Kapan dan bulannya saya tidak ingat lagi, awal karir saya sebagai jurnalis. Namun, yang saya ingat, tahun 1981, Karena waktu itu saya baru tamat SMAN Negeri Padang Panjang namun gagal masuk Perguruan Tinggi Negeri dan hanya diterima di Perguruan Tinggi Swasta. Tetapi karena biaya yang begitu besar, orang tua saya pun tak sanggup untuk membiayai kuliah di swasta dan salah satu keinginan saya bisa bekerja. Sedangkan, salah satu persyaratan masuk kerja adalah kita harus punya keterampilan mengetik.
Waktu itu belum ada komputer seperti sekarang ini dan saya pun ikut kursus mengetik di Arma Pasar Usang Kota Padang panjang dan di saat kursus itu pula lah inspirasi saya muncul untuk menulis. Keinginan menulis itu setelah saya memperhatikan, setiap saya mandi dan berenang di Lubuk Mata Kucing tempat luncuran untuk terjun patah dan tidak pernah terpikirkan oleh pengelolanya untuk memperbaiki sedangkan retribusi untuk pemandian tersebut tetap dipungut. Karena sejak SD sampai SMA hobi saya berenang di Lubuk Mata Kucing.
Setelah tulisan itu saya tulis, kemudian saya membawa tulisan itu ke Koran terbitan padang dan waktu itu hanya ada tiga media yaitu Harian Singgalang, Haluan dan Harian Semangat dan semula saya ingin membawa tulisan saya itu ke Harian Singgalang namun karena masih baru tamat SMAN dan tinggal di Padang Panjang, alamat kantornya juga saya tidak begitu tahu dan setelah sampai di Padang dan naik angkot dan saya diturunkan di Masjid Nurul Iman dan sopir angkot menyebutkan ada penerbit Koran di sebelah masjid Nurul Iman Padang yaitu Koran Harian Semangat.
Kemudian, saya masuk kantor Harian Semangat walaupun dengan rasa gugup dan sekaligus saya diterima oleh karyawan di sana,setelah saya menyampaikan ingin memasukan tulisan saya untuk Koran. Dan kemudian saya diajak oleh masuk ruangan kerjanya oleh Bapak yang belum saya kenal waktu itu dan menanyakan saya dari mana
Di situlah saya memperkenalkan diri, saya dari Padangpanjang, baru tamat SMAN dan ada tulisan saya tentang Lubuk Mata Kucing dan waktu saya ketik tiga halaman dan tulisan tersebut saya serahkan kepada bapak tersebut.
Kemudian, setelah tulisan yang diserahkan kepada Bapak tersebut dan setelah membaca tulisan saya buat tersebut satu per satu, lalu beliau menjawab,
“Tulisan yang Nanda buat sangat bagus dan Nanda sangat berbakat, tapi ada kata-kata mubazir yang harus dihindari dan kata-kata ini sebaiknya dihapus, dikurangi.”
Cara penyampaiannya memberikan masukan kepada saya betul membuat saya senang, namun dia terus mengoreksi dan mencoret tulisan saya tersebut. Ia tetap mengatakan sangat bagus sekali tulisannya. Namun, kalau boleh ulang mengetik lagi dan perbaiki lagi, dan meminjami saya mesin ketik untuk mengulang mengetik lagi terhadap tulisan yang telah saya buat tersebut.
Terakhir, barulah saya tahu Bapak tersebut Pimpinan Redaksi Harian Semangat dan Juga Ketua PWI Sumatera barat Bapak H. Kamardi Rais, Dt. P. Simulia dan kini sudah almarhum.
Dan esok pagi harinya, saya sudah menunggu mobil Koran Harian semangat di Padang Panjang, tepatnya di samping hotel minang dan waktu itu ada percetakan syaadiah namun sekarang hotel dan percetakan itu tidak ada lagi di Padang panjang dan Saya langsung membeli Koran tersebut namun setelah saya lihat berita tersebut pada halaman pertama tidak ada, pada halaman kedua juga tidak ada dan baru ada pada halaman 8 dan saya masih ingat berita itu dimuat satu kolom dan saya juga masih ingat lagi judulnya, ‘TEMPAT LUNCURAN PEMANDIAN LUBUK MATA KUCING PATAH’
Melihat tulisan yang saya buat itu, saya merasa senang dan bahagia sekali. Rasanya sangat ingin memberitahukan kepada setiap orang tentang tulisan yang saya buat karena saking bahagia namun yang lebih membahagiakan saya lagi dampak tulisan berita yang saya buat dan hari kedua sesudah berita saya keluar dan saya pergi lagi ke lubuk mata kucing untuk mandi berenang dan saya betul kaget dan haru karena tempat luncuran untuk terjun ke pemandian tersebut sudah diperbaiki dan sudah bagus lagi.Di situlah timbul rasa bangga saya dan memotivasi saya untuk menulis, karena melalui tulisan pertama itulah sampai saat ini memotivasi saya untuk terus menulis dan jadi jurnalis.
Kreator : Mustafa Akmal
Comment Closed: Pengalaman Sebagai Wartawan
Sorry, comment are closed for this post.