KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Princess Mencret dan Barbie Tobat

    Princess Mencret dan Barbie Tobat

    BY 15 Mar 2023 Dilihat: 219 kali

    Oleh : Endah Wahyuningtyas

    Kring … kring … kring …


    Aduh berisik banget, sih suara telpon jadul itu. Dengan malas Barbie mengangkat telpon peninggalan neneknya itu.


    “Halo, assalamualaikum,” kata Barbie dengan suara cemprengnya yang begitu keras.


    “Waalaikum salaam, Bar, kamu mau ngaji nggak?” Terdengar suara di ujung lain telpon yang lebih cempreng dibandingkan suara Barbie.


    “Bar… Bar, emang namaku Bubar!” Barbie bersungut-sungut. Terdengar tawa melengking-lengking di ujung telpon. Barbie langsung menutup telinganya. Idih, Princess emang suaranya luar biasa kerasnya.


    “Jangan marah, dong Bie. Ha.. ha.. ha.. kamu lebih senang dipanggil Bar apa Bie, semuanya kedengaran aneh,” kata Princess lagi, tawanya berderai-derai. Barbie makin keki. Dia ingin menutup telponnya, tapi diurungkan. Biar sajalah.


    “Heh, Incess, ketawa mulu. Aku mau ngaji. Aku kan udah tobat,” kata Barbie memotong tawa Incess yang berhenti-berhenti. Princess terdiam.


    “Kok kamu mau ngaji sekarang?” bisik Princess yang biasa dipanggil Incess. Dia kecewa mendengar jawaban Barbie.


    “Ya, iya, dong. Aku kan udah bilang aku tobat,” jawab Barbie lagi. Kali ini dia merasa lebih baik dari pada Princess Incess yang nggak jelas itu.


    “Sombong amat udah tobat, aku belum bisa tobat,” kata Incess sedih.

    “Whaaat?? Niat, dong,” kata Barbie keras-keras. Balas dendam dengan ketawa Incess tadi yang membuat telinga Barbie berdenging.


    “Aku kan sedang mencret,” jawab Incess, membuat Barbie tertawa berderai.


    “Apa? Kok bisa mencret? Nggal elite banget, sih,” kata Barbie sambil menggigiti kukunya.


    Incess bersungut-sungut.


    “Makanya sama pak Ustadz yang nurut biar nggak mencret,” kata Barbie lagi.


    “Emang pak ustadz bilang apa Bie?”


    “Pak ustadz berpesan supaya kita nggak boleh bohong lagi, iya, kan? Masak kamu nggak inget?” jawab Barbie sombong.


    “Barbie udah telponnya ya, sayang, nanti bayar telponnya mahal, lo.” Terdengar suara lembut di belakang Barbie. Barbie menoleh dan tersenyum lebar.


    “Oke, tunggu sebentar, ya,” kata Barbie.


    “Incess udah dulu, semoga mencretmu cepat sembuh, ha… ha… ha…,” kata Barbie tanpa peduli pada tanggapan Incess.


    “Barbie mau mengaji?” 


    “Iya, Bu. Barbie mau ngaji. Tapi Incess nggak mau ngaji. Dia lagi mencret,” kata Barbie sambil tertawa berderai.


    “Sebelum ngaji makan obatnya dulu, ya,” kata perawat itu dengan sabar.


    “Tapi habis ini ngaji, kan?” tanya Barbie matanya bersinar-sinar. Sang perawat mengangguk. 


    “Ngajinya di kamar, ya,” kata sang perawat, Barbie mengangguk senang.


    **


    Perawat melihat dari luar pemandangan yang memilukan itu. Wanita muda yang selalu memanggil dirinya Barbie itu sedang berpura-pura mengaji sendiri di kamarnya di rumah sakit ini. Dia selalu mengajak teman imajinasinya yang dipanggil Princess untuk mengaji tapi selalu tidak mau dengan berbagai alasan. Kali ini alasannya Princess sedang mencret.

    Ada-ada saja.


    **

    Bagikan ke

    Comment Closed: Princess Mencret dan Barbie Tobat

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021