KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Perjalanan hari ini

    Perjalanan hari ini

    BY 27 Okt 2024 Dilihat: 167 kali
    Perjalanan hari ini_alineaku

    Hidup ini sesungguhnya mengajarkan kita banyak hal, dalam semua kondisi dan situasi. Setiap hari kita bisa belajar dari semua orang yang ada di sekitar kita, yah semua orang bisa menjadi Narasumber buat kita. Karena pertemuan kita dengan siapapun semua atas kehendak Allah, tak ada yang kebetulan. Hanya saja kita sering menutup mata dan tidak mau belajar serta membuka mata untuk melihat dan mencari apa sesungguhnya di balik semua peristiwa yang Allah perlihatkan di hadapan kita.

    Belajar tidak pernah selesai, karena Ilmu itu tak berbatas. Tidak pernah ada kata cukup untuk mengetahui segala sesuatu. Belajar dari ayunan hingga ke liang lahat adalah kesemestian yang harus dijalani selama kita masih dianugerahi usia oleh Allah.

    Seperti malam ini, Aku belajar pada Andi, seorang karyawan perusahaan kereta api yang menelponku pukul 02.30 dini hari hanya untuk menyampaikan bahwa dia menemukan ponsel anakku di kereta, dan melihat ada panggilan dariku beberapa saat sebelumnya. Aku memang menelepon anakku memastikan bahwa dia sudah apakah sampai di bandara, Namanya anak-anak, meski sudah dewasa tetap saja sebagai ibu tidak bisa menghilangkan

    rasa khawatir, apalagi di Jakarta dan tengah malam pula. Flight ke Indonesia Timur sebagian besar terjadwal dini hari dan karenanya kita sudah harus ke bandara pada tengah malam.

    Karena dia menelpon balik dari hp anakku,maka aku langsung terkejut Ketika dia menyapa dengan memberi salam. Ini bukan suara anakku, rasa khawatir yang tadi coba aku hilangkan langsung Kembali menyelimuti perasaanku.

    “Bu, saya Andi, petugas Kereta Api. Saya menemukan ponsel ini di lantai kereta dan melihat beberapa panggilan nomer Ibu.” katanya menjelaskan dan menghapus rasa kaget dan kekhawatiranku.

    “Oh, alhamdulillah. Itu pasti sebabnya telepon Ibu nggak diangkat. Itu ponsel anak saya, kami memang tiba dengan kereta Argo Parahyangan tiba di stasiun Gambir pukul 01.30 dini hari tadi.”

    Andi menanyakan kepadaku kemana dia harus mengantarkan ponsel tersebut. Aku menyebut hotel tempatku menginap, karena anakku dari Gambir langsung ke bandara mengambil pesawat subuh ke Palu, jelasku kepada Andi.

    Anak baik itu mengatakan bahwa segera dia akan mengantarkan ponsel tersebut ke hotel tempat aku menginap. Mataku menyapu jam yang tertera di ponselku, pukul 02.45. Seolah mengetahui pikiranku dia mengatakan, “Saya antar sekarang ya, Bu. Karena hotel ibu sejalur dengan jalan pulang saya. Khawatir kalau besok saya tidak bisa mengantar karena tertidur, Bu. Besok saya harus kerja malam lagi soalnya.”

    Aku mengiyakan, dan sejujurnya aku merasakan bahwa anak ini sangat jujur dan tulus. Aku mengganti daster tidur yang kukenakan dengan baju yang pantas dan bersiap turun ke lobby menunggu kedatangan Andi.

    Ketika aku menelepon anakku dan menanyakan apakah dia tahu bahwa ponselnya ketinggalan di kereta. Dengan enteng anakku menjawab, “Iya Bunda, mungkin jatuh dari kantong celana waktu kita turun, tapi saya sudah ikhlas, sedekah buat yang menemukan.”

    Aku speechless mendengar ucapan anakku. Semakin speechless ketika bertemu dengan Andi, anak baik yang bersedia datang ke hotel tempatku menginap jauh-jauh dari stasiun kota naik motor di saat subuh dini hari. Padahal, aku yakin dia pasti sudah bekerja seharian. Jam seperti ini, pastilah jam istirahat dia, tapi dia rela berpayah-payah mau mengantarkan ponsel anakku ke tempatku.

    Menilik sosoknya, usianya pasti sebaya anak sulungku. Ketika bertemu dengannya, tanpa sungkan dia menjabat dan mencium tanganku. Sedikit kaget aku nyaris buru-buru menarik tanganku karena aku diingatkan oleh kawan untuk menerima orang yang membawa ponsel ini di lobby jangan di luar hotel, khawatir terjadi apa-apa katanya. Apalagi saat subuh di depan hotel cukup sepi. Tapi karena di depan pintu hotel ada dua orang satpam, kekhawatiran agak berkurang.

    “Saya Andi, Bu Hajjah.” katanya memperkenalkan diri.

    “Oh iya. Saya Anna, bundanya Abie yang ponselnya Anda temukan.” jawabku.

