligman dan Peterson (2004), karakter yang kuat akan menciptakan perilaku kerja yang etis, akuntabel, dan profesional, yang sangat penting bagi tata kelola pemerintahan yang baik.
Namun, banyak program Character Building yang dijalankan hanya sekadar bersifat formalitas, seperti pelatihan singkat atau seminar yang tidak memberikan dampak signifikan. Fenomena ini sering kali disebabkan oleh pemahaman yang dangkal tentang Character Building, dimana program-program ini dilihat sebagai sarana untuk memenuhi tuntutan administratif, bukan sebagai investasi jangka panjang dalam peningkatan kualitas SDM.
2. Capacity Building : Definisi dan Fungsi
Capacity Building adalah proses penguatan kompetensi, keterampilan, dan kapabilitas individu serta organisasi untuk meningkatkan performa dan efisiensi dalam menjalankan fungsi-fungsinya (UNDP, 1997). Dalam konteks pemerintahan, Capacity Building mencakup pelatihan teknis, pengembangan manajerial, serta peningkatan pemahaman terhadap kebijakan dan regulasi. Tujuan akhirnya adalah agar ASN mampu menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Namun, dalam praktiknya, banyak program Capacity Building yang tidak diimplementasikan secara efektif karena berorientasi pada pelaporan administratif, bukan pada peningkatan kapasitas yang sesungguhnya. Banyak pelatihan yang dijalankan sekadar untuk memenuhi target jumlah program atau jumlah peserta yang mengikuti, tanpa memperhatikan kualitas pelatihan atau relevansinya dengan kebutuhan aktual pegawai.
Miskonsepsi Character Building dalam Penyiapan SDM Pemerintah
Salah satu miskonsepsi terbesar dalam implementasi Character Building di lingkungan pemerintah adalah bahwa program ini sering dianggap sebagai pelatihan moral atau motivasi singkat yang dapat dengan mudah menyelesaikan permasalahan etika di kalangan ASN. Sering kali, program ini dikemas dalam bentuk seminar atau lokakarya singkat, dengan format yang lebih menekankan pada pemenuhan prosedur administratif, ketimbang pembinaan yang mendalam.
Beberapa implikasi dari miskonsepsi ini adalah sebagai berikut :
Miskonsepsi Capacity Building dalam Penguatan SDM Pemerintah
Seperti halnya Character Building, program Capacity Building juga sering disalahpahami dan diimplementasikan secara dangkal. Orientasi pada formalitas dan pencapaian kuantitatif mengalahkan tujuan substantif dari penguatan kapasitas pegawai. Berikut beberapa miskonsepsi umum terkait Capacity Building di lingkungan pemerintah :
Penyebab Utama Orientasi pada Formalitas
Orientasi formalitas dalam program Character Building dan Capacity Building di lingkungan pemerintah dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
Mengatasi Miskonsepsi dan Orientasi Formalitas
Untuk mengatasi miskonsepsi dan orientasi formalitas dalam program Character Building dan Capacity Building, beberapa langkah dapat diambil :
Penutup
Miskonsepsi dalam pelaksanaan Character Building dan Capacity Building di lingkungan organisasi pemerintah sering kali disebabkan oleh orientasi pada formalitas administratif. Program-program ini lebih difokuskan pada pemenuhan prosedur dan laporan, sehingga esensi dari pengembangan SDM menjadi terabaikan. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mendesain program pengembangan SDM yang berbasis kebutuhan, mengutamakan evaluasi berbasis dampak, dan memberikan tindak lanjut yang memadai. Dengan demikian, program-program ini dapat benar-benar memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas SDM di lingkungan pemerintahan.
Daftar Pustaka
UNDP. (1997). Capacity Development. United Nations Development Programme.
Kreator : Hendrawan, S.T., M.M.
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Orientasi Program Character Building dan Capacity Building pada Formalitas
Sorry, comment are closed for this post.