Penulis : Nurhayati (Member KMO Alineaku)
Tini lulus SMA dengan nilai ijazah yang cukup bagus, impiannya untuk melanjutkan pendidikan ke kota semakin terbuka lebar, tinggal meyakinkan kedua orang tuanya untuk pergi mendaftar kuliah. Dalam perjalanan pulang, dia menyusun kalimat demi kalimat yang sekiranya meyakinkan. Dia membayangkan bagaimana respon orang tuanya jika niat kuliah disampaikannya. Dalam hati dia berdoa “semoga bapak dan ibu mendukung keinginanku untuk kuliah. Namun dia sendiri tidak yakin, “apa iya dibolehkan, soalnya kuliah itu biayanya tidak sedikit ditambah lagi dengan biaya kos-kosan serta biaya hidup selama kuliah. Tini ragu karena paham bagaimana kondisi keluarganya yang hidup serba pas-pasan, namun dalam batinnya dia tidak mau menyerah dengan keadaan, dia harus kuat, dia harus bisa, mau tidak mau dia harus tega merepotkan orang tuanya untuk membiayainya selama kuliah.
Setelah makan malam Tini menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya ke kota. Termasuk keinginannya untuk menjadi guru, bapaknya memberikan respon terhadap keinginan anaknya tersebut, “cita-citamu menjadi guru itu bagus nak, ponakan bapak ada beberapa yang sudah jadi guru, “tapi…. (Suara bapak menggantung) sambil melirik ibu, gimana bu? Ibu, “apa ? (seolah-olah tidak mendengar cerita Tini) Tini mengulangi ucapannya kalau dia ingin pergi mendaftar kuliah ke kota dan ingin menjadi guru kelak. Ibunya berkata, “tapi nak kuliah itu perlu biaya, dari mana uangnya? apalagi adek-adekmu juga masih banyak yang harus dibiayai. Sambil melanjutkan kalimatnya, “nanti kamu akan jauh dari pengawasan orang tua, apa sudah sanggup hidup mandiri? Apa bisa menjaga diri? Apat tidak membuat malu dan kecewa nanti? Tini seolah tidak mau lagi mendengarkan keraguan orang tuanya dengan pertanyaan-pertanyaan seolah-olah tidak percaya dengan kemampuan anaknya, dia langsung menjawab, “ Kalau masalah uang, kan kopi yang kita tanam dulu sudah dipanen (berarti ada uang), dulu bapak sama ibu berjanji kalau rajin menanam hasilnya untuk ongkos sekolah (biaya kuliah), bapak sama ibu tidak usah terlalu menghkawatirkan keadaan saya di kota percayalah Tini Insya Allah bisa menjaga diri, di sana juga ada paman dan keluarga lainnya.
Sebenarnya orang tua Tini menyimpan rahasia yang belum mereka sampaikan kepada anaknya tersebut. Dengan kalimat yang agak ragu-ragu ibunya berkata,” bukannya tidak percaya denganmu nak. Kami yakin kamu bisa menjaga diri, persoalannya adalah sudah dua kali utusan keluarga dari kampung seberang datang meminang, mereka menghargai keluarga kita, ingin mempererat tali persaudaraan dengan adanya ikatan perkawinan antara kedua keluarga, bagaimana nak?. Dengan tegas Tini berkata,”kalau saya tidak mau nikah dulu, saya mau sekolah, mau kuliah sampai sarjana, silahkan ibu tawarkan ke adik-adik yang malas sekolah, siapa tau dia mau dijodohkan seperti yang ibu mau, Tini menegaskan kembali kalau dia tidak mau dijodohkan, karena mau kuliah.
Tini begitu kekeh meyakinkan kedua orang tuanya akan harapan dan impiannya untuk merubah nasib, dia selalu mengingat kata-kata mutiara bahwa, “tujuan utama dari pendidikan adalah mengubah kegelapan menjadi sebuah cahaya.” Dia berharap dengan sekolah sampai sarjana dia bisa keluar dari kegelapan menuju cahaya, menghentikan kemiskinan yang masih dirasakan oleh keluarganya, dia begitu yakin kalau bisa kuliah sampai sarjana seperti tetangganya di kampung.
Dengan melihat keberanian dan kegigihan Tini dalam menyakinkan orang tua dan keluarga, pada akhirnya orang tuanya luluh, tidak memaksanya menerima perjodohan tersebut. Orang tuanya mengikhlaskan dia melanjutkan sekolah ke kota. Pada dasarnya orang tuanya juga menyadari kalau anaknya tersebut punya potensi, layak dipercaya karena selain rajin anak tersebut pemberani pasti dia bisa membawa diri jika jauh dari orang tua. Orang tua mesti dapat memahami karakter, potensi dan cita-cita anaknya, mereka seharusnya mensuport keinginan yang sangat mulia dari si anak, tidak terlalu takut akan biaya kuliah yang penting tetap berusaha, bekerja keras mencari nafkah. Orang-orang bijak berkata anak sekolah itu ada rezekinya sendiri.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Cerbung Part 2 : Perjodohan
Sorry, comment are closed for this post.