KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Cerbung Part 2 : Perjodohan

    Cerbung Part 2 : Perjodohan

    BY 08 Jan 2023 Dilihat: 158 kali

    Penulis : Nurhayati (Member KMO Alineaku)

    Tini lulus SMA dengan nilai ijazah yang cukup bagus, impiannya untuk melanjutkan pendidikan ke kota semakin terbuka lebar, tinggal meyakinkan kedua orang tuanya untuk pergi mendaftar kuliah. Dalam perjalanan pulang, dia menyusun kalimat demi kalimat yang sekiranya meyakinkan. Dia membayangkan bagaimana respon orang tuanya jika niat kuliah disampaikannya. Dalam hati dia berdoa “semoga bapak dan ibu mendukung keinginanku untuk kuliah. Namun  dia sendiri tidak yakin, “apa iya dibolehkan, soalnya kuliah itu biayanya tidak sedikit ditambah lagi dengan biaya kos-kosan serta biaya hidup selama kuliah. Tini ragu karena paham bagaimana kondisi keluarganya yang hidup serba pas-pasan, namun dalam batinnya dia tidak mau menyerah dengan keadaan, dia harus kuat, dia harus bisa, mau tidak mau dia harus tega merepotkan orang tuanya untuk membiayainya selama kuliah.

    Setelah makan malam Tini menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya ke kota. Termasuk keinginannya untuk menjadi guru, bapaknya memberikan respon terhadap keinginan anaknya tersebut, “cita-citamu menjadi guru itu bagus nak, ponakan bapak ada beberapa yang sudah jadi guru, “tapi…. (Suara bapak menggantung) sambil melirik ibu, gimana bu? Ibu, “apa ? (seolah-olah tidak mendengar cerita Tini) Tini mengulangi ucapannya kalau dia ingin pergi mendaftar kuliah ke kota dan ingin menjadi guru kelak. Ibunya berkata, “tapi nak kuliah itu perlu biaya, dari mana uangnya? apalagi adek-adekmu juga masih banyak yang harus dibiayai. Sambil melanjutkan kalimatnya, “nanti kamu akan jauh dari pengawasan orang tua, apa sudah sanggup hidup mandiri? Apa bisa menjaga diri? Apat tidak membuat malu dan kecewa nanti? Tini seolah tidak mau lagi mendengarkan keraguan orang tuanya dengan pertanyaan-pertanyaan seolah-olah tidak percaya dengan kemampuan anaknya, dia langsung menjawab, “ Kalau masalah uang, kan kopi yang kita tanam  dulu sudah dipanen (berarti ada uang), dulu bapak sama ibu berjanji kalau rajin menanam hasilnya  untuk ongkos sekolah (biaya kuliah), bapak sama ibu tidak usah terlalu menghkawatirkan keadaan saya di kota percayalah Tini Insya Allah bisa menjaga diri, di sana juga ada paman dan keluarga lainnya. 

    Sebenarnya orang tua Tini menyimpan rahasia yang belum mereka sampaikan kepada anaknya tersebut. Dengan kalimat yang agak ragu-ragu ibunya berkata,” bukannya tidak percaya denganmu nak. Kami yakin kamu bisa menjaga diri, persoalannya adalah sudah dua kali utusan  keluarga  dari kampung seberang datang  meminang, mereka menghargai keluarga kita, ingin mempererat tali persaudaraan dengan adanya ikatan perkawinan antara kedua keluarga, bagaimana nak?. Dengan tegas Tini berkata,”kalau saya tidak mau nikah dulu, saya mau sekolah, mau kuliah sampai sarjana, silahkan ibu tawarkan ke adik-adik  yang malas sekolah, siapa tau dia mau dijodohkan seperti yang ibu mau, Tini menegaskan kembali kalau dia tidak mau dijodohkan, karena mau kuliah.

    Tini begitu kekeh meyakinkan kedua orang tuanya akan harapan dan impiannya untuk merubah nasib, dia selalu mengingat kata-kata mutiara bahwa, “tujuan utama dari pendidikan adalah mengubah kegelapan menjadi sebuah cahaya.” Dia berharap dengan sekolah sampai sarjana dia bisa keluar dari kegelapan menuju cahaya, menghentikan kemiskinan yang masih dirasakan oleh keluarganya, dia begitu yakin kalau bisa kuliah sampai sarjana seperti tetangganya di kampung. 

    Dengan melihat keberanian dan kegigihan Tini dalam menyakinkan orang tua dan keluarga, pada akhirnya orang tuanya luluh, tidak memaksanya menerima perjodohan tersebut. Orang tuanya mengikhlaskan dia melanjutkan sekolah ke kota. Pada dasarnya orang tuanya juga menyadari kalau anaknya tersebut punya potensi, layak dipercaya karena selain  rajin anak tersebut pemberani pasti dia bisa membawa diri jika jauh dari orang tua. Orang tua mesti dapat memahami karakter, potensi dan cita-cita anaknya, mereka seharusnya mensuport keinginan yang sangat mulia dari si anak, tidak terlalu takut akan biaya kuliah yang penting tetap berusaha, bekerja keras mencari nafkah.  Orang-orang bijak berkata anak sekolah itu ada rezekinya sendiri.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Cerbung Part 2 : Perjodohan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021