KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Perpisahan yang Indah

    Perpisahan yang Indah

    BY 09 Jan 2023 Dilihat: 186 kali

    Penulis : Diyonisius Roch Ediyanto (Member KMO Alineaku)

    Malam yang indah dan mempesona. Bulan purnama bersinar terang. Bintang-bintang berkerlip-kerlip memancarkan sinarnya. Langit biru luas tak terbatas. Segumpal mendung pun tiada yang menggantung. Angin bertiup terasa lembut menerpa daun-daun. Sungguh indah mempesona malam ini.

    Rabita, Rabito mengagumi indahnya malam di taman depan rumahnya. Demikian pula Bapak Wortelo dan Ibu Wortela terkesima menatap  indahnya rembulan dan bintang-bintang di angkasa. Mereka berempat tertegun di tempat. Mereka sungguh mengagumi ciptaan Tuhan yang amat baik.

    Selanjutnya mereka berjalan menuju rumah Kelin dan Linci. Rumah Kelin dan Linci tidak jauh dari tempat itu.

    ”Kelin dan Linci, kami datang. Bukalah pintu rumahmu!” Teriak Rabito di depan pintu.

    Sesaat kemudian, terdengar derit daun pintu terbuka dari dalam. 

    ”Hai, Rabito. Selamat malam. Selamat datang di rumah kami.” Kata Kelin yang didampingi oleh Linci. 

    ”Ada apa malam-malam datang ke sini?” Tanya Linci.

    ”Kami datang ke sini berempat. Teman-teman sedang di taman depan rumah ini. Kalian berdua diminta Bapak Wortelo dan Ibu Wortela ke taman. Mereka akan berbicara dengan kita.” Jelas Rabito.

    ”Oke, mari kita ke sana!” Kata Kelin dan Linci. 

    Mereka meninggalkan rumah itu menuju ke taman yang indah. Mereka berjalan dengan riang gembira. Mereka menemui Bapak Wortelo dan Ibu Wortela. 

    ”Selamat malam Bapak dan Ibu tercinta. Selamat malam sahabat-sahabat baik kami.” Sapa Kelin dan Linci. 

    ”Selamat malam semuanya. Mari kita duduk melingkar di taman ini!” Pinta Pak Wortelo.

    Mereka duduk melingkar dengan rapi. Lingkaran itu seperti cincin yang tidak ada ujung dan pangkalnya. Lingkaran itu menggambarkan bahwa persahabatan mereka tidak akan terputus oleh jarak dan waktu. Persahabatan mereka akan abadi. 

    Dalam lingkaran dan suasana hening itu Pak Wortelo bercerita.

    ”Malam ini merupakan malam keenam bagi kami di taman ini. Sudah satu minggu kami mengajari kalian semua menanam sayur-sayuran. Kalian telah praktik menanam sayur-sayuran. Kalian sudah kami ajari bagaimana merawat tanaman sayur-sayuran itu. 

    Besuk pagi kami akan pulang. Kelak kalau saatnya panen tiba, kami akan datang lagi ke sini. Kita bersama-sama memanen sayur-sayuran tanaman kita.” Jelas Pak Wortelo. 

    Suasana semakin hening. Mereka saling memandang dalam keheningan itu. Raut wajah mereka menggambarkan kesedihan. Mulut mereka seperti terkunci, sulit dibuka.

    ”Mengapa kalian semua bersedih? Jangan bersusah!” Kata Ibu Wortela.

    ”Begini Bu, kami sedih karena Bapak dan Ibu akan pulang besuk pagi. Kami susah karena perpisahan akan terjadi. Kami sedih karena kami tidak bisa membalas kebaikan Bapak dan Ibu kepada kmi.” Jelas Rabita. 

    ”Lihatlah rembulan bersinar cerah! Lihatlah bintang-bintang bertaburan di angkasa! Betapa indahnya ciptaan Tuhan itu. Benda-benda angkasa itu dengan suka cita memberikan sinarnya dan keindahannya. Mereka memberi dengan cuma-cuma. Mereka memberi tanpa pamrih. Ibu Wortela dan Bapak Wortelo mencontoh pada rembulan dan bintang-bintang di angkasa. Apa pun yang kami berikan kepada kalian semua. Kami memberikan dengan cuma-cuma dan tanpa pamrih.” Jelas Ibu Wortela. 

    Rabito, Rabita, dan Kelin serta Linci memandang ke angkasa sambil mengaguminya. Kemudian mata mereka menatap ke wajah Pak Wortelo dan istrinya. Mata mereka berempat berkaca-kaca. 

    ”Maafkan kami Pak Wortelo! Maafkan kami Bu Wortela! Terima kasih atas semua kebaikan Bapak dan Ibu untuk kami.” Kata Linci mewakili teman-temannya. 

    ”Sekarang, hapuslah semua air matamu! Janganlah sedih! Jangan susah! Susah itu tidak ada gunanya. Mari kita bergembira bersama-sama!” Pinta Ibu Wortela. 

    Mereka bergembira di taman yang indah itu. Mereka bernyanyi sambil menari. Mereka juga mengagumi keagungan ciptaan Tuhan. Mereka bersuka cita sampai tengah malam. Di tengah malam itu mereka mengakhiri berbagai kegiatannya. Mereka tidur hingga pagi hari. 

    Malam terasa lebih cepat berlalu. Matahari mulai terbit. Ia tidak pernah terlambat. Sinar terangnya menghangatkan dunia. Semua kembang di taman yang indah itu bergembira menyambut matahari. 

    Rabito, Rabita, dan Kelin serta Linci berseri-seri. Pak Wortelo dan Bu Wortela tampak ceria. Mereka semua bergembira. Dalam kegembiraan itu mereka makan bersama. 

    ”Pagi ini kami berdua akan pulang. Kami tidak ingin kalian sedih. Kami menginginkan perpisahan yang indah. Kami ingin meninggalkan kalian dan taman indah ini dalam suasana suka cita. Janganlah susah! Susah itu tidak ada gunanya.” Jelas Ibu Wortela. 

    Mereka bergembira dalam perpisahan itu. Mereka saling berjabat tangan sambil berpelukan. Lalu mereka bernyanyi bersama sambil mengantarkan kepergian Bapak Wortelo dan Ibu Wortela. Berulang-ulang mereka bernyanyi bersama. 

    ”Sayonara sayonara sampai berjumpa pula. Buat apa susah, buat apa susah. Susah itu tiada gunanya.”

    Refleksi:

    1. Apakah aku mengagumi ciptaan Tuhan? 
    2. Apakah aku berterima kasih kepada siapapun yang membantu diriku? 
    3. Apakah aku bisa bersahabat dan bersuka cita dengan sesama?

    Aksi:

    1. Aku akan bersyukur kepada Tuhan atas ciptaan-Nya yang baik dan indah.
    2. Aku akan membiasakan diri untuk berterima kasih kepada siapapun yang membantu diriku.
    3. Aku akan bersahabat dan bersuka cita dengan sesama.

    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Perpisahan yang Indah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021