Di sebuah sekolah Katolik yang terletak di pusat kota, terdapat seorang siswa bernama Marvel. Ia dikenal sebagai siswa yang cerdas dan senantiasa meraih nilai terbaik dalam ujian. Akan tetapi, ada satu hal yang membuat Marvel gelisah. Ia sering melihat teman sebangkunya, Wenny, terlihat murung dan kurang bersemangat dalam belajar. Marvel ingin membantu, namun ia belum menemukan cara terbaik.
Pada suatu hari, setelah pelajaran berakhir, Marvel menemukan Wenny duduk termenung di sudut perpustakaan, menatap catatan pelajarannya dengan wajah sendu. Marvel mendekat dan bertanya dengan lembut, “Wenny, apa kamu baik-baik saja? Kamu nampak sedih belakangan ini.” Wenny terkejut mendengar pertanyaan itu, lalu air matanya mulai menetes. Ia bercerita bahwa keluarganya sedang menghadapi kesulitan ekonomi, sehingga ia merasa berat untuk tetap berprestasi di sekolah.
Mendengarkan penjelasan Wenny, Marvel teringat ajaran Yesus dalam Injil Lukas 4:38-44, dimana Yesus menyembuhkan banyak orang yang sakit dan kerasukan roh jahat. Marvel memahami bahwa menjadi pengikut Kristus tidak hanya berarti berprestasi di sekolah, tetapi juga bagaimana kita peduli dan membantu sesama yang sedang kesulitan. Ia memutuskan untuk membantu Wenny dengan caranya sendiri. Setiap usai sekolah, Marvel mengajak Wenny untuk belajar bersama, saling berbagi pengetahuan dan dukungan.
Terima kasih atas perhatian Marvel, Wenny mulai menemukan semangatnya lagi. Ia menjadi lebih percaya diri dan mampu menghadapi kesulitan dengan lebih kuat. Marvel pun belajar bahwa kebaikan kepada sesama mampu membawa perubahan besar, tak hanya bagi orang lain tapi juga dirinya. Ia ingat kata-kata Santo Fransiskus dari Assisi, “Dimulailah dengan melakukan apa yang harus, kemudian lakukan apa yang bisa, tiba-tiba engkau mampu melakukan yang must ahil.” Dengan langkah kecil, Marvel telah berbuat besar untuk sahabatnya.
Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenungkan betapa pentingnya peduli kepada sesama. Seperti Yesus yang senantiasa hadir untuk menyembuhkan dan membantu yang kesulitan, kita pun dipanggil untuk menjadi teman yang perhatian, mendukung, dan membantu saudara yang sedang kesusahan. Karena pada akhirnya, iman kita akan tumbuh kuat lewat kasih dan perhatian yang kita berikan kepada orang lain.
“Dengan langkah kecil yang penuh kasih, kita bisa membuat keajaiban terjadi di tengah kesulitan.”
Refleksi
Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.
- Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
- Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
- Hari ini saya sangat bersyukur karena…
Kreator : Silvianus
Comment Closed: Peduli Terhadap Sesama
Sorry, comment are closed for this post.