Surprise Duta Pendidikan Australia
Tak terasa sudah 5 tahun aku menjadi warga SMPN 5. Tapi anehnya tak ada rasa duka karena suasana kekeluargaan benar-benar kental. Baik antar teman kerja maupun antar siswa, yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menyayangi yang muda hingga layaknya saudara. sungguh luar bisa dan akupun merasa nyaman dengan lingkungan tersebut. Hingga aku benar-benar menyukai profesi ini karena semua berjalan dengan baik. Agustus 1999 seorang pemuda menyuntingku dan kami pun menikah di tahun yang sama. Setahun kemudian aku melahirkan anak pertamaku, dengan terpaksa aku pun harus resign dari sekolah dengan alasan untuk mengurus bayiku karena suamiku yang kerja di luar kota, memaksaku untuk focus pada bayiku. Meski sekolah memintaku untuk izin saja, jangan resign, Namun karena ini anak pertamaku dan akupun tak tau sampai kapan akan punya waktu lagi untuk bekerja maka aku memilih untuk resign agar proses belajar mengajar tidak terganggu.
Setelah melahirkan aku aku benar benar istirahat, semua pekerjaan di luar rumah ku hentikan, aku benar-benar focus pada bayiku. Satu tahun kemudian tepatnya di tahun 2021 aku bertemu teman sekolah adikku yg membutuhkan guru bahasa inggris untuk pondok pesantren, dan aku mencobanya meski ada keraguan, aku belum pernah masuk pondok apalagi menjadi bagiannya hingga timbul rasa minder mampukah aku menjadi bagian warga pondok.
Pagi Juli 2021 itu aku sedang menggoreng tempe ketika ponselku berdering. Segera ku angkat, ternyata teman adikku memintaku untuk datang ke sekolahnya pagi itu juga dengan membawa berkas ajuan, dengan bergegas ku matikan kompor dan segera bersiap. Meski ada keraguan tetap saja aku melangkah memasuki kawasan pondok itu, ada rasa cemas, tapi keinginan kuat untuk tahu kehidupan pondok membuatku mantapkan langkah kakiku. Dan ternyata benar, ketika aku menyampaikan berkas lamaranku di kantor tata usaha, aku langsung ditolak, tentu saja aku bingung, bukankan aku di minta untuk datang, lalu kenapa sekarang aku ditolak. Dengan sedikit kesal aku keluar, tapi aku tak mau menyerah begitu saja. Aku pergi ke kantor yayasan yang berada di depan sekolah dan di sana aku diterima dengan baik. Dan bisa dipastikan aku langsung menjadi bagian dari mereka
Sejauh ini aku masih merasa nyaman menjadi seorang guru yang sejujurnya tak pernah ada dalam anganku. Waktu itu pelajaran di pondok masih terpisah dengan pelajaran umum, pelajaran umum di pagi hari dan sorenya pelajaran agama. Sehingga kami jarang bertemu dengan para pengasuh pondok sehingga yang kurasakan sama seperti aku mengajar di luar pondok, bercanda, tertawa terbahak-bahak saat ada yang melucu, sama sekali tak terlihat fanatisme semua berjalan lancar hingga tak terasa 3 bulan sudah aku menjadi warga pondok.
Suatu hari dalam pertemuan yang tak disengaja aku bertemu dengan kepala sekolah SMPN 1 lalu beliau memintaku untuk kembali menjadi bagian warganya. Dan akupun tak menolak karena aku memang suka mengajar disana murid-muridnya yang antusias dan semangat dalam belajar bahasa inggris menjadikan aku merasa sangat diperlukan dan Oktober 2021 aku kembali menjadi warga SMPN 1 selain juga warga pondok. Hingga suatu hari datanglah seorang duta keuangan dari Australia mereka ingin memberikan bantuan pembangunan gedung untuk sekolah yang memadai, siang itu aku ketika kami sedang belajar tiba-tiba bapak kepala sekolah mengetuk pintu dan berkata “nah ini pelajaran Bahasa Inggris dan itu gurunya” spontan kami menoleh ke arah pintu, lalu kepsek memperkenalkan beliau, dan beliau langsung menyapa kami dengan bahasa inggrisnya, sepertinya beliau memang belum paham bahasa Indonesia.
“Good afternoon guys…” ucapnya dan di luar dugaan muridku menjawab dengan serentak “Good afternoon sir…” gemuruh suara siswa yang bersamaan, membuat beliau tertegun, “great’ ucapnya terkejut. Beliau tak menyangka mendapat jawaban yang serentak, beliau pun terpesona dan segera masuk ke kelas, “wou… excellent” ucapnya. Lalu “who can introduce yourself ? I want to know you” ucapnya lagi. Lalu aku berkata “come on mayang, please introduce yourself. Come on…”. Dengan sedikit ragu Mayang berdiri dan mulai memperkenalkan dirinya. Aku terus menyemangatinya dan akhirnya,
“MY name is mayang, I Live in Watervang, my hobby is reading,…” Mayang memperkenalkan diri dengan lancar dan itu benar-benar menjadi kejutan bagi beliau. Segera beliau menatapku dan menghampiriku
” What is your name? tanyanya padaku.
“ M..My name is Sukma” jawabku gagap
“How long have you touch? Tanyanya lagi
“at about five years” jawabku singkat. Setelah beberapa pertanyaan berhasil beliau tanyakan, beliau pun pamit “nice to see you guys, good bye..” ucapnya dengan senyum puas, “Good bye Sir… jawab mereka membahana, dan beliau pun meninggalkan kami, terlihat beliau sangat puas dengan hasil kerjaku. Dan kami pun melanjutkan pelajaran hingga istirahat tiba. Aku keluar dari kelas menuju kantor guru, dan surprise… di sana telah duduk Kepsek dengan senyum senang, terlihat beberapa jajanan tersaji di piring sebagai ucapan terima kasih pada ku. Dan beliau berkata bahwa dutanya tadi sangat surprise mendengar jawaban siswa yang serentak. Beliau bilang jika pagi tadi beliau telah berkeliling di beberapa SMA, tapi ketika beliau menyapa hanya satu dua siswa yang menjawab yang lain hanya diam. Oleh sebab itu beliau sangat puas di sekolahku dan berjanji akan memberikan bantuan pembangunan gedung, kamipun senang mendengarnya.
Tahun 2023 aku lulus sebagai guru bantu dan aku ditempatkan di pondok/SMP IT tempat ku mengajar karena permintaan ketua yayasan, sebenarnya aku agak kecewa bukankah aku adalah guru honor daerahnya di SMPN 1?. Tapi apa boleh buat, dengan terpaksa aku terima dengan rasa kecewa aku pun harus resign dari SMPN 1. Sejak itu aku hanya mengajar di pondok saja. Dan dari sanalah mulai timbul ketidak nyamanan itu.
Kreator : Sukma wijayati
Comment Closed: PERJALANAN SI KUTU BUKU MENEMUKAN PASSIONNYA (BAB 3)
Sorry, comment are closed for this post.