    Melihat wajah dan kesantunannya, aku merasa bersyukur bahwa sejak awal aku telah berprasangka baik padanya. Pasti orang yang meneleponku adalah orang baik, mustahil dia berniat jahat sehingga mesti jauh-jauh datang ke hotel hanya untuk mengembalikan ponsel. Toh, dia bisa menggunakan ponsel itu sendiri, menjualnya atau apalah daripada capek-capek harus mencari pemiliknya, subuh-subuh saat orang mestinya lelap berkemul selimut.

    Kalau kemudian sahabatku merasa khawatir dan memesan agar aku jangan keluar sendirian ke depan hotel menerima orang ini, aku faham karena dia tinggal di jakarta dan tingginya tingkat kriminal di Jakarta tentu membuatnya was-was dan khawatir jangan-jangan ini juga modus kejahatan.

    “Bu Hajjah, boleh kita foto sambil Ibu pegang ponselnya?”

    Aku mengangguk mengiyakan. Aku spontan merapikan kerudungku, dan mengangkat tangan yang memegang ponsel milik anakku. Kami pun berfoto bersama. cekrek…

    Dia menunjukkan hasil fotonya, nampak di foto kami berdua tertawa senang. Ketika si Andi berpamitan, aku menyelipkan ongkos ala kadarnya di tangannya.

    “Jangan ditolak, ya. Ucapan terima kasih Ibu karena kamu sudah berpayah-payah datang mengantar ponsel anak Ibu.” kataku.

    Dia terlihat sungkan, tapi aku memaksa menyelipkan ke dalam genggamannya.

    “Saya terima ya, Bu Hajjah. Terima kasih keikhlasannya.” katanya kembali menjabat tanganku dan menciumnya.

    Kali ini tidak aku tarik. Bahkan tangan kiriku spontan terjulur menepuk pundaknya. Ya, aku sangat terkesan dengan kejujuran dan kesantunannya.

     “Fotonya saya simpan ya, Bu Hajjah. Untuk pelajaran biar nanti anak saya tahu bahwa Ayahnya sudah melakukan hal yang benar.”

    Sungguh aku terpana mendengar perkataannya.

    “Anaknya usia berapa?” tanyaku terdorong rasa ingin tahu.

    “Istri saya sedang mengandung, Bu. Tinggal menunggu hari. Harapanku dan ibunya nanti semoga ia menjadi anak baik, jujur dan tentunya jadi anak yang berbakti kepada orang tua, negara dan bangsa.” Katanya dengan tatapan semangat dan wajah sumringah.

    ”Aamin…” kataku hampir bersamaan dengan dua orang satpam hotel yang mendengar perkataan Andi. 

    “Kamu benar, Allah pasti mencatat rapi kejadian malam ini dan Ibu yakin Kebaikan ini akan memberi wasilah kebaikan kepada anakmu kelak.” 

    “Aamiin, Bu Hajjah.” Katanya masih dengan senyum sumringah.

    Insya allah doa kita diijabah, yah. Terima kasih Andi, sudah berlelah-lelah datang mengantarkan ini.” kataku melepas kepergiannya.

    “Sama-sama, Ibu. Saya juga mendoakan semoga Allah membalas kebaikan Ibu, melapangkan rezeki dan selalu melindungi Ibu.” katanya.

    Aku kembali mengaminkan doanya.

    Angin subuh bertiup semilir. Aku mengetatkan kerudungku karena udara dingin sambil mengantarkan Andi berlalu dengan motor bebeknya. Aku berjalan masuk lobby hotel dan mengucapkan terima kasih kepada dua orang satpam yang sejak tadi mengawasi aku dan Andi di depan pintu . 

    Wahai, betapa banyaknya orang baik yang menyebar dimuka bumi ini. Jakarta yang membuat sebagian orang merasa tidak aman, ternyata masih menyimpan anak muda yang jujur dan berakhlak baik. 

    Terima kasih ya Allah, karena Engkau telah  mengajari sesuatu yang teramat penting padaku, bahwa dimanapun kita berada jika kita bersangka baik, melakukan hal baik, maka Allah akan mempertemukan kita dengan orang-orang baik.

    Dan bahwa jika kita memiliki sesuatu yang kita peroleh dengan cara baik, maka Allah akan mengembalikan barang tersebut meskipun kita sudah rela kehilangannya.

     Dan bahwa doa baik yang kita mohonkan untuk orang lain akan berbuah doa baik pula dari orang lain untuk kita.

    Karena kebaikan yang kita lakukan, akan kembali kepada kita, seperti halnya kejahatan yang kita lakukan pun akan kembali kepada pelakunya.

    Untuk Andi, karyawan PT KAI yang jujur dan berakhlak baik aku berdoa di shalat subuhku untuknya, Kiranya Allah swt senantiasa melindungi keluarganya, menyelamatkan istri dan calon bayinya. Memberikan mereka rezeki yang barokah serta anak yang sholeh dan jujur seperti orang tuanya. Amin.

     

     

    Kreator : Anna sovi malaba

    Bagikan ke

    Comment Closed: Perjalanan hari ini

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021