Pernahkah menyimak kisah bagaimana perjalanan bunda Khodijah bertemu dengan jodoh terbaik pilihan Allah?, di usia berapa Allah mentakdirkan itu?.
Pernahkah menyimak bagiamana Maryam binti Imran, perempuan yang suci lagi saat taat namun diuji dengan memiliki buah hati tanpa seorang suami dan proses biologis penciptaan manusia pada umumnya?
Atau, bagaimana kehidupan bunda Aisyah tanpa seorang keturunan hingga akhir hayatnya?, namun kelimpahan ilmu, kecerdasan yang menjadikan beliau salah satu shahabiyah yang dijadikan rujukan ilmu oleh para sahabat Nabi Muhammad saw.
Pernahkah sesekali menyimak kisah seorang Asiyah, yang Allah titipkan baginya suami yaitu Fir’aun menyatakan dirinya sebagai Tuhan. Sedangkan Asiyah adalah perempuan yang teguh pada keyakinan bahwa Allah satu satunya sesembahan?
Apakah yang bisa diambil hikmahnya untuk diteladani di masa kini?
Di era peran perempuan berdiri di atas fitrahnya dan nilai nilai keislaman dengan perkembangan zaman yang ada.
Bahwa, keempat perempuan di atas adalah perempuan yang dipilih Allah untuk bisa diambil kisah pelajaran berharga dalam hidupnya. Bahwa ujian juga sebuah bentuk kasih sayang Allah, yang tidak selalu melemahkan diri namun memberikan ruang terbaik untuk terus menjadi lebih baik.
Silahkan simak doa Asiyah dalam surat At-Tahrim ayat 11, doa yang diabaikan oleh Allah sebagai simbol kekuatan keyakinan, “Ya Robbku, bangunkalah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari perbuatan yang dzolim.”
Doa yang Asiyah panjatkan menjadi simbol bahwa kekuatan yang ada pada dirinya lahir dari keyakinan yang kuat, tekat suci yang menjadikan tawakal sepenuhnya kepada Pemilik Hidupnya.
Sedangkan Maryam binti Imran, ujian berbalut logika akal manusia. Kehadiran Isa bin Maryam tanpa ayah biologis, sedangkan ia merupakan perempuan yang suci, hanif lagi taat kepada ayah juga Penciptanya. Dicela oleh masyarakat dan lingkungannya. Dengan kepayahan dan keluhan perempuan pada umumnya, namun Allah memberi hiburan kepadanya bahwa akan lahir putri yang akan mengemban tugas risalah. Kasih sayang Allah memang tidak selalu bisa dilogikakan akal manusia.
Siapa yang tidak tahu Aisyah binti Abu Bakar, putri salah satu sahabat terbaik Rasulullah saw yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Salah satu istri Nabi Muhammad saw yang cerdas, berilmu, memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Ilmu beliau menjadi rujukan pada sahabat sepeninggal nabi wafat. Pengetahuan yang luas akan hadits, fikih dan syair. Namun Allah uji dengan tidak memiliki keturunan sepanjang hidupnya. Akankah hal itu menjadikan beliau perempuan yang lemah, berputus asa, terus mengeluh merasa tidak spesial seperti perempuan pada umumnya?.
Begitu pula dengan ibunda Khadijah, perempuan yang dipilih Allah mendampingi Nabi Muhammad saw, bertemu di usia empat puluh tahun. Bertemu jodoh terbaik di usia yang terbilang tidak lagi muda. Menjadi yang pertama mengimani kenabian, mendukung setiap perjalanan perjuangan menyampaikan risalah langit, mendukung perjuangan Islam.
Begitulah perempuan perempuan pilihan Allah, yang dengannya ujian hidup membersamainya. Bahasa kasih sayang Allah yang terkadang sulit dicerna dengan logika manusia.
Jika hari ini Allah tengah menguji, sebetulnya itu bagian dari bahasa sayang Allah, ujian tidak selalu melemahkan, ujian bisa membuka jalan kebaikan.
Mari perbanyak membaca, terutama tentang sejarah tokoh tokoh perempuan pilihan, perempuan hebat yang bisa memberi inspirasi, menjadikan diri bijaksana dan berilmu dalam bersikap dan menghadapi titipan ujian kehidupan.
Wallahu A’lam.
Kreator : Diyah Laili
Comment Closed: Perempuan Pilihan
Sorry, comment are closed for this post.