KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Pergi Umroh itu Soal Niat dan Kemauan

    Pergi Umroh itu Soal Niat dan Kemauan

    BY 23 Jul 2024 Dilihat: 125 kali
    Kisah-kisah Ajaib Haji dan Umroh_alineaku

    Pergi Umroh itu Soal Niat dan Kemauan, Kisah Gadis dan Tabungan Minim Malah Dapat Umroh Gratis

     

    Tasya adalah seorang gadis berusia 23 tahun dan bekerja sebagai penulis naskah di sebuah rumah produksi. Suatu ketika, di Bulan Ramadhan, ia mendapatkan tugas untuk liputan kegiatan “Buka Puasa dari Hotel ke Hotel.” Usai, shalat Tarawih berjamaah, seorang ustadz memberikan ceramah mengenai pengalamannya pergi umroh. “Bapak dan ibu, jika diberikan kesempatan pergi umroh, datanglah ke Madinah dan ziarah di Makam Rasulullah. Pengalaman saya, ketika di sana, Saat saya mengucapkan salam, Assalamu’alaikaa Yaa Rasulullah. Belum selesai salam itu saya ucapkan, tercekat tenggorokan saya. Tak mampu lagi Saya membendung air mata ini. Rasulullah, membalas salam kita. Yakinlah, salam kita dibalas, itulah mengapa tak bisa kita menahan air mata kerinduan pada Rasulullah.”

    Kata-kata Ustad tersebut begitu menggetarkan jiwa Tasya. Sehingga, tanpa terasa iapun ikut menangis, menangis sejadi-jadinya. Karena malu suara tangisnya terdengar. Tasya berlari ke balik tiang dan meluapkan air matanya. “Ya Allah, apakah ini yang namanya rindu? Aku belum pernah melihat sosok Rasulullah. Apakah kerinduanku sangat dalam, sehingga mendengar kisahnya, aku tak kuasa menahan tangisku?” ujar batin Tasya.

    Sejak kejadian itu, yang ada di otak Tasya hanya ingin pergi umroh. Ia mulai googling, membandingkan review jamaah, dimana travel umroh yang murah dan bagus. Tabungannya baru ada 14 juta, dari hasil penelusurannya, pergi umroh yang murah biasanya terjadi di Bulan Juli, karena saat itu sedang musim panas. Baiklah, InsyaAllah, Tasya siap, panasnya dunia belum seberapa jika dibandingkan dengan panasnya akhirat. Dengan giat bekerja dan menabung, Tasya yakin ia akan berangkat umroh.

    Tasya juga belum bicara pada orangtuanya. Niat ini dia pendam sendiri, karena khawatir ayahnya tidak akan setuju. Tasya belum pernah bepergian ke luar negeri sendirian. Maka Ia pun menghubungi sahabatnya, Dinda. “Din, lo kepikiran buat umroh gak?, tanya Tasya. “Mau sih. Tapi uang dari mana? Masa gue minta ke ortu, gak enak lah,” kata Dinda. “Lo emang gak ada Tabungan?, tanya Tasya. “Kalau dipake buat pergi umroh, Tabungan gue ludes dong, jadi miskin dong gue, hehehe. Kata Dinda. MasyaAllah, Tasya menghela nafas. Tidak ada sejarahnya, orang yang pulang haji dan umroh, menjadi miskin, bahkan Allah akan berikan rizki dari tempat yang lain. Rizki tidak harus berbentuk harta, bisa ketenangan jiwa, Kesehatan, tetangga yang soleh dan solehah dan lainnya.

    Baiklah, sepertinya, Tasya hanya harus mengandalkan Allah untuk urusan ini. Biarlah Allah, yang membawanya menuju Baitullah. Hingga suatu saat, di sebuah hotel di Jakarta, ada pameran Tour dan Travel untuk Haji dan Umroh. Rumah produksi, tempat Tasya bekerja, diundang sebagai partner kerja. Dan di sinilah, kantor Tasya mendapat tugas, untuk membuat video dokumentasi Umroh, jamaah dari Kalimantan Selatan. Jamaah ini, sebanyak 30 orang dan menggunakan semua fasilitas kelas 1. Saat itu, belum ada kereta cepat Mekah dan Madinah, maka perjalanan Mekah dan Madinah, ditempuh menggunakan pesawat.

    Tasya menginap di Hotel Hilton Makkah. Hotel ini sangat dengan Masjidil Haram, cukup membuka jendela, masjid dan suara azan sudah nampak di depan mata. Di Madinah, Tasya menginap di Hotel Le Meridien. Pergi umroh kali ini, Tasya justru tidak mengeluarkan uang sepeserpun, malah diberi uang saku dari kantornya. Dari kantor, diberangkatkan dua orang, Tasya dan Mas Liliek, kebetulan Mas Liliek adalah teman dari paman Tasya.

    Saat berada di Mekah, Tasya tidak habis-habis mengucap Syukur. Tasya semakin merasa yakin, kalau pergi umroh dan haji bukan hanya perkara mampu atau tidak, tetapi mau atau tidak. Ketika ada niat dan kemauan keras, insyaAllah akan dimampukan oleh Allah.

    Ada hal yang tidak akan terlupakan oleh Tasya saat berada di Mekah. Yap, kerinduan pada Rasulullah. Saat menjelang waktu Ashar di Masjidil Haram, Tasya bergumam. “Ya Allah, aku sudah sampai di sini, di tanah kelahiran pria paling sempurna sepanjang zaman. Tidaklah berlebihan, jika aku meminta seperti apa sosoknya? Tidak perlu terlihat wajahnya, kelebatan atau apapun Ya Allah.” Iqomah kemudian dikumandangkan. Dan entah bagaimana,  yang awalnya Tasya mendapatkan tempat duduk, ia tergeser-geser dan malah tidak mendapatkan tempat. Imam sudah takbir, Tasya berada di luar shaf sambil kebingungan. Dan seseorang kemudian menariknya masuk barisan untuk sholat berjamaah. Saat mulai sholat itulah, Tasya kembali menangis. Ya Allah, maaf, saya terlalu lancang. Meminta hal yang berlebihan. Sepanjang sholat, air mata Tasya terus mengalir. Ia mohon maaf atas gumamnya yang lancang. Sampai pada rukuk di tahiyat akhir. Tasya mencium bau yang sangat wangi. Wangi yang belum pernah ia cium sebelumnya. Wangi yang sangat menenangkan. Dan wangi yang membuatkan terpejam sampai tersenyum. 

    Sampai pada sujud rakat terakhir. Air mata Tasya berubah menjadi air mata kebahagiaan. Terima kasih ya Allah, apapun itu tandanya, terima kasih sudah menjawab semua doa-doaku secara kontan. Setelah mengucapkan salam, Tasya berdoa, dan mencoba menghirup wangi yang sebelumnya ia nikmati, namun wangi itu sudah tidak ada. Wangi yang lembut dan menenangkan dan sangat berbeda dengan bau Hajar Aswad. Usai sholat Ashar dna berjalan ke hotel, senyum di bibir Tasya tidak pudar. Ia kerap membayangkan sholat Ashar terindah yang pernah terjadi dalam hidupnya. Terima kasih ya Allah.

     

     

    Kreator : Nurhablisyah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Pergi Umroh itu Soal Niat dan Kemauan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021