Aku sudah mantap akan pergi kesuatu tempat yang kudambakan seorang diri. Ya seorang diri. Aku tidak mengajak siapa pun. Aku pergi benar-benar seorang diri.
Aku telah mempersiapkan semuanya. Bersamaku ada satu tas cukup besar berisi semua keperluanku selama masa “pelarian”ku.
Yaaa, aku sengaja pergi seorang diri tanpa memberitahu suami dan anak-anak ke mana aku akan pergi. Semua serba rahasia. Dan itu sangat menantang dan membuat ku sangat bergairah melakukannya.
Dimulai dengan aku berjalan kaki ke luar rumah tanpa diketahui oleh siapa pun. Beruntung ketika aku ke luar tak seorangpun tetangga yang melihatku.
Aku lalu memesan gocar setelah berjalan cukup jauh dari rumah. Tujuanku jelas, menuju penginapan di suatu tempat wisata. Aku sudah membayangkan, betapa akan menyenangkan berada di sana
Sepanjang jalan aku berusaha untuk tidak mengingat orang-orang yang mungkin mulai mempertanyakan keberadaan ku.
Aku telah memblokir semua contack person orang yang kemungkinan akan menghubungi ku. Aku benar-benar tidak mau diganggu. Aku ingin melayani diriku sendiri. Aku hanya ingin sendiri. Itu saja
Sepanjang jalan aku tidak membuka percakapan dengan driver kecuali hanya memberi tahu tujuanku.
Aku mulai menuangkan apa yang kurasakan ke dalam aplikasi catatan yang ada dalam gadgetku.
Ternyata rasanya jauh lebih excited dibanding ketika semua ini hanya ada dalam angan-angan.
Tempat yang kutuju adalah penginapan yang cukup unik. Bentuk kamar dibuat dengan fasad rumah berbentuk segi tiga. Ruang yang ada di dalamnya cukup luas. Di sana ada satu bad, meja kecil, jemuran handuk. Dan di ruang belakang terdapat kamar mandi yang luas.
Oww, alangkah lega rasanya bisa sampai di tempat ini seorang diri.
Aku menyapu seluruh ruangan dengan pandangan takjub. Seakan tak percaya, aku bisa ada di sini seorang diri. Sesaat aku hanya duduk di tempat tidur dan mulai menata hatiku untuk memulai hari yang telah kurajut beberapa waktu lalu.
Lalu akupun membuka tas besar yang kubawa. Aku mengeluarkan Al-Qur’an, notebook dan ballpoint dan meletakkannya di atas meja. Aku sengaja membawa buah jambu,peer, pisang dan jeruk. Tak.lupa 2 botol aqua ukuran 1,5 ltr. 4 Susu kotak, roti tawar dan slei coklat. Mie instan, cabe rawit dan jeruk nipis tidak ketinggalan.
Aku membutuhkan air panas. Untuk itu aku membawa termos dan gelas stainless listrik yang dapat dipakai merebus air dan mie instan. Semuanya kuletakkan di rak bawah meja.
Pakaian dan peralatan mandi tetap kubiarkan di dalam tas.
Ah… Alangkah senangnya.
Aku melepas kerudung kemudian berbaring telentang memandang langit-langit kamar yang tinggi. Suasana hening menghadirkan perasaan agak asing sebenarnya. Tetapi aku berusaha untuk menyukainya.
Hari masih pagi, angka waktu diponselku menunjukkan angka 09.05.
Sebaiknya aku memulai aktivitas ku dengan sesuatu yang baik. Aku lalu bangkit dari tempat tidur dan mengeluarkan mukenah dan sajadah lalu ke kamar mandi untuk berwudhu.
Dalam hadist Bukhori yang aku kaji, aku menemukan riwayat, Rosulullah bersabda, bahwasanya Allah akan membangunkan rumah berlian di surga bagi orang iman yang kontinyu mengerjakan sholat Dhuha 12 raka’at. Sejak penemuan itu aku berusaha keras untuk mengerjakan sholat Dhuha 12 raka’at setiap hari. Dan di sini, di tempat yang jauh dari rumahku ini, dimana aku hanya seorang diri, aku juga melakukan nya.
Rasanya tenang dan rileks. Tidak seperti bila aku berada di rumah. Sering aku disindir suami, kenapa aku tidak keluar-keluar dari Musholla. Yaa memang sih, kewajiban ku menyediakan sarapan harus kudahulukan. Tetapi menurut ku sarapan tidak perlu terlalu pagi. Membiarkan perut kosong dan keroncongan di waktu pagi sangat baik untuk memberi kesempatan enzim yang ada di dalam tubuh memakan sel-sel tubuh yang sudah rusak. Pengetahuan inilah yang mendasari kenapa aku sering menyiapkan sarapan agak siang. Tetapi itu hanya “pengetahuan” yang tak
penting untuk diterapkan menurut suamiku, jadinya yaaa pengetahuan tinggallah pengetahuan, taat suami harus dinomorsatukan.
Di sini aku sendiri. Aku akan melakukan apa yang ingin aku lakukan. Hanya itu.
2 Komentar Pada Pergi
Sampai kapan?.Apakah kau puas setelah kejenuhan telah terobati?.
Puaskan. Setelah kwjenuhan telah terobati, segera kembali dengan pribadi yang baru, tentunya yang lebih baik.
Semangat, semoga sehat sll.
Ayo dong coment. Boleh kritik, saran, akan saya terima dengan senang hati.