KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Perjuangan Sang Ibu, Kebahagian Sari

    Perjuangan Sang Ibu, Kebahagian Sari

    BY 17 Okt 2024 Dilihat: 377 kali
    Perjuangan Sang Ibu, Kebahagian Sari_alineaku

    Sari adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia dilahirkan di Semarang, begitu pula adik keduanya yang laki-laki. Ayahnya asli Lampung, sementara ibunya juga berasal dari Semarang. Keluarga mereka sempat tinggal dan hidup nyaman di Semarang, tempat Sari mengenyam pendidikan dari SD hingga SMP. Namun, semuanya berubah ketika pandemi COVID-19 melanda dunia. Perekonomian keluarga mereka mengalami keterpurukan, dan setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya orang tua Sari memutuskan untuk pindah kembali ke kampung halaman ayahnya di Lampung.

    Saat itu, Sari baru saja lulus SMP. Meski berat, ia mengikuti keputusan keluarga dan melanjutkan pendidikannya di sebuah Madrasah Aliyah Negeri yang tidak jauh dari kampung sang ayah. Sayangnya, ketika Sari mulai masuk kelas X, pembelajaran di sekolah tersebut masih dilakukan secara online. Dia tidak merasakan bahagia karena belum pernah bertemu secara langsung dengan teman-teman barunya. Selain menjadi siswa baru, Sari juga termasuk orang baru di kampung ayahnya. Ia merasa terasing dan bosan dengan keadaan yang seakan tidak pernah berubah.

    Namun, di tengah kebosanan itu, Sari menerima kabar yang menggembirakan. Ibunya mengandung calon adik ketiganya. Sari berharap adik yang akan lahir nanti adalah seorang perempuan. Adik keduanya laki-laki, dan ia selalu menginginkan seorang adik perempuan yang bisa diajak bermain dan berbagi cerita.

    Sejak ibunya dinyatakan hamil, suasana rumah sedikit berubah. Ibunya seringkali mengalami perubahan emosi yang membuat Sari bingung dan kadang marah. Namun, ayahnya selalu mengingatkan Sari untuk sabar.

    “Ibu sedang hamil, Sari. Perubahan emosinya itu karena pengaruh hormon. Kamu harus bersabar, ya. Ini tidak akan berlangsung selamanya,” kata Ayah dengan lembut.

    Saat Sari naik kelas XI, pembelajaran tatap muka di sekolah mulai kembali diterapkan. Ini adalah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh Sari. Ia merasa bersemangat dan bahagia karena akhirnya bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman barunya. Ia segera menjadi akrab dengan mereka, tak hanya teman sekelas, tetapi juga siswa kelas X dan XII, berkat keterlibatannya dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

    Di luar sekolah, Sari sering menemani ibunya untuk periksa ke bidan desa. Ia sangat senang ketika merasakan adik dalam kandungan ibunya bergerak aktif. Sari bahkan sering berbicara kepada calon adiknya melalui perut sang ibu, membayangkan hari di mana ia bisa menggendong adik perempuannya.

    Namun, seiring dengan mendekatnya Hari Perkiraan Lahir (HPL), Sari justru mulai merasa cemas. Malam itu, ibunya mulai merasakan mulas seperti tanda-tanda mau melahirkan. Ayahnya, yang memang selalu takut dan tidak berani menemani istrinya saat melahirkan, meminta Sari untuk mengantarkan ibunya ke rumah bidan.

    Setelah tiba di rumah bidan dan dilakukan pemeriksaan, ternyata baru bukaan dua. Bidan menyarankan agar mereka pulang terlebih dahulu karena jarak rumah tidak terlalu jauh.

    “Jika rasa sakit dan mulasnya semakin sering, bawa kembali ke sini,” kata bidan.

    Pagi harinya, setelah sholat subuh, rasa sakit yang dirasakan ibunya semakin sering. Sari segera mengantarkan ibunya kembali ke rumah bidan. Saat diperiksa, ternyata sudah bukaan sembilan. Sari merasa takut dan tidak tega melihat ibunya yang menahan rasa sakit. Kekhawatiran mulai merayapi benaknya; ia takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada ibu atau calon adiknya.

    Sambil menangis, Sari berdoa. “Ya Allah, mudahkanlah proses kelahiran ini. Berikan keselamatan dan kesehatan untuk ibu dan adikku,” pintanya dalam hati.

    Sari menemani ibunya sepanjang proses persalinan. Ayahnya, seperti biasa, tidak berani berada di ruangan yang sama karena tidak tahan melihat Sang Ibu menahan sakit. Setelah beberapa jam yang mendebarkan, adik Sari lahir dengan selamat. Bayi perempuan yang sehat dan menggemaskan itu akhirnya hadir di dunia.

    Sari menangis haru dan bahagia. Ia memeluk ibunya erat, bangga akan perjuangan sang ibu yang telah bertaruh nyawa untuk melahirkan adiknya.

    “Ibu, terima kasih. Aku sangat bangga padamu,” ucapnya sambil mencium pipi ibunya yang basah oleh air mata bahagia.

    Saat ia menatap wajah adik perempuannya yang mungil, hatinya dipenuhi rasa syukur. Ia teringat pelajaran Qur’an Hadist yang disampaikan gurunya, Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS Luqman 14) 

    Sari berjanji dalam hatinya untuk selalu menghargai ibunya dan berbuat baik kepada orang tuanya. Hari itu, tidak hanya adik perempuan yang ia nantikan lahir ke dunia, tetapi juga kesadaran akan betapa berharganya pengorbanan seorang Ibu.

     

     

    Kreator : Siti Murdiyati, M.Pd

    Bagikan ke

    Comment Closed: Perjuangan Sang Ibu, Kebahagian Sari

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021