Fajar putra Bu Rina dikenal sebagai anak yang rajin dan sopan, sehingga bu Rina tidak pernah khawatir saat ia memasukkan Fajar ke sebuah pondok pesantren di luar kota. Pondok itu terkenal dengan disiplin yang ketat , dan Bu Rina yakin anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang baik di sana
Suatu hari, ketika Bu Rina sedang menyiapkan makanan di dapur, telepon rumahnya berdering. Di seberang telepon, seorang ustaz dari pondok Fajar berbicara dengan nada tenang namun tegas.
“Bu Rina, mohon maaf mengganggu, tapi kami ingin menyampaikan bahwa Fajar terlibat dalam kasus merokok bersama beberapa teman di asrama.”
Mendengar hal itu, Bu Rina tertegun. Tangannya yang sedang memegang pisau berhenti seketika. Hatinya campur aduk antara marah, kecewa, dan tidak percaya. Fajar? Anak yang selalu ia banggakan?
Keesokan harinya, Bu Rina bergegas ke pondok untuk menemui Fajar. Sesampainya di sana, ia dipertemukan dengan ustaz dan anaknya di sebuah ruangan kecil. Fajar menunduk, tidak berani menatap ibunya.
“Kenapa, Nak?” tanya Bu Rina lembut, meski hatinya ingin marah. “Kenapa kamu merokok? Bukankah Ibu selalu mengingatkan?”
Fajar diam beberapa saat, lalu berkata pelan, “Maaf, Bu. Saya ikut-ikutan teman. Saya nggak pikir panjang.”
Bu Rina menarik napas dalam-dalam. Ia tidak langsung memarahi Fajar, meski hatinya hancur. Sebagai seorang ibu, ia tahu bahwa marah tidak akan menyelesaikan masalah. “Fajar,” kata Bu Mira dengan suara yang bergetar, “merokok itu bukan hanya melanggar aturan pondok, tapi juga berbahaya buat kesehatanmu. Ibu kecewa, tapi yang lebih penting, Ibu ingin kamu belajar dari kesalahan ini.”
Air mata mulai mengalir di pipi Fajar. “Saya janji, Bu, nggak akan mengulanginya lagi.”
Bu Rina memeluk anaknya erat. “Ibu percaya padamu, tapi ingat, Nak, setiap tindakan ada akibatnya. Jangan biarkan kesalahan kecil ini merusak masa depanmu.”
Setelah pertemuan itu, Fajar dihukum oleh pihak pondok, namun ia belajar banyak dari kejadian tersebut. Bu Rina tetap mendukungnya dengan penuh kasih sayang, berharap bahwa cobaan ini akan menjadi pelajaran penting bagi Fajar untuk lebih bijaksana di masa depan.
Kreator : Safitri Pramei Hastuti
Comment Closed: Pelajaran Berharga untuk Fajar
Sorry, comment are closed for this post.