“Menemukan ketenangan”
Pangeran kecil di tengah keheningan malam.
Mencari ketenangan dari isapan jarinya yang kecil
Dunia di sekitar lelap,
Namun pikirannya masih berkelana,
Merenungkan petualangannya di berbagai planet
Mencari makna di setiap bintang yang berkilau.
Isapan jarinya bagaikan tali yang menghubungkan
Dengan rasa aman dan nyaman di masa kecilnya.
Saat dunia masih terasa sederhana
Dan kebahagiaan mudah di temukan
Sensasi jari di mulutnya
Membawa rasa damai dan ketenangan
Menemani kesepiannya di malam yang sunyi
Dan membantunya untuk terlelap dalam mimpi indah
Bibirnya yang mungil menyentuh jarinya dengan lembut
Mencari rasa nyaman yang tak terlupakan
Isapan jarinya melodi pengantar tidur
Membawanya ke alam mimpi yang penuh petualangan
Di alam mimpinya pangeran kecil bebas terbang
Menjelajahi planet planet baru , teman teman baru
Dan menemukan kebahagiaan yang tak terkira,
Jauh dari kesepian dan keraguan di dunia nyata.
Pagi hari pun tiba,
Pangeran kecil terbangun dengan senyuman di