KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ (Part III)

    RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ (Part III)

    BY 22 Jul 2024 Dilihat: 125 kali
    RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ2_alineaku

    “Menemukan ketenangan”

    Pangeran kecil di tengah keheningan malam.

    Mencari ketenangan dari isapan jarinya yang kecil

    Dunia di sekitar lelap,

    Namun pikirannya masih berkelana,

    Merenungkan petualangannya di berbagai planet

    Mencari makna di setiap bintang yang berkilau.

    Isapan jarinya bagaikan tali yang menghubungkan

    Dengan rasa aman dan nyaman di masa kecilnya.

    Saat dunia masih terasa sederhana

    Dan kebahagiaan mudah di temukan

    Sensasi jari di mulutnya

    Membawa rasa damai dan ketenangan

    Menemani kesepiannya di malam yang sunyi

    Dan membantunya untuk terlelap dalam mimpi indah

    Bibirnya yang mungil menyentuh jarinya dengan lembut

    Mencari rasa nyaman yang tak terlupakan

    Isapan jarinya melodi pengantar tidur

    Membawanya ke alam mimpi yang penuh petualangan

    Di alam mimpinya pangeran kecil bebas terbang

    Menjelajahi planet planet baru , teman teman baru

    Dan menemukan kebahagiaan yang tak terkira, 

    Jauh dari kesepian dan keraguan di dunia nyata.

    Pagi hari pun tiba, 

    Pangeran kecil terbangun dengan senyuman di bibirnya, 

    Siap untuk menghadapi hari baru dengan semangat,

     

    Berbekal ketenangan yang ia temukan dalam isapan jarinya.

    Isapan jarinya, bukan hanya kebiasaan kecil, 

    Tetapi juga simbol kekuatan dan ketahanan, 

    Pengingat bahwa di dalam diri pangeran kecil,

    Terdapat sumber kekuatan yang tak terhingga

     

    Pangeran kecil pun terus berpetualang, 

    Menjelajahi dunia dengan penuh rasa ingin tahu, 

    Dan selalu membawa ketenangan dalam isapan jarinya, 

    Sebagai pengingat bahwa kebahagiaan dapat ditemukan, 

    Di dalam diri sendiri, di setiap momen kehidupan.

    “Bahagia Melihat Pangeran Kecil Tumbuh”

    Dahulu mungil dalam pelukan, 

    Kini meronta ingin jelajah dunia. 

    Pangeran kecil, buah hati tercinta, 

    Tumbuh kembangmu membawa bahagia.

     

    Senyum pertamamu bagai mentari pagi, 

    Menyinari hari dengan kehangatan. 

    Tawa kecilmu bagai melodi indah, 

    Menyentuh hati dengan kelembutan.

     

    Setiap guratan di wajahmu, 

    Setiap gerakan mungilmu, 

    Adalah tanda keajaiban yang tercipta, 

    Bukti kasih Tuhan yang tak terhingga.

     

    Kini kau mulai ingin berkomunikasi, 

    Mengagumi dunia dengan tatapan penuh tanya. 

    Suara merdu nan polosmu memecah kesunyian, 

    Membawa keceriaan di setiap ruangan.

     

    Kami, orang tuamu, bahagia melihatmu tumbuh, 

    Berkembang menjadi pribadi yang penuh pesona. 

    Doa kami menyertaimu setiap langkahmu, 

    Semoga kau selalu dilindungi dan diberkahi.

     

    Pangeran kecil, kau adalah harta karun terindah, 

    Cahaya yang menerangi hari-hari kami. 

    Semoga kau selalu bahagia dan ceria, 

    Menebar cinta dan kasih di dunia.

    “Pangeran Mungil Nan Mengagumkan (1)”

    Pangeran mungil, anugerah terindah, Hadir di dunia membawa cinta dan tawa. Setiap hari bersamamu penuh kehangatan, Menyaksikan pertumbuhanmu dengan rasa syukur yang mendalam.

    Meskipun kau tak pandai berkata, Komunikasimu bagai melodi yang menyapa. Tangisan, senyuman, dan tatapan matamu, Adalah bahasa cinta yang kami pahami.

    Ikatan batin yang tak terlukiskan, Membuat kami mengerti maumu tanpa sepatah kata. Saat kau lapar, kau menangis pilu, Saat kau haus, kau mencari susu.

    Keluarga besar pun turut bahagia, Menyambut pangeran mungil dengan penuh cinta. Tangan-tangan kasih menggendongmu dengan penuh kelembutan, Suara-suara merdu menyapa telingamu dengan penuh kehangatan.

    Pangeran mungil, kami bersyukur atas kehadiranmu, Kau membawa kebahagiaan dan keceriaan di setiap waktu. Semoga kau selalu sehat dan ceria, Tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa.

    Meskipun terkadang komunikasi kita tak terucapkan, Ikatan batin kita tak tergoyahkan. Kau adalah pangeran mungil yang mengagumkan, Memberikan arti baru dalam kehidupan.

