KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Petani pemalas

    Petani pemalas

    BY 07 Jul 2024 Dilihat: 158 kali
    Petani pemalas_alineaku

    Kisah Moral Singkat.

     

    Suatu hari seorang anak laki-laki berkata kepada ibunya, “Mama, bisakah ibu menceritakan sebuah kisah kepadaku?” 

     

    Sang ibu tersenyum, meminum air dari botol, berdehem, lalu memulai ceritanya,

     

    “Dahulu kala tapi belum lama ini di sebuah desa kecil yang indah, hiduplah tiga petani yang membangun lahan pertanian mereka di dekat istana raja. Dua dari mereka adalah pekerja keras dan melakukan segalanya untuk menjaga lahan pertanian mereka tetap bersih. Namun, salah satu dari mereka sangat malas, tidak mau melakukan pekerjaan pertanian atau kerja paksa, meninggalkan pertaniannya kotor dan penuh rumput setinggi bahunya.

     

    Suatu hari, sesuatu yang tragis terjadi di istana. Suatu pagi raja terbangun dan menemukan seekor ular besar telah menelan bayinya. Dia sangat terkejut hingga dia berteriak dan melompat dari lantai. Dia memanggil para pengawalnya dan memanggil mereka untuk membunuh ular itu dan membawa kembali bayi laki-lakinya, pewaris takhta.

     

    Sayangnya, bayi tersebut sudah meninggal saat mereka mengeluarkannya dari perut ular. Raja sangat marah dan terbakar amarah. Dia memanggil semua orang bijaknya ke istana dan bertanya kepada mereka,

     

    “Hutan itu sangat jauh dari tempat tinggalku, dan tidak ada pohon maupun semak di sekitar sini. Jadi dari mana datangnya ular besar itu… Dari mana?”

     

    Salah satu orang bijak berkata,

    “Yang Mulia… saya sendiri, sebagai orang yang bijaksana, saya telah memikirkan semuanya. Ada tiga petani yang membangun pertaniannya di dekat istana Anda. Salah satu dari mereka sangat malas dan tidak mau berbuat apa-apa. Pertaniannya selalu kotor, penuh rumput liar, lubang hewan pengerat, dan batang kayu. Ular itu pasti berasal dari peternakannya! Peternakan orang malas adalah tempat berkembang biaknya ular!”

     

    Raja yang terkejut menyatakan,

    “Kamu benar sekali. Faktanya, petani pemalas itu membunuh bayiku, dan aku akan menghukumnya tanpa ampun!”

     

    Seketika, dia memerintahkan pengawalnya untuk menangkap petani pemalas itu dan dia menjatuhkan hukuman penjara selama 25 tahun… Itulah akhir cerita saya.”

     

    Saat anak laki-laki itu tersenyum mendengar cerita menarik itu, ibunya menepuk punggungnya dengan hati-hati dan berbisik kepadanya, 

     

    “Dengar nak, ada hikmah kuat yang patut kamu petik dari cerita ini. Kemalasan bisa berujung pada kegagalan total dalam hidup seseorang. Kemalasan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental kita. Kemalasan adalah musuh terbesar dalam hidup. Jika anda malas, maka anda tidak akan memperoleh kedudukan penting apapun dalam hidup anda, dan anda akan selalu kebingungan. Jika anda ingin melangkah jauh dalam hidup, anda harus siap menghilangkan kekurangan, ketidakefektifan, dan ketidakefisienan anda, karena itu membuat anda menjadi malas. untuk nasib buruk.”

     

     

    Kreator : Nadya Putri

    Bagikan ke

    Comment Closed: Petani pemalas

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021