KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » PESONA AISYAH Part 1

    PESONA AISYAH Part 1

    BY 16 Agu 2024 Dilihat: 250 kali
    PESONA AISYAH_alineaku

     

    1.Hari yang Sial

         Penampilan Aisyah yang memakai kerudung pashmina lebar dan memakai niqab atau cadar tidak membuat gerak Aisyah terbatas, dia memilih berlari untuk bisa sampai ketempat dimana dia akan bekerja,karena jarak rumah dengan tempatnya akan bekerja tidak terlalu jauh,selain alasan itu, karena jalan itu tidak dilewati  kendaraan umum, sementara Aisyah tidak mempunyai kendaraan sendiri. Diusianya yang masih muda, 21 tahun, semangat dan tenaga Aisyah masih menggebu-gebu.

         Aisyah terus berlari menyusuri bahu jalan, dan tanpa disadari Aisyah menginjak genangan air , sehingga air itu muncrat.

         “Arggh…”, teriak seseorang dengan suara bariton, yang tengah berdiri tidak jauh dari genangan air kotor itu. Aisyah kaget dan seketika berhenti lalu  melihat kearah suara itu.

         “Astagfirullah…celaka aku”, celetuk Aisyah.

         “Ma-maafkan saya tuan, saya tidak sengaja”, ucap Aisyah, dengan pandangan tertunduk. “ Huuh”, Aisyah membuang kasar nafasnya.

    Tanpa berkata apa-apa pria itu menatap Aisyah tajam, membuat Aisyah panik.

         “Ada apa ini tuan?”, teriak seorang laki-laki yang baru saja datang, kehadapan mereka. laki-laki dengan tubuh kekar dan bertato di lengan kirinya, lalu laki-laki itu melihat kearah Aisyah.

         “Hei…siapa kamu?”, tanya pria bertato itu.

         “Sa-saya, Aisyah”, jawab Aisyah  pelan dengan pandangan masih tertunduk.

    Tidak mengindahkan jawaban Aisyah, pria bertato itu langsung melihatdan mendekati laki-laki yang berada didepan Aisyah, laki-laki yang bajunya terkena muncratan air kotor.

         “Tuan…bajunya?,ucap pria bertato itu.

    Rupanya pria yang bajunya terkena muncratan air kotor itu adalah majikan dari pria bertato itu.

         “Kamu…”,

    Tegas Baran, yang ditujukan pada Aisyah,membuat seluruh badan Aisyah bergetar, karena suara laki-laki itu terdengar  begitu menakutkan di telinga Aisyah.

         “Pergi…”,

    Sambung Baran.

         Aisyah semakin ketakutan,membuat wanita bercadar itu mematung seketika.

         “Kenapa kamu masih berdiri disitu?, kamu tidak mendengar apa kata tuan Baran?”. Tegas kaston, nama laki-laki bertato itu.

         “Ba-ba-baik…maafkan saya”,ucap Aisyah pelan, dan sedikit membungkukan badannya, sebagai tanda maaf dan pamit

    Sebelum melangkah pergi, Aisyah memberanikan diri menatap Baran, namun segera berpaling saat Baranpun melihat ke arahnya.lalu Aisyahpun meninggalkan tempat itu dengan perasaan tidak enak, setelah agak jauh, dari tempat itu, Aisyah kembali berlari, karena Aisyah tidak ingin telat datang dihari pertama dia masuk kerja.

         Dalam beberapa saat, Baran masih melihat Aisyah pergi.

         “Maaf tuan, atas kejadian buruk hari ini, saya datang terlambat”.

    Baran mengalihkan pandangannya, saat kaston bicara padanya. dia justru berlalu meninggalkan kaston dan menuju mobilnya yang baru selesai ditambal ban oleh Kaston karena terkena paku dijalan, dan Baran memilih tidak ikut ke bengkel, dia memilih menunggu, karena ditempat dia menunggu ada toko bunga, dan Baran berniat membeli bunga untuk ibunya. Namun kejadian sial tadi, membuat Baran lupa dengan niatnya itu.

         “Kita berangkat sekarang”,tegas Baran, sambil masuk kedalam mobil.

         “Baik, tuan”, jawab kaston, berlari menyusul Baran masuk kedalam mobil dan duduk di belakang kemudi, lalu  melaju secepat kilat menuju hotel.

     

    *****

     

         Butuh waktu 20 menit, untuk sampai ke hotel. Mobil Baran berhenti di depan pintu masuk hotel, kaston segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Baran,baranpun keluar dari mobilnya, terlihat jelas di jasnya Baran noda air kotor yang sudah mongering. Namun begitu tidak mengurangi ketampanan dan gagahnya pemilik hotel bintang 5 Masion Pine yang terkenal sampai manca Negara karena kenyamanan dan keramahan dari para karyawan hotel itu.

         Baran berjalan menuju pintu masuk hotel, para karyawan yang bertugas di lantai 1 dan penjaga pintu masuk hotel sudah berbaris berjajar menyambut kedatangan Baran.

         “Selamat pagi tuan Baran”, sapa para karyawan serempak  menyapa Baran dengan membungkukan badannya ketika Baran masuk dan melewati mereka.

         “Hmmm…”,  jawab Baran dingin, tanpa  melihat karyawannya sedikitpun.

