KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Pulang

    Pulang

    BY 08 Jan 2023 Dilihat: 170 kali

    Penulis : Masania Harefa (Member KMO Alineaku)

    Ini adalah ceritaku setahun setelah Covid-19 meneror dunia. Tak sedikit korban jiwa akibat terjangkit covid-19, hal ini kusaksikan mata kepalaku sendiri, kiri kanan lingkungan tempatku tinggal begitu pula lewat berita nasional dan internasional. Hal ini menjadi ketakutan tersendiri bagi semua lapisan masyarakat hingga pemerintah akan memberikan instruksi pelaksanaan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). PPKM merupakan istilah yang digunakan pemerintah untuk mengatur kegiatan masyarakat dalam rangka menekan penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia. Waktu itu suntik vaksin masih jarang pelaksanaannya, tidak seperti saat ini semua orang rata-rata sudah mendapatkan suntik vaksin yang diselenggarakan oleh pemerintah secara bertahap. 

    Aku takut, jujur hal ini sangat dilema, memutuskan bertahan di kota besar ini atau pulang ke kampung halaman. Menengok ibu yang berjuang dalam kesendiriannya. Tapi…kalau pulang siapa nanti yang akan mengirimkan uang untuk ibu, bagaimana kami melanjutkan hidup di kampung tanpa pekerjaan? Ini adalah gaji terakhir yang kupunya, imbas dari PHK restoran Padang tempatku mengadu nasib selama ini. Restoran terpaksa tutup karena sepinya pengunjung dan PPKM yang menambah pemasukan sangat kecil hanya bisa menutup biaya operasional dan terpaksa restoran tutup sampai waktu yang belum bisa ditentukan. 

    Pak Ujang pemilik restoran, berjanji, ketika situasi sudah normal kembali, kami para pegawai lamanya yang sudah bekerja dari awal restoran ini berdiri akan dihubungi untuk kembali bekerja. Si bos kelimpungan membayar gaji pegawai, sementara biaya sewa dan operasional lainnya, seperti air, listrik, dan yang lainnya jalan terus. Mau bilang apa, pandemi ini membuat semua terpuruk apalagi aku yang hanya berharap dari penghasilan bekerja dengan orang.

    Tak ada pilihan, aku harus pulang atau mati kelaparan di sini, di kota Jakarta tempat sejuta umat dari berbagai pelosok daerah datang untuk mengais rejeki. Tak apalah pulang kampung, mungkin dengan bertani, menggarap tanah belakang rumah yang beberapa petak peninggalan almarhum bapak. Hanya itu yang tersisa milik kami. Setidaknya aku bisa melihat dan merawat ibu. Aku Bulatkan tekadku, besok aku harus berangkat karena uang ditangan sudah menipis. “Nak, pulang nak, ibu kuatir kamu di sana, ibu dengar banyak yang sudah terjangkit di sana.” Suara kuatir ibu kembali terngiang. Itulah pembicaraan kemarin yang menambah keyakinanku untuk segera pulang. Tapi…kembali hatiku ciut, PPKM dan berbagai peraturan dari pemerintah telah diberlakukan, sangat sulit untuk dapat pulang tanpa mengikuti peraturan yang berlaku. Harus membawa surat keterangan sudah vaksin, swab antigen, dan bukti lainnya sebagai persyaratan melakukan perjalanan ke luar wilayah Jakarta. Habislah sudah gaji di tangan, entah berapa lagi nanti yang tersisa untuk kasih ke ibu. Ah, sudahlah, bagaimanapun caranya aku harus pulang, entah hari ini, besok atau lusa …aku harus pulang. 


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Pulang

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021