Aku adalah mahasiswa PPG Prajabatan G1S1 disalah satu perguruan tinggi di kota Kendari. Namaku Aisyah Qurratu’ain, aku memiliki cita-cita untuk menjadi guru yang bisa dekat dengan anak-anak dan menjadi pembimbing mereka di beberapa mata pelajaran. Aku biasa dipanggil Aisyah dan aku sadar betul bahwa untuk menjadi seorang guru tentu bukan hal yang mudah, membutuhkan perjalanan panjang dan perjuangan.
Aku menamatkan perkuliahan S1 dan lulus tepat waktu. Aku mulai mencari informasi mengenai PPG Prajabatan. Singkat cerita, berkat usaha dan kesabaran menjalani beberapa tes untuk bisa menjadi salah satu mahasiswa PPG Pra Jabatan, aku dinyatakan lulus.
Menjalani perkuliahan di PPG cukup berbeda dengan saat aku kuliah S1, terutama di jadwal perkuliahan dimana kami harus sepekan di kampus dan sepekan di sekolah yang telah ditunjuk untuk kami melakukan praktek.
Mulai pengantaran, orientasi, observasi sampai pada praktek terbimbing kami jalani dengan penuh tanggung jawab. Ibu Dariah Nasyiah adalah dosen pamong kami, sangat welcome dengan kehadiran kami. Kami banyak berdiskusi dengan beliau terkait peserta didik dan lingkungan belajar di kelas yang kami gunakan untuk praktek mengajar.
“Aisyah, besok jadwal praktek kamu?” tanya bu Dariah.
“Iya, Bu. Insyaa Allah.”
“Ada beberapa yang perlu direvisi dengan modul ajar yang sudah kamu perlihatkan. Boleh saya lihat lagi?”
“Iya, Bu. Maaf, saya belum print file-nya karena masih mau menunjukkan ke Ibu.”
“Saya rasa sudah cukup,” kata Bu Dariah setelah membuka file modul ajar yang sudah saya buat.
Begitulah aktivitas kami saat berdiskusi dengan guru pamong, kami tidak pernah merasa ditekan ataupun didikte, kolaborasi kami berjalan penuh kearaban dan saling melengkapi. Perlakuan bu Dariah ke kami semua sama tidak ada yang merasa dibedakan. Itulah yang kami suka dari cara beliau merangkul kami.
Menghadapi peserta didik membuatku berpikir bahwa mengajar bukan sekedar mentransfer ilmu kepada mereka, tapi bagaimana aku harus belajar tentang cara memahami karakteristik, gaya belajar, dan latar belakang mereka, juga bagaimana mengelola kelas, dan aku sangat sadar bahwa teknologi baru dalam pengajaran dan pembelajaran berguna bagi guru dan betapa pentingnya adaptif terhadap perkembangan zaman. Namun, satu hal yang terpenting juga untuk aku pahami bahwa guru tidak bisa digantikan dengan peran teknologi.
Selama satu semester kami jalani perkuliahan ini, banyak suka duka yang kami dapatkan tentang usaha, upaya, tanggung jawab, kerja keras dan kerjasama di antara kami. Terkadang, kami menangis dengan tugas yang harus sudah kami selesaikan di LMS. Alhamdulillah, akhirnya terselesaikan juga.
Penarikan mahasiswa PPG Prajabatan dilaksanakan senin depan, kami sudah menginformasikan kepada mereka yang sudah menemani kami dalam kegiatan mengajar dan belajar. Berbagi teori yang sudah kami pelajari di kampus kami implementasikan di kelas. Begitu banyak pengalaman yang kami dapatkan di sekolah tempat kami praktek. Semua akan menjadi bekal kami saat nanti kami menjadi guru profesional.
Terima kasih Bapak Kepala Sekolah, Ibu Bapak Guru semua, dan terkhusus Bu Dariah Nasyiah, dosen pamong kami. Kesabaran dan keikhlasan Ibu membimbing kami selama di sekolah semoga menjadi ladang pahala. Sehat dan semangat ya, Bu. Kami menyayangi dan selalu mengingat apa yang sudah Ibu berikan ke kami.
“Jadilah guru hebat, hebat di segala sisi. Menjadi hebat sudah pasti akan menjadi guru yang baik,” nasehat yang selalu Ibu sampaikan ke kami.
****
Kreator : Indarwati Suhariati Ningsi
Comment Closed: Pesanmu Menjadi Motivasiku
Sorry, comment are closed for this post.