    Baran, memang dikenal sebagai pimpinan yang arogan dan keras kepala. Wajahnya tidak pernah tersenyum,  baik itu dikantor maupun dirumah. Tidak ada yang berani membantahnya, ketika perintahBaran yang seringkali diluar kemampuan karyawan dan para pembantu dirumahnya, tidak terkecuali dengan kaston. Seringkali kaston merasa kewalahan dengan permintaan Baran.

         “Kaston..siapkan ruang rapat, masih ada waktu untukku ganti baju”,perintah Baran.

         “Baik, tuan”, jawab Kaston.

    Setelah mendapat perintah dari Baran, kaston langsung menuju ruangan yang biasa dipakai untuk rapat. Sementara Baran, dia menuju ruangannya untuk mengganti bajunya yang terkena air kotor tadi. Ruangan Baran dilengkapi dengan kamar pribadi, yang lengkap dengan tempat tidur, lemari baju dan kamar mandi. Ada beberapa setel baju, sengaja Baran simpan disana, untuk keperluan mendadak yang mengharuskan Baran mengganti bajunya.selain itu juga jika Baran harus lembur, tidak jarang Baran menginap di kantornya.

         “Tok…tok…tok…”,

    Ceklek..suara pintu dibuka. Rupanya yang datang adalah sekertarisnya Baran, hendak menyerahkan sebagian berkas yang belum sempat di tanda tangani Baran.

         “Lho, ko ngga ada orang?!, perasaan, tadi aku lihat tuan Baran masuk. Lebih baik, aku simpan saja berkasnya dimeja”, gumam tami.Tami melangkah menuju meja Baran, hendak menyimpan berkasnya, namun  baru saja melangkah,  Tami mendengar ada suara di kamar pribadi Baran yang pintunya sedikit terbuka,Tami merasa penasaran,  perlahan, Tami melangkah mendekat ke arah pintu yang sedikit terbuka itu.

    Dari sela pintu, Tami mengintip. Terlihat Baran dengan posisi membelakangi pintu sedang membuka kemejanya, mata Tami membulat sempurna ketika Baran sudah telanjang dada. Namun diluar dugaan Tami, ternyata Baran tau kalau ada yang mengintipnya.

         “Simpan saja berkasnya dimeja, dan keluar”, bentak Baran.

    Tami gelagapan, kaget bercampur  malu, ternyata Baran tahu kalau dia sedang  yang mengintipnya, dengan terburu-buru, Tami menyimpan berkasnya dan segera meninggalkan ruangan Baran. 

    Setelah menutup pintu,Tami bersandar  pada pintu ruangan Baran, sambil memegang dadanya, dia masih merasa kaget dan malu. 

         “kenapa tuan Baran bisa tahu ya? Trus dia juga tahu kalau aku yang mengintipnya?! “uuuuuuuh…malunya…kamu memang blo*n, ceroboh, gimana kalau tuan Baran memecat aku…aaahhh…kamu dasar bego, gerutu tami, sambil memukul-mukul kepalanya. 

    Dari dalam ruangan, terdengar suara dering handphone, Tami kaget dan segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruangannya dengan wajah menyesal.

     

    1. Mansion

         Aisyah terus berlari, menyusuri jalanan yang masih sepi oleh kendaraan. Hatinya membawa harapan yang tinggi, dengan dia bekerja, dia yakin semuanya pasti akan menjadi lebih baik.Dan akhirnya sampailah Aisyah didepan pintu gerbang pagar besi berwarna hitam,setinggi 2 meter yang berukiran bunga mawar warna merah, memberi kesan  mewah dan elegan. 

         Dalam beberapa saat, Aisyah diam terpaku, terbayang di benak Aisyah, pemilik rumah mewah ini dia pasti seorang yang hangat, ramah dan penuh cinta. 

    “aku pasti beruntung jika ternyata majikanku seperti itu”.

    Namun, ada rasa tidak percaya, apa betul ini tempat dia akan bekerja? Karena bi siti yang mengajaknya bekerja, tidak pernah cerita kalau bi siti bekerja ditempat semewah ini.

         “tid..tid suara klakson dari belakang Aisyah, membuat Aisyah yang sedari tadi berdiri tegak di tengah jalan, segera  menyingkir ke pinggir . Gerbang pagar pun terbuka sendiri, lalu mobil mewah hitam melaju masuk melewati Aisyah yang masih takjub dengan apa yang ada di depan matanya. Setelah mobil itu masuk, Aisyah melihat ada laki-laki berpakaian jas serba hitam, berjalan menghampirinya.

         “Maaf…nona mencari siapa? Tanya orang itu.

    Aisyah merasa senang, akhirnya ada orang yang datang.

         “iya, tuan..saya mencari bi siti, apa benar bi siti bekerja disini?jawab Aisyah dan sekaligus juga bertanya.

    Laki-laki itu menatap Aisyah, mulai dari atas sampai bawah, penampilan Aisyah yang bercadar baginya terlihat aneh.

    (perempuan bercadar, memang masih dianggap aneh dan berlebihan bagi sebagian orang. Kalau kita melihat dari segi hukumnya menurut 4 Imam besar dalam Islam, 3 Imam seperti : Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Hambali, mereka berpendapat bahwa bercadar itu hukumnya sunnah, menjadi wajib ketika wajah perempuan yang bersangkutan sudah menjadi fitnah banyak laki-laki. Sementara 1 Imam lain yaitu Imam Syafi’I berpendapat bahwa bercadar itu hukumnya wajib.)S

     

    Kreator : Asri Iwama

    Bagikan ke

    Comment Closed: PESONA AISYAH Part 1

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021