KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Pelukan di Balik Senja

    Pelukan di Balik Senja

    BY 01 Okt 2024 Dilihat: 326 kali
    Pelukan di Balik Senja_alineaku

    Setiap senja, Rina selalu menyempatkan diri berdiri di depan rumah, menatap matahari yang perlahan tenggelam di balik perbukitan. Bagi Rina, senja adalah waktu yang sakral. Waktu di mana ia bisa sejenak melupakan penat dan lelah setelah seharian bekerja.

    “Naya, ayo keluar. Lihat, senja sudah mulai.” panggil Rina pada putrinya yang sedang asyik menggambar di ruang tamu.

    “Sebentar, Bu. Naya mau selesaikan gambar ini dulu,” jawab Naya dengan suara riang.

    Rina tersenyum. Naya, anaknya yang baru berusia delapan tahun, selalu punya cara untuk membuatnya tersenyum. Kehadiran Naya adalah sumber kekuatannya. Sejak suaminya meninggal dalam kecelakaan dua tahun lalu, Rina harus membesarkan Naya sendirian. Tidak mudah, tapi demi Naya, ia selalu berusaha kuat.

    “Sudah selesai, Bu!” seru Naya sambil berlari keluar rumah membawa gambar yang baru diselesaikannya. “Lihat, Bu. Ini gambar kita berdua.”

    Rina melihat gambar itu. Terlihat ia dan Naya sedang berdiri di bawah langit senja yang berwarna jingga. “Wah, Naya memang jago menggambar. Ibu suka sekali,” puji Rina sambil memeluk putrinya. “Ayo kita duduk di bangku sana, menikmati senja.”

    Mereka duduk di bangku kayu di halaman rumah, menikmati pemandangan matahari yang perlahan tenggelam. “Bu, kenapa Ibu suka senja?” tanya Naya tiba-tiba.

    “Karena senja itu indah, Naya. Senja mengingatkan Ibu bahwa setiap hari yang melelahkan selalu berakhir dengan keindahan. Seperti hidup kita, meski banyak tantangan, selalu ada keindahan di setiap akhir hari,” jawab Rina lembut.

    Naya mengangguk-angguk, mencoba memahami kata-kata ibunya. “Bu, Naya ingin Ibu selalu bahagia. Naya sayang Ibu.”

    Rina terharu mendengar ucapan putrinya. “Ibu juga sayang Naya. Naya adalah alasan Ibu untuk selalu bahagia,” ucapnya sambil memeluk Naya erat. Pelukan itu selalu membuat Rina merasa hangat, seolah semua beban hilang seketika.

    Hari itu, setelah menutup toko roti kecil miliknya, Rina merasa sangat lelah. Namun, melihat senyuman Naya saat ia pulang selalu menjadi obat penawar. “Bu, tadi Naya belajar tentang matahari di sekolah. Kata Bu Guru, matahari itu besar sekali dan sangat panas,” cerita Naya dengan antusias saat Rina baru masuk rumah.

    “Iya, benar sekali, sayang. Matahari itu sangat penting untuk kehidupan kita,” jawab Rina sambil meletakkan tas dan mencuci tangan.

    “Seperti Ibu untuk Naya,” lanjut Naya polos.

    Rina terdiam sejenak, terharu mendengar kata-kata putrinya. “Terima kasih, sayang. Ibu akan selalu ada untuk Naya, seperti matahari yang selalu ada untuk bumi,” jawab Rina dengan senyum lembut.

    Malam itu, setelah makan malam dan menidurkan Naya, Rina duduk di meja makan sendirian, memikirkan kehidupannya. Ia tahu, menjadi single mom bukanlah hal yang mudah. Tapi demi Naya, ia siap menghadapi semua tantangan. “Untuk Naya, Ibu akan selalu kuat,” bisiknya pada diri sendiri.

    Keesokan harinya, Rina kembali menjalani rutinitasnya. Bangun pagi, menyiapkan sarapan, mengantar Naya ke sekolah, lalu bekerja di toko roti. Meski lelah, ia selalu merasa ada semangat baru setiap kali melihat Naya.

    Sore itu, setelah menjemput Naya dari sekolah, mereka berjalan pulang sambil berbincang-bincang. “Bu, kapan kita bisa jalan-jalan ke pantai lagi?” tanya Naya.

    “Secepatnya, sayang. Ibu janji, kalau toko roti Ibu semakin sukses, kita akan jalan-jalan ke pantai lagi,” jawab Rina sambil tersenyum.

    “Yay! Naya tidak sabar!” seru Naya dengan gembira.

    Setibanya di rumah, mereka langsung bersiap-siap untuk menikmati senja. “Naya, ambil selimut kecil itu. Kita duduk di luar sambil menikmati senja,” ajak Rina.

    Mereka duduk di bangku kayu dengan selimut kecil yang hangat. “Bu, Naya senang sekali setiap kali kita duduk di sini,” kata Naya sambil menyandarkan kepala di bahu ibunya.

    “Ibu juga, sayang. Ini momen yang paling Ibu tunggu-tunggu setiap hari,” jawab Rina sambil memeluk Naya erat.

    Matahari semakin tenggelam, langit berubah warna menjadi jingga keemasan. Senja itu, Rina merasa semua perjuangan dan lelahnya terbayar lunas dengan kebahagiaan yang dirasakan bersama Naya. “Pelukan di balik senja ini adalah hadiah terindah,” pikir Rina sambil menatap putrinya yang tersenyum bahagia.

    Hari baru akan datang, dan Rina siap menghadapinya. Dengan Naya di sisinya, ia tahu ia punya kekuatan untuk menghadapi segala tantangan. Senja berikutnya akan selalu menjadi momen yang dinantikan, momen di mana ia bisa merasakan cinta dan kehangatan yang sejati.

     

     

    Kreator : Masniya Ulfah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Pelukan di Balik Senja

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021