Tahun 2002, sekitar bulan Agustus atau awal bulan September, aktivitas sebagai mahasiswa dimulai. Sebelum menjalani kuliah-kuliah akademik, seperti biasanya didahului oleh kegiatan-kegiatan pengenalan kampus. Kegiatan pengenalan kampus dilakukan oleh dekanat fakultas maupun pengenalan oleh dosen-dosen di jurusan dan juga oleh mahasiswa BEM jurusan dan fakultas.
Pelajaran yang paling saya ingat ketika awal-awal beraktivitas sebagai mahasiswa di kampus adalah pelajaran disiplin tepat waktu. Saya sangat ingat sekali, di awal masa pengenalan kampus yang dilaksanakan oleh mahasiswa-mahasiswa kakak tingkat yang terhimpun dalam BEM Fakultas, pada hari pertama kegiatannya saya terlambat datang ke kampus fakultas. Secara jadwal harusnya sudah tiba jam 6 pagi tapi saya terlambat datang. Akibatnya adalah saya harus menjalani push up beberapa kali hitungan sebagai bentuk pendidikan terhadap keterlambatan.
Menjalani push up beberapa hitungan adalah hal yang asyik bagi saya, karena memang kegiatan seperti itu sudah menjadi kegiatan yang sering saya lakukan dalam rutinitas olahraga saat SMA. Saat SMA saya mengikuti beladiri Bandung Karate Club ranting Pan Asia, di daerah palasari Kabupaten Bandung. Aktivitas olahraga adalah hal yang sangat saya gemari. Akan tetapi pelajaran utama dari push up yang saya jalani saat itu, sebagai pendidikan terhadap keterlambatan adalah suatu hal yang punya nilai berbeda. Push up nya saya jalani dengan asyik, ditambah saya dapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga saat itu yaitu: pelajaran disiplin tepat waktu.
Disiplin tepat waktu adalah pelajaran yang sangat berharga yang saya dapatkan ketika memulai aktivitas sebagai mahasiswa di kampus. Secara rangkaian kata disiplin tepat waktu hanya ada tiga kata saja tapi secara nilai sosial ini luar biasa sekali kandungannya. Disiplin tepat waktu memerlukan tekad dan keterampilan. Tekad kuat untuk bisa tepat waktu dan keterampilan dalam mengatur aktivitas agar bisa tepat waktu.
Keterlambatan saya datang di hari pertama kegiatan pengenalan kampus itu, salah satu penyebabnya adalah karena saya tidak kuat tekadnya untuk bisa tepat waktu. Dalam pikiran saya saat itu, tidak terlalu penting sepertinya untuk tepat waktu, terlambat sedikit sepertinya tidak akan menjadi masalah berarti. Akibat dari tidak kuatnya tekad untuk tepat waktu itu, maka saya pun menjadi tidak berusaha dengan kuat untuk berusaha tepat waktu dan tidak mempersiapkan dengan baik untuk bisa tepat waktu.
Pelajaran pertama ini, yang didapatkan di awal menjalani aktivitas pengenalan kampus, sangat saya nikmati. Saya sangat menyerap pelajaran yang begitu berharga ini. Dalam gerakan-gerakan push up yang saya lakukan saat menjalani pendidikan konsekuensi keterlambatan itu, di halaman gedung JICA-FPMIPA UPI sebelah barat, gedung yang baru diresmikan untuk digunakan di tahun itu, saya mendapatkan pelajaran sosial yang sangat berharga: jangan main-main dengan keterlambatan. Belajarlah untuk terampil disiplin tepat waktu. Akan selalu ada konsekuensi atas keterlambatan.
Pelajaran itu sangat berharga, dan juga dengan sangat sadar saya dapatkan ketika menjalani gerakan push up itu, di bawah instruksi dan hitungan kakak mahasiswa panitia. Akan tetapi, kesadaran itu ternyata belum bisa mengubah kebiasaan buruk saya dalam hal keterlambatan itu. Dalam menjalani aktivitas-aktivitas kuliah kemudian, kebiasaan terlambat saya ini belum bisa berubah dengan baik. Hati dan pikiran saya sadar terhadap pelajaran agar tidak terlambat itu, akan tetapi kebiasaan terlambat tetap menemani saya hingga saatnya masa-masa akhir kuliah.
Banyak pengalaman terhadap keterlambatan ini. Akibat terlambat tiba di tempat kelas kuliah maka saya tidak bisa masuk kelas karena sudah menjadi kesepakatan kelas jika terlambat sekian menit tertentu maka saya tidak bisa masuk kelas. Atau ada juga kesepakatan kelas, jika terlambatnya sekian menit maka mahasiswa boleh masuk kelas dan mengikuti kuliah akan tetapi tidak mendapatkan nilai kehadiran. Tentunya ini adalah suatu kesepakatan kelas yang sangat bagus sebagai salah satu bentuk upaya pendidikan kepada para mahasiswa agar disiplin waktu dan tidak asal-asalan dalam kehadiran kuliah agar mahasiswa menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.
Dikarenakan kebiasaan terlambat saya yang belum bisa diperbaiki dengan baik maka saya masih sering terlambat dan akibatnya beberapa mata kuliah harus saya ulangi lagi di tahun berikutnya. Tidak hanya keterlambatan dalam hal kehadiran masuk kelas kuliah, keterlambatan saya juga adalah dalam hal pengumpulan tugas-tugas kuliah. Kebiasaan terlambat ini betul-betul sudah mendaging sepertinya pada kepribadian saya saat itu.
Teringat masa-masa sebelum kuliah, juga demikian kejadiannya. Saat awal masuk sebagai murid SMP. Di hari pertama masuk sebagai siswa SMP, saya masih sangat ingat, saya juga terlambat mengikuti upacara. Bahkan tidak hanya terlambat datang akan tetapi beberapa kelengkapan untuk kegiatan sekolah pun saya tidak lengkap. Saat SMA juga, kebiasaan terlambat masih menemani. Kalau sehabis jam istirahat, saya sangat sering masuk kelas terlambat. Teman-teman lain sudah melakukan aktivitas belajar akan tetapi saya baru datang. Ternyata kebiasaan buruk yang tampak sepele itu, ketika di kampus dan menjadi mahasiswa sangat terasa sekali dampaknya. Diantara dampaknya adalah saya menjadi mahasiswa yang lulusnya sangat terlambat.
Pelajaran yang sangat berharga dari pengalaman ini adalah: Kebiasaan terlambat tampak sepele, tapi hal itu selalu ada dampaknya yang seringkali tidak sepele dampaknya. Teruslah melatih tubuh agar menjadi tubuh yang disiplin dan bisa tepat waktu. Yang paling utama dari perbaikan kebiasaan keterlambatan agar bisa tepat waktu adalah: mindset pentingnya tepat waktu, mindset terhadap keterlambatan bahwa keterlambatan adalah suatu hal yang buruk dan dampaknya tidak sepele.
Kreator : Iman Salman
Comment Closed: Pelajaran pertama di kampus: disiplin tepat waktu
Sorry, comment are closed for this post.