KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Proyek Kebaikan 2

    Proyek Kebaikan 2

    BY 24 Des 2022 Dilihat: 124 kali

    Oleh: Syukriyah Nabhan

    Malam semakin larut, kurebahkan tubuh ini, agar penat segera pergi. Kupejam mata ini, sambil mengingat kembali berbagai peristiwa yang aku alami seharian. Ku mencoba menyusun kepingan kolase kehidupan manusia di sekitarku.

    Sejak pagi aku tak menunda pekerjaan rumahku, perlahan tapi pasti aku kerjakan satu persatu tugasku. Membersihkan rumah sambil mencuci baju, kemudian aku bersiap segera pergi menghadiri sekaligus mengisi majelis taklim, yang telah kubina selama 9 tahun.

    Pertemuan taklim bulanan yang paling kami tunggu-tunggu. Berteman baik dengan ibu-ibu berlatar belakang beragam, bersama saling mengingatkan, bahu membahu meringankan beban sesama anggota. Serasa bertemu dengan saudara saja, yang saling menyayangi satu sama lain.

    Setelah bercengkerama bersama mereka, aku segera pulang karena sore hari nanti, masih ada taklim lain yang harus aku datangi. Sejenak kurebahkan tubuhku agar kembali segar, untuk melanjutkan tugasku.

    Sejak siang hari hujan tak kunjung berhenti, hingga sore hari aku mendapat pesan dari panitia taklim, “Ustazah, bila hujan masih deras, ustazah tidak usah datang, kita ganti lain waktu saja.”

    “Baiklah akan saya tunggu sampai redah, bila hujan meredah saya berangkat, bila masih deras, saya tidak berangkat.” Ujarku.

    Ingatanku kembali ke masa lalu, masih segar dalam ingatanku, tentang kegigihan Ibu mertuaku, bila akan mengisi taklim binaannya. Beliau selalu siap tepat waktu, hadir terlebih dahulu, agar tuan rumah merasa tenang. Bahkan hujan pun beliau terjang.

    Malu rasanya bila sekarang ini, hujan akan menjadi alasanku membuat peserta taklim kecewa. Mereka telah hadir sejak siang hari. Maka, ketika hujan sedikit redah, aku langsung berangkat.

     Seakan hujan berhenti hanya untuk membuatku hadir,  karena sesampainya di tempat taklim, hujan kembali turun dengan lebih deras dari sebelumnya. Alhamdulillah aku bisa melaksanakan tanggung jawabku. Semoga pulangnya nanti hujan telah berhenti.

    Usai mengisi taklim remaja tersebut, mumpung hujan meredah aku segera meninggalkan tempat. Rupanya Allah Subhanahu wa Taala, ingin menyempurnakan hariku. Tak ada satu pun becak di sekitar kampung tersebut.

    Aku putuskan untuk berjalan agak jauh, sekalian beli nasi dan lauk untuk makan malamku. Sesampai di rumah makan, aku memesan makanan sambil melihat jalanan di sekitarnya. 

    Tiba-tiba aku melihat ibu penjaga kantin sekolah anakku sedang bingung, seakan beliau tengah memilih akan membeli apa yang sesuai dengan uangnya.

    Tanpa berpikir panjang, aku panggil beliau dan aku belikan dua bungkus makan malam untuk keluarganya. 

    “Terima kasih ustazah, semoga banyak rezekinya.” Ucapnya sambil mencium tanganku.

    Ibu penjaga kantin itu terlihat sangat bahagia, namun sebenarnya aku lebih bahagia, karena membayangkan kebahagiaan keluarganya, menyambut pulang Ibu mereka dengan membawa makan malam enak untuk dinikmati bersama.

    Langkah kakiku terasa ringan, senyum tak lepas tersungging di bibirku, aku segera melangkah kembali, mencari becak untuk membawaku pulang.

    Sesampainya di rumah, hujan turun kembali. Subhanallah, seakan hujan berhenti hanya untuk membuatku hadir di taklim dan memudahkan aku pulang kembali. 

    Malam itu, lelah tubuhku tak lagi terasa, hati merasa bahagia dan tenang, seakan kebaikan kecil yang aku lakukan memberi energi positif pada diriku. Akhirnya aku terlelap dengan damai, sambil berharap, semua proyek kebaikan yang aku lakukan akan mendapat pahala terbaik di sisi-Nya. 

    Aku berharap proyek-proyek kebaikan selama di dunia, dapat memperberat timbangan amalku di akhirat kelak. Dan menghapus dosa-dosa yang aku lakukan selama di dunia. Amiin ya Robb…

    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Proyek Kebaikan 2

    • Umi Nadhifah berkata:

      Shubhaanalloh, sesuatu yang berat kalau dinikmati dan disyukuri rasanya jadi ringan dan enteng dihati.Tabaarokalloh Ustadzah, semangat, biar makin ringan , makin banyak berbuat kebaikan

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021