KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » perpisahan berujung pertemuan

    perpisahan berujung pertemuan

    BY 15 Mar 2023 Dilihat: 172 kali

    Oleh : isnalailyjuanita

    Pagi ini dingin sekali, hujan deras semalam masih menyisakan air di jalan kampung Suroyya, menyebabkan genangan air di jalan yang belum beraspal. Daun daun banyak berguguran karena angin kencang semalam hampir hampir merobohkan banyak pohon. Suara burung berkicau saling menyahut memecahkan kesunyian pagi yang sahdu ini.  Mentari yang seolah malu malu perlahan mulai menampakkan pesonanya. Baiklah, waktu berangkat sekolah. Suroyya segera mencium tangan ibunya seraya memberi salam. 


    Sesampainya di sekolah, Suroyya memilih masuk dan duduk di kelas. Pagi ini pikirannya sedikit cemas. Cemas menunggu pengumuman hasil seleksi kemarin. Menghela napas panjang sembari berdzikir, itulah yang dia upayakan untuk membuat hatinya tenang. Ting ting ing , suara besi panjang memukul Velg mobil bekas akhirnya berbunya. Pertanda jam masuk kelas sudah dimulai. Semua murid berhamburan datang menduduki kursinya masing-masing. Suara sepatu mencium lantai pun terdengar bergemuruh, seolah ada gempa kecil. Sambil sesekali terdengar bunyi anak-anak menyenggol kursi dan meja.


    Sesaat kemudian guru bahasa Indonsesia, Bu Hasina memasuki kelas. “Di kelas ini ada berapa orang yang mengikuti seleksi?”, Tanyanya.

    “Suroyya saja Bu”, jawab teman kelas Suroyya kompak.

    “Pengumumannya hari ini ya, kalau Suroyya sih pasti berangkatlah ke kabupaten”, ucap Bu Hasina.

    “Amin”, teman kelasnya menjawab.


    Sementara Suroyya, saat ini hatinya masih dag Dig duh seperti bom waktu yang hendak meledak.


    Pelajaranpun dimulai, Bu Suroyya sudah menyampaikan materi dan murid mulai menyimak serta mengeluarkan bulpen dan buku tulis untuk mencatat. 


    Jam menunjukkan pukul 09.30 bel istirahatpun berbunyi. Murid berhamburan keluar kelas bergegas menuju kantin. Suroyya masih duduk di kursinya, belum beranjak sedikitpun.

    “Royya, hasil seleksi sudah keluar. Sudah ditempel”, ucap Mahbubah, murid kelas IPA 1.

    Tanpa sepatah kata Suroyya berlari menuju papan pengumuman. Di sana, peserta seleksi sudah mencari nama masing masing, sedangkan Suroyya masih menunggu dibelakang barisan teman temanya menunggu mereka selsai.

    “Selamat ya Royya, kamu lolos seleksi kabupaten”, Zalfa mengabarkan Suroyya tanpa dia minta. Suroyyapun senyum kegirangan tak sabar ingin memberitahu ibunya yang saat ini pasti di sawah. Seandainya dia punya sayap, ingin rasanya dia terbang untuk mengabari orangtuanya. Ah jangankan sayap, handphone saja dia tak punya. Apalagi handphone, untuk makan sehari hari saja, keluarga sederhana ini juga lumayan susah. 

    “Bagaimana denganmu Fa, kamu lolos juga? Kita berangkat bareng kan ke kabupaten?”, Tanya Royya pada Zalfa.

    “Iya, Alhamdulillah aku juga lolos”, Zalfa menjawab.

    Merekapun saling berpelukan, saling menguatkan. Karena saat ini beban mereka bertambah lebih berat karena harus mengikuti pembinaan khusus buntuk lomba. Disaat yang sama ada tatapan sinis yang sedang memantau mereka. Seolah tatapan singa yang siap menerkam mangsa, ah siapa yang berani manusia dengan tatapan sinis seperti itu?


    Bagikan ke

    Comment Closed: perpisahan berujung pertemuan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021