“Dari mana kamu Andro? “, tanya ibu.
“ Dari main ibu” Ucap andro acuh.
“ Ya, bu tau, main dari mana? “
“Dari rumah si Hendra anak pak Parman yang ada di ujung gang itu bu” Jawab Andro dengan gaya khas cueknya.
Ibu sejenak terdiam dan menghela nafas.
“ Mandi, sholat dan ganti pakaianmu, bau sangat ibu cium itu”, perintah ibu.
Andro tak mengacuhkan si ibu. Ia malah membuka tudung saji di atas meja dan mengambil piring untuk makan.
“Andro, andro… dengar kata ibu? “ Mulai sedikit bernada tinggi melihat tingkah anaknya.
“ Ibu yang cantik ntar ya, Andro lapar, mau makan dulu. “ dengan senyum manjanya.
‘Hmmmm….. Hmmm’.
Andro beranjak ke ruang TV, menghidupkan dan menonton film kartun kesukaan nya ‘ Sinchan’.
“Makan jangan sambil nonton Andro”, larang ibu.
Andro tak mengacuhkan peringatan ibu.
“Andro, dengar kata ibu ya, kamu jangan pernah pergi ke warnet! “
Andro memberi jempol kepada ibu. Kembali ia melanjutkan makan dan menonton filmnya.
Dari arah pintu depan, suara Herman memanggil “ Andro…. Andro…. “
Ibu membukakan pintu “ Eh… Herman, mencari Andro ya?”
Herman hanya menganggukkan kepala nya.
“ Emang ada apa Herman, mau ajak Andro main lagi ya? “
Kembali ia menganggukan kepalanya. Tak sedikitpun penjelasan kalimat keluar dari bibir Herman.
“ Main kemana? Ke lapangan ya atau ke rumah si Budi? “
Herman tak memberi isyarat sedikitpun. Ia menundukan kepalanya. Terdiam dan tak berani lagi melihat wajah ibu.
“Oh yaudah kalo Herman tidak memberi tahu ibu, nggak apa apa. “ sambil mengelus kepala Herman. “ Masuk dulu yuk, Andro lagi makan “.
Herman mengikuti langkah ibu masuk ke dalam. Herman menghampiri Andro yang ada di ruang TV.
Ibu meninggalkan mereka berdua. Terjadi kode pengkode an di antara mereka.
Keduanya saling berbahasa non verbal, kelingan mata, gerakan kepala . Dunia hanya milik mereka berdua.
Sepiring bolu jagung fresh dari oven ibu suguhkan di hadapan mereka. Aroma nya bikin lidah bergoyang dan bulu kuduk berdiri. Siapapun pasti takkan menolak jika di suguhkan ini di hadapannya.
Tak cukup itu saja se ceret teh panas menambah kenikmatan dan memanjakan perut yang kosong.
“Ayo dimakan, jangan malu-malu “ kata ibu.
“ Ibu nanti saja ya selepas pulang bermain, Andro masih kenyang ibu” ucap Andro.
“Tapi Herman kan lapar Andro, betul kan man?” tanya ibu.
Herman tak menjawab seperti biasa nya namun lirikannya jelas menggunakan hasrat ingin menikmati bolu jagung dan teh panas ibu.
“ Ah ya sudah, ibu tinggal ke dapur dulu. Jangan pergi dulu ya Andro, titip liatin bolu, ibu mau ambil tudung saji dulu “ ucap ibu.
Mereka berdua pun mengangguk.
Dari arah dapur ibu berkata dengan suara keras“ Ya, tudung saji nya kotor kena cipratan minyak penggoreng ikan, di cuci dulu lah”. Sepertinya itu diperuntukkan untuk seseorang.
***
Herman mencolek Andro dan berkata “ Ndro, ku cicipi sedikit aja potongan bolu ini ya, aku lapar dan haus juga ndro, sebentar aja “ pinta Herman dengan memelas.
“Tapi buruan ya…. Jangan kelamaan. “
Herman hanya mengisyaratkan temukan ibu jari dan telunjuk.
Andro tertawa geli melihat kartun kesayangan nya , ‘ guling…. guling…. guling, asiiikkkkk, ada kue ketapang goreng… ‘ , menirukan gaya si sinchan.
Herman pun sangat menikmati waktunya melahap boku jagung olahan ibu. Tanpa ia sadari ia telah melahap 4 potong bolu yang tersedia, sisa tinggal 2 potong lagi.
Mundur teratur dan mulai menikmati teh hangat yang tersedia. ‘huuuuppppp’ suara sruput teh hangat yang dinikmati Herman.
“Assalammualaikum…. assalammualaikum “ sahutan berasal dari depan pintu rumah Andro.
“ Wa’alaikumussalam warahmatullah” jawab ibu sambil membuka pintu rumah, rupanya sedari tadi ibu telah memperhatikan Andro dan Herman dari balik lemari pembatas ruangan.
“Eh, Jona, ada apa ya? “ tanya ibu.
“Mencari Andro dan Herman bu, ada kah? “
“ Sudah sore gini mau mengajak main ya? “, selidik ibu.
“Tadinya iya bu, kami uda buat janji tuk bermain, tapi Jona tunggu gak datang mereka bu. “ ucap Jona.
“ Memang janji ketemuan dimana? “
“ Eh anu bu…. “ sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“ Ya sudah kalau tidak mau bilang, mari masuk, mereka ada di dalam”, ajak ibu.
Jona mengangguk dan mengikuti ibu ke dalam.
“ Woiiiii, .. “ panggilan Jona mengejutkan Andro dan Herman.
“Eh kok kemari? Tunggu disana aja “, ucap Andro.
Jona tak menentu membalas pertanyaan Andro, ia malah membalas nya dengan jitakan ringan di dahi Andro dan Herman.
“Hampir 2 jam setengah aku menunggu kalian di warnet om Dedy, kalian tak kunjung datang. Uda habis pun uang ku tuk beli bakso yang mangkal di depan om Dedy. Rupanya enak-enakan kalian di sini.” , jelas Jona.
Andro dan Herman melirik ke jam dinding yang ada di ruangan itu dan ternyata sudah hampir pukul 6 sore. “Aduh, lupa aku “ ucap Herman sembari menepuk dahinya sendiri.
“ oalahhh, iya ampe lupa juga aku, maaf ya Jona “ ucap Andro.
Ibu yang mengintip dari balik lemari pembatas tersenyum puas. Ya puas atas kemenangannya. 😊😊😊
Kreator : Noer maya
Comment Closed: PERANGKAP IBU
Sorry, comment are closed for this post.