Bulan Juli yang lalu saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka pernikahan adik ipar yang mendapatkan jodoh gadis dari Pangkal Pinang. Perjalanan tersebut sangat berkesan bagi saya selain karena ini adalah pengalaman pertama menginjakan kaki di Bangka Belitung, tapi juga pengalaman pertama dalam hidup saya mengalami kerusakan mobil di jalan tol.
Saya tinggal di Lampung, dulu saya berkuliah di Kota Yogyakarta, dari situ jugalah saya mendapatkankan jodoh. Setelah menikah kami sekeluarga tinggal di Lampung, sedangkan keluarga istri tinggal di Jogja. Adik ipar kebetulan mendapatkan istri warga Pangkal Pinang, Bangka Belitung, ceritanya mirip dengan saya, calonnya itu juga kuliah di Jogja dan mendapatkan jodohnya disana.
Singkat cerita setelah musyawarah keluarga dan persiapan lain sebagainya diputuskan acara digelar di Kota Pangkal Pinang, kita semua akan berkumpul di sana dari tempat asal kita masing-masing. Mertua dan adik yang akan menikah berangkat dari Jogja, adik ipar yang satu lagi dari Jombang, Jawa Timur. Sedangkan saya, istri, dan anak berangkat dari Lampung. Kami yang dari Lampung memutuskan untuk menggunakan mobil pribadi dengan pertimbangan efisiensi biaya dibanding menggunakan moda transportasi udara.
Berangkatlah kami menuju Bangka Belitung, sebelum berangkat hujan lebat mengguyur sejak pagi. Kendaraan beberapa hari sebelumnya sudah dilakukan pengecekan di bengkel. Kami berangkat dari rumah di Kabupaten Pesisir Barat kemudian bermalam di Kabupaten Lampung Tengah di rumah adik kandung saya, itung-itung silaturahmi sekalian istirahat dan dengan pertimbangan agar star menuju Bangka Belitung dapat dilakukan sepagi mungkin agar tidak terlalu malam sampai di sana.
Pada pagi hari kami berangkat dari Lampung Tengah, masuk tol Bandar Jaya. Awalnya semua terlihat lancar dan baik-baik saja. Namun sekitar kurang lebih 3 jam perjalanan saya mulai merasakan ada yang tidak beres dengan suara mesin kendaraan, dan benar saja setelah itu tidak lama kemudian mobil mulai bersuara kasar seperti gesekan besi. Saya putuskan menepi, matikan mesin dan menghubungi petugas jalan tol. Yang membuat perasaan bercampur aduk waktu itu adalah anak-anak kami yang kepanasan dan lapar, tapi yang bisa kami lakukan hanya menunggu dan berdoa.
Setelah dilakukan usaha-usaha oleh petugas jalan tol, selama kurang lebih 5 jam akhirnya mobil diputuskan untuk ditarik menuju exit tol terdekat. Kemudian petugas tol membantu menghubungi bengkel. Tidak lama bengkel datang dalam keadaan hujan deras kami pun sampai di bengkel tersebut. Waktu sudah menunjukan pukul 17.00 sedangkan perjalanan kami masih panjang. Pemilik bengkel menawarkan untuk mengantarkan kami ke pelabuhan, dengan syarat dibantu uang BBM dan pembayaran tol, mengingat perbaikan mobil membutuhkan waktu agak lama kami pun menyanggupinya. Mobil kami tinggal di bengkel, 4 hari kemudian akan kami ambil ketika kami pulang dari Bangka Belitung.
Kami sampai di pelabuhan Tanjung Api-api, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan sekitar pukul 21.00, kapal mulai berlayar kira-kira pukul 22.00. Setelah berlayar kurang lebih 4 jam kami sampai di Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Kami sudah ditunggu oleh keluarga mempelai wanita yang sejak kami masih di kapal sudah menghubungi kami. Akhirnya alhamdulillah pukul 05.30 kami sampai di Pangkal Pinang. Suatu perjalanan yang luar biasa, yang tidak hanya menguras mental dan fisik tapi juga biaya karena untuk jasa perbaikan kendaraan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Suatu pelajaran yang berkesan bagi kami. Bagi saya pribadi perjalanan ini memberikan pengalaman bertemu berbagai macam orang yang berbeda. Ada yang dari mereka sungguh ingin membantu, namun ada pula yang membantu dengan imbalan. Pelajaran lain yang tidak kalah penting juga adalah perihal ketelitian dalam membeli kendaraan, apalagi kendaraan bekas, harus benar-benar diteliti terlebih dahulu, tidak perlu buru-buru karena hasilnya bisa seperti saya, terburu-buru membeli mobil ternyata mengecewakan, ditambah kurang jujurnya pemilik kendaraan sebelumnya yang tidak terbuka perihal kondisi kendaraan yang akan dijualnya. Tapi saya percaya tidak ada yang sia-sia di dunia ini, segala yang kita alami sudah ditakdirkan dan segalanya akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang diperbuat selama hidupnya.
Comment Closed: Perjalanan Ke Pangkal Pinang
Sorry, comment are closed for this post.