KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » PAYUNG BIRU

    PAYUNG BIRU

    BY 13 Sep 2025 Dilihat: 16 kali
    PAYUNG BIRU_alineaku

    Hujan tetiba turun ketika Fera keluar dari ruang kuliah hendak menuju tempat parkir dimana mobilnya berada. Karena tidak membawa payung, cepat-cepat dia berlindung di gazebo yang tidak jauh dari tempatnya berjalan. Meski demikian, ruang gazebo yang terbuka tidak cukup menahan guyuran hujan yang semakin deras. Sebagian baju Fera basah, dia memeluk tubuhnya yang menggigil kedinginan, berharap hujan segera reda.

    Tanpa dia sadari, tetiba seorang pria jangkung dengan payung biru telah berdiri di sampingnya. 

    “Kamu butuh payung, Fer?” tanyanya dengan senyum ramah. Pria itu mahasiswa yang baru dilihatnya di kelas tadi, namun wajahnya terlihat ramah dan penuh perhatian.

    Fera mengangguk ragu, tapi akhirnya berdiri dan mendekat. Pria itu mencondongkan payungnya, melindungi mereka berdua dari hujan yang bertambah lebat.

    “Namaku Dion,” katanya memperkenalkan diri.

    “Kok kamu tahu namaku Fera?” Jawab Fera, balik bertanya dengan ekor mata memperhatikan betapa dekatnya mereka sekarang.

    Saat hendak melangkah, guntur menggelegar memecah langit.

    “Aaa…!” Fera berteriak, dan tanpa sadar memeluk erat tubuh Dion sambil menutup telinga. Spontan tangan kiri Dion memeluk erat tubuh Fera.

    “Kita berteduh dulu disini sampai hujan reda, Fer.” ajak Dion, ketika suara guntur melemah.

    Saat menyadari posisi tubuhnya menempel pada Dion, Fera melepas pelukannya dan kembali masuk gazebo dengan pipi merona bak tomat ceri.

    “Maaf aku tidak sengaja,” ucapnya lirih.

    “Santai saja, Fer. aku paham kok.” Sambung Dion, sambil melangkah mendekat. Sementara Fera tak berani menatap Dion, dia masih malu mengingat bagaimana tadi dia memeluk Dion yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu.

    Untuk mengusir kecanggungan dan sambil menunggu hujan reda, Dion membuka obrolan, “Kapan kamu main voli lagi di stadion?”

    Fera mengangkat wajah dan menoleh ke arah Dion. “Kamu tahu dari mana aku suka main voli?” tanya Fera dengan raut wajah keheranan.

    Dion tersenyum, “Aku penggemarmu, aku tidak pernah absen menonton pertandinganmu,” ujar Dion. “Dan, aku juga mengoleksi foto-foto aksimu saat memukul bola, serta puisi-puisi melankolis yang kamu pajang di mading kampus.” lanjut Dion.

    Fera tertegun mendengar pengakuan Dion. Sejurus kemudian mereka terlihat asyik ngobrol berbagai topik, mulai dari pertandingan bola voli hingga mengapa Dion bisa pindah ke kampus ini. Karena asyiknya ngobrol, tak terasa hujan mulai mereda.

    “Hujan sudah reda, Fer. Ayo aku antar ke mobilmu.” Ucap Dion, kemudian mengangkat payungnya.

    Mereka berjalan beriringan menuju tempat parkir kampus yang tidak terlalu jauh dari gazebo. Selama perjalanan, Dion bercerita bagaimana awalnya dia mengenal Fera, mengapa pindah kampus, hobi menulis dan bermain bola voli, serta bagaimana suasana sekitar sering menjadi inspirasi baginya dalam menulis puisi, termasuk hujan. Fera, yang terkenal gadis tomboy dan cuek, merasa nyaman mendengarkan ceritanya. Ternyata, Dion juga memiliki hobi sama dengannya, walau baru hari ini bertemu terasa sudah lama kenal.

    Saat tiba di parkiran kampus, Dion membantu Fera membuka pintu mobilnya. Fera segera masuk dan duduk di belakang kemudi. Sebelum melajukan mobilnya dia tersenyum dan melambaikan tangan kepada Dion, seseorang yang baru saja dikenalnya, tetapi sudah membuatnya merasa seakan mengenalnya lama.

    “Terima kasih sudah berbagi payung,” ucapnya dengan senyum yang masih mengembang.

    “Senang bisa bertemu denganmu, Fera. Sampai bertemu lagi besok!” jawab Dion dengan nada penuh harap.

    Fera mengangguk, kali ini dengan senyum yang lebih lebar. “Tentu, kita akan kuliah bersama.”

    Mereka pun berpisah, namun Fera berharap, ini bukan akhir dari cerita mereka. Hujan yang biasanya membuatnya merasa jengkel, kali ini justru mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya merasa bahagia. Tanpa disadari Fera senyum-senyum sendiri di belakang kemudi.

    Sambil melajukan mobilnya, Fera melihat jauh ke depan mendung masih menggantung, dalam hati dia berharap akan lebih banyak hujan turun di hari-hari mendatang. Hujan yang akan selalu mengingatkannya pada Dion, dan payung biru yang melindungi mereka berdua di hari itu.

     

     

    Kreator : NIKEN NURUWATI

    Bagikan ke

    Comment Closed: PAYUNG BIRU

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021