    “Pangeran Mungil yang Mengagumkan (2)”

    Pangeran mungil adalah Abyaz, anugerah terindah, 

    Kini mulai menunjukkan pesonanya yang indah. Ketampanan dan kecerdasanmu bersinar terang, Menebar kebahagiaan di setiap langkah.

     

    Senyummu yang menawan bagai mentari pagi, Mencerahkan hari dengan kehangatan yang tak terperi. Tawamu yang ceria bagai melodi indah, Menyentuh hati dengan kelembutan yang tiada tara.

    Kau mulai menjelajahi dunia dengan penuh rasa ingin tahu, Menjelajahi setiap sudut ruangan dengan penuh semangat. Matamu yang berbinar bagai bintang di langit malam, Penuh dengan rasa ingin tahu dan keceriaan yang tak tertahankan.

    Kau mulai belajar berbicara dengan bahasa yang polos, Ucapanmu yang terbata-bata bagai musik yang merdu. Setiap kata yang kau ucapkan bagai hadiah yang tak ternilai, Menunjukkan perkembanganmu yang luar biasa.

    Abyaz mungil, kami bangga padamu, 

    Kau tumbuh menjadi pribadi yang penuh pesona.

     Doa kami menyertaimu setiap langkahmu, 

    Semoga kau selalu bahagia dan ceria.

    Ketampanan dan kecerdasanmu adalah anugerah terindah, 

    Bukti kasih sayang Allah  yang tak terhingga. 

    Semoga kau selalu menjadi kebanggaan keluarga, Menebar cinta dan kasih di dunia.

    “Abyaz Ku  Berusia Tujuh Purnama”

    Tujuh bulan telah kau lalui, Pangeran kecil, buah hati tercinta. Tumbuh kembangmu begitu pesat, Membawa kebahagiaan di setiap mata.

    Dulu kau mungil dalam pelukan, Kini kau menjelajahi dunia dengan penuh keberanian. Duduk, merangkak, dan bahkan mencoba berdiri, Setiap momen perkembanganmu adalah keajaiban yang tak terperi.

    Senyumanmu yang menawan bagai mentari pagi, Mencerahkan hari dengan kehangatan yang tak terperi. Tawamu yang ceria bagai melodi indah, Menyentuh hati dengan kelembutan yang tiada tara.

    Kau mulai belajar berbicara dengan bahasa yang polos, Ucapanmu yang terbata-bata bagai musik yang merdu. Setiap kata yang kau ucapkan bagai hadiah yang tak ternilai, Menunjukkan perkembanganmu yang luar biasa.

    Pangeran kecil, kami bangga padamu, Kau tumbuh menjadi pribadi yang penuh pesona. Doa kami menyertaimu setiap langkahmu, Semoga kau selalu bahagia dan ceria.

    Tujuh bulan adalah awal dari perjalananmu, 

    Masih banyak hal yang akan kau pelajari dan temui. Tetaplah semangat dan penuh rasa ingin tahu, 

    Dunia menantimu dengan segala keindahannya.

    “Mami  Si Pangeran Mungil yang Semakin Sibuk”

    Abyaz  mungil kini berusia tujuh purnama 

    Tumbuh kembangnya pesat, tak tertahankan. 

    Keinginannya pun semakin banyak, 

    Membuat mami tak henti-hentinya bergerak.

     

    Pagi hari dimulai dengan senyumannya yang menawan, Meminta digendong dan bermain bersama. 

    Mami pun dengan senang hati menemaninya, Melupakan rasa lelah demi kebahagiaannya.

     

    Abyaz mungil mulai belajar makan, 

    Mencoba berbagai rasa dengan penuh keingintahuan. Mami dengan sabar membantunya, 

    Mengajari dan memastikannya makan dengan lahap.

     

    Siang hari, Abyaz  mungil ingin menjelajah, 

    Merangkak dan berjalan ke setiap sudut ruangan. 

    Mami  dengan sigap mengawasinya, 

    Memastikannya aman dan terhindar dari bahaya.

     

    Sore hari Abyaz mungil ingin bermain air, 

    Bergembira dan mencipratkan air dengan riang. 

    Ibu dengan senang hati menemaninya, 

    Tertawa bersama dan menikmati momen indah ini.

    Malam hari, si pangeran mungil ingin dibacakan cerita, Mendengarkan suara ibu yang merdu dan menenangkan. 

    Ibu dengan penuh kasih sayang memeluknya, 

    Menemani si pangeran mungil hingga terlelap dalam mimpi indah.

     

    Meskipun sibuk melayani si pangeran mungil, Ibu merasa bahagia dan penuh cinta. Kegemasan si pangeran mungil adalah anugerah terindah, Memberikan makna baru dalam hidupnya.

     

     

    Kreator : Anitra Wahyu Nor Harlina

    Bagikan ke

    Comment Closed: RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ (Part III)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021