Di sebuah sekolah Katolik yang asri, terdapat seorang siswi bernama Anna. Ia dikenal sebagai siswa yang rajin dan selalu menyebar senyum. Namun, ada satu hal yang membuat teman-temannya kadang merasa tidak nyaman; Anna agak susah untuk mendengarkan dengan seksama. Ketika di kelas, ia terkadang sibuk dengan pikirannya sendiri saat guru menjelaskan pelajaran. Bila temannya bercerita, Anna kadang memotong pembicaraan dan tidak memberikan perhatian yang cukup. Inilah yang membuat teman-temannya merasa tidak dihargai dan mulai mengasingkan diri.
Suatu hari, gurunya, Bu Anita mengajak Anna bercakap-cakap. “Anna, apakah kamu tahu bahwa mendengarkan dengan baik adalah bagian penting dari kasih sayang?” tanya Bu Anita dengan lembut. Anna diam dan mulai sadar bahwa selama ini ia belum benar-benar mendengarkan orang-orang di sekelilingnya. Bu Anita kemudian menceritakan kisah dari Injil Markus 7:31-37, dimana Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan bisu. Dengan penuh kasih sayang, Yesus menyentuh telinga dan lidah orang itu, dan seketika ia bisa mendengar dan berbicara dengan baik. “Anna,” lanjut Bu Anita, “Yesus menunjukkan kepada kita bahwa mendengarkan dan mengungkapkan dengan baik adalah anugerah yang harus kita jaga dan gunakan untuk saling menguatkan.”
Setelah mendengar kisah itu, Anna merenungkan maknanya. Ia menyadari bahwa mendengarkan adalah bentuk penghormatan kepada orang lain, dan mengungkapkan dengan baik adalah cara untuk menunjukkan kasih sayang. Anna mulai berubah; ia lebih memperhatikan ketika gurunya mengajar, dan ia belajar untuk mendengarkan teman-temannya dengan hati. Ia pun mulai berbicara dengan lebih lembut dan penuh pertimbangan, sehingga teman-temannya merasa dihargai dan nyaman bersamanya.
Perubahan sifat Anna membawa dampak besar. Teman-temannya mulai kembali dekat dengannya, dan suasana kelas pun menjadi lebih harmonis. Mereka semua belajar bahwa dengan mendengarkan dan mengungkapkan dengan baik, mereka dapat menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan pengertian. Seperti yang dikatakan oleh bapak pendidikan, Ki Hadjar Dewantara, “Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.” Anna, dengan teladannya, mengingatkan kita semua akan pentingnya saling mendukung melalui cara kita mendengarkan dan berbicara.
Di akhir cerita ini, kita diingatkan bahwa iman kita kepada Tuhan mengajarkan kita untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dalam segala hal, termasuk dalam hal mendengarkan dan mengungkapkan. Marilah kita semua, sebagai siswa dan siswi yang beriman, belajar untuk menjadi pendengar yang baik dan berbicara dengan bijak, sehingga kita dapat menyebarkan kasih dan kedamaian di manapun kita berada. Seperti Anna, kita juga bisa menjadi cahaya bagi sesama dengan memperhatikan bagaimana kita mendengarkan dan berbicara setiap hari.
“Mendengarkan dengan baik adalah bentuk kasih sayang, sementara berbicara dengan bijak adalah cara untuk menunjukkan penghargaan kepada sesama.”
Refleksi
Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.
- Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
- Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
- Hari ini saya sangat bersyukur karena…
Kreator : Silvianus
Comment Closed: Pentingnya Memahami dan Mengungkapkan Dengan Baik
Sorry, comment are closed for this post.