KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Pembelajaran dari Kesulitan

    Pembelajaran dari Kesulitan

    BY 04 Jul 2024 Dilihat: 126 kali
    Pembelajaran dari Kesulitan_alineaku

    Jesi duduk di tepi tempat tidurnya, memandangi foto ayahnya yang tersenyum hangat. Ayahnya baru saja meninggal dunia, meninggalkan kekosongan besar dalam hidupnya. Kesedihan yang mendalam membuatnya bingung dan kaku, tak tahu apa yang harus diperbuat. Kehilangan ayahnya tidak hanya mempengaruhi emosinya, tetapi juga situasi finansial keluarganya. Dengan ayah yang tidak lagi bisa mencari nafkah tambahan, beban ekonomi keluarga terasa semakin berat meskipun ibunya yang seorang guru masih berusaha mencukupi kebutuhan mereka.

     

    Dalam situasi yang penuh ketidakpastian itu, Jesi mendapat tawaran menjadi guru pengganti di sebuah sekolah. Jesi ditawari untuk mengajar di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama di salah satu kota tempat tinggalnya. Jesi diminta untuk mengganti guru-guru yang berjalan hadir untuk mengajar siswa-siswanya. Tawaran ini datang di saat Jesi baru saja memulai semester pertamanya di universitas, dan ia merasa ragu untuk mengambilnya. Mengajar sambil kuliah adalah tugas yang berat, apalagi dia baru saja memasuki dunia perkuliahan yang penuh dengan tantangan.

     

    Namun, setelah mempertimbangkan dengan matang, Jesi memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. Ia merasa perlu merasakan sendiri betapa sulitnya mencari uang, seperti yang ayahnya lakukan selama ini. Ayahnya pandai sekali menyembunyikan rasa lelah di wajahnya. Ayahnya selalu terlihat santai dan baik-baik saja. Padahal sebenarnya mungkin ayahnya pasti lelah setelah seharian bekerja. Atau mungkin ayahnya tidak ingin anak-anaknya melihat kelelahannya dalam bekerja. Ayah Jesi selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. 

     

    Jesi mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia dengan penuh semangat. Dia selalu mempersiapkan bahan ajar dan beberapa game untuk selingan ketika mengajar di kelas nanti, agar siswanya tetap semangat. Meskipun bayaran yang diterimanya hanya 35.000 rupiah per jam, ia menjalani pekerjaannya dengan tekun. Setiap kali berdiri di depan kelas, Jesi mengingat bagaimana ayahnya dulu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ia mulai menghargai pengorbanan ayahnya dan merasakan betapa pahitnya perjuangan mencari nafkah.

     

    Setelah sebulan mengajar, Jesi mulai kewalahan dengan tugas-tugas kuliah yang semakin menumpuk. Ia pun memutuskan untuk berhenti mengajar dan fokus pada studinya. Dari pengalaman singkatnya mengajar, Jesi belajar banyak hal. Ia memahami bahwa mencari uang bukanlah hal yang mudah dan pengorbanan yang dilakukan oleh ayahnya dulu sangat besar. Jesi bertekad untuk tidak menyia-nyiakan uang dan berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambil.

     

    Kehidupan di kampus pun tidak berjalan mulus. Jesi menghadapi perlakuan yang tidak adil dari senior-seniornya. Salah satu contohnya adalah saat Jesi dan teman-teman sejurusannya disuruh mengadakan bazar dengan menjual makanan dan minuman. Hasil dari bazar tersebut tidak transparan dan hanya dikonsumsi oleh para senior. Jesi dan teman-temannya merasa kecewa dan merasa dimanfaatkan. Namun, Jesi berusaha berpikir positif. Ia mencoba menganggap bahwa ini adalah bagian dari penerimaan mahasiswa baru dan berusaha beradaptasi dengan situasi tersebut.

     

    Setiap kali ada bazar, Jesi dan teman-temannya disuruh menjual produk dengan harga yang tinggi. Ketika barang-barang tersebut tidak laku, Jesi sering kali terpaksa membeli sendiri dengan uang jajannya. Senior-seniornya tidak mau menerima produk yang tidak terjual dan hanya menginginkan uang hasil penjualan. Jesi merasa tertekan dengan kondisi ini, tetapi ia terus berusaha menjalani peraturan tersebut agar tidak dibully oleh senior di jurusannya.

     

    Selama satu semester, Jesi menjalani perlakuan semena-mena dari para seniornya. Ia merasa lelah, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Ada kalanya Jesi berpikir untuk pindah jurusan karena tidak tahan dengan perlakuan tersebut. Namun, ia menurunkan niatnya karena mengingat betapa sulitnya ia berjuang untuk masuk ke jurusan itu melalui jalur bebas tes. Jesi menghargai usahanya dan tidak ingin menyerah begitu saja.

     

    Setelah semester pertama berlalu, Jesi merenungkan semua yang telah ia alami. Ia menyadari bahwa kesulitan dan ketidakadilan adalah bagian dari hidup yang harus dihadapi dengan sabar. Dari pengalaman tersebut, Jesi belajar untuk tidak mudah menyerah. Ia juga menyadari pentingnya mengingat perjuangan dan usaha yang telah dilakukan untuk mencapai hari ini. Kesulitan yang dihadapi Jesi mengajarkannya untuk lebih menghargai setiap pencapaian dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

     

    Jesi bertekad untuk terus melanjutkan studinya dengan semangat yang baru. Ia berusaha menjalani setiap tantangan dengan pikiran yang positif dan hati yang kuat. Jesi menyadari bahwa hidup tidak selalu adil, tetapi ia tidak boleh menyerah. Pengalaman mengajar dan menghadapi senior-senior yang semena-mena telah mengajarkannya banyak hal tentang ketabahan, tanggung jawab, dan keberanian dalam menghadapi kesulitan.

     

    Pada akhirnya, Jesi berhasil menyelesaikan studinya dengan baik. Ia belajar untuk menghargai setiap perjuangan dan tidak menganggap remeh pengorbanan orang lain. Jesi menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana, siap menghadapi tantangan apapun yang datang dalam hidupnya. Pembelajaran dari kesulitan yang ia alami menjadi bekal berharga dalam perjalanan hidupnya ke depan. Jesi tahu bahwa dengan ketabahan dan tekad yang kuat, ia mampu mengatasi segala rintangan dan mencapai impian-impiannya.

     

     

    Kreator : JESINTA DEWI SRIKANDI

    Bagikan ke

    Comment Closed: Pembelajaran dari Kesulitan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021