Tahukah kamu apa yang paling menyakitkan dalam hidup? Yaitu memperjuangkan sesuatu yang sulit untuk bersama karena ketinggian ego dan keadaan yang tidak mendukung. Pasti rasanya sungguh menyakitkan ,di ibaratkan berharap pada dahan lapuk yang menunggu kapan waktunya patah jatuh ke bawah.
Pilihan ada pada diri masing-masing tetap bertahan walaupun rasa sakit menunggu si dia untuk memperjuangkan balik atau tinggalkan cari yang baru. Hakikatnya adalah jika dia bukan untukmu semesta akan membuatmu tersakati terus menerus sampai kamu sendiri melepasnya dengan ikhlas. Tetapi jika memang dia ditakdirkan untuk melengkapi hidupmu sejauh apa pun dan ke mana pun pergi pasti di pertemukan lagi dengan yang tidak terduga.
Jika yang di perjuangkan memiliki iman dan keyakinan yang sama belum berhasil, lalu apa kabar bagi orang yang berbeda keyakinan? Sungguh lebih sakit dan sulit buat bersatu. Kamu yang ikut dia atau dia yang ikut sama kamu. Seperti memakan buah simalakama dilepaskan sakit ditinggalkan tidak bisa.
Antara lonceng gereja yang berdentang atau suara Azan yang berkumandang. Sulit untuk meninggalkan saat hati yang sudah terikat satu sama lain. Namun, jika bersama apakah kedua belah pihak saling mendukung? Atau mempertahankan ego untuk kebahagiaan sendiri. Sulit memang sih tapi apakah tidak ada jalan buat bersama, lalu mengapa semesta mempertemukan jika akhirnya saling menyakiti satu sama lain. Apakah ada cara lain ?.
Seperti cerita teman saya sendiri, dia non muslim beragama Kristen, dia sudah dua tahun menjalani hubungan dengan gebetannya yang beragama Islam. Sekarang dia linglung apa harus saya lakukan sekarang bagaimana kelanjutannya? Sampai kapan seperti ini terus tidak ada perkembangannya. Lantas saya sendiri bertanya , apakah kamu sayang sama dia apa yang membuat kamu bertahan selama ini sedangkan posisimu sekarang adalah istri orang lain, mengapa kamu dan dia sampai sejauh ini. Dia hanya tunduk terdiam sambil menjawab, hidupku kacau sekarang sejak tahu ayah dari anak-anak tega menduakan cinta yang saya berikan. Apa salah saya sehingga dia tega melakukan hal yang keji seperti itu? Tidak kah dia memikirkan perasaan saya dan anak-anaknya sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
Aku pun bingung sendiri pasalnya aku belum pernah menjalani mahligai rumah tangga hanya diam sambil mengusap punggungnya. Sabar saja suatu saat akan adanya masa kamu bahagia mungkin tuhan menguji kesabaranmu agar derajatmu semakin meningkat. Aku hanya mampu berbicara demikian sebab tidak tahu lagi mau menjawab apa. Saat saya lagi sedih dia datang, dia selalu menghibur saya dan menemani saya dalam keadaan terpuruk. Dari sini rasa sayang dan nyaman kepadanya muncul lalu melanjutkan hubungan seperti ini sampai sekarang. Dia seorang duda beranak satu, dia tahu apa yang saya rasakan karena dia pernah ada di posisi saya saat itu.
Selanjutnya apa rencana kamu depannya aku bertanya seperti itu. Dia hanya menggeleng. Di sini aku sebagai teman hanya memberi masukan kalau ingin bersama harus mengalah salah satu kamu ikut dia atau dia yang ikut kamu. Dia sekarang masih ragu tetapi dia sempat bilang mau ikut laki-laki itu masuk agama Islam. Lalu saya menjawab apakah kamu yakin 100% jika masuk Islam? Jangan karena cinta mengorbankan agama untuk cinta sesaat, tanyakan pada dirimu sudah yakin dan mampu? Dia hanya diam saja. Aku tersenyum kepadanya pikirkan baik-baik keputusan kamu, jika saya jadi dirimu akan memilih mana yang baik untuk kedepannya . Seandainya kamu pindah agama apakah kamu sudah memikirkan semua tantangan dan risikonya? Kalau saya pribadi senang kalau kamu masuk Islam kita bisa jadi saudara seiman .
Sampai sekarang dia masih kurang yakin dengan keputusannya. Masih menjalani hubungan yang tidak tahu ujungnya seperti apa. Perjuangan kan jika kamu yakin di yang terbaik atau tinggalkan semuanya carilah kehidupan yang lain yang seiman dan seagama. Bisa jadi memperbaiki hubungan yang rusak di masa lalu terima kekurangan dan kekhilafan yang diperbuat.
Yang membuat sedih adalah jika tidak bersatu dengan orang yang di sayangi . Bukan karena tidak memperjuangkan tetapi keadaan yang membuat tidak bersatu terutama soal keyakinan. Salah satu jalan yang diambil adalah meninggalkan semua kisah dan kenangan yang telah terjalin untuk melanjutkan hidup.
Sekian
Comment Closed: Perjuangkan Atau Tinggalkan
Sorry, comment are closed for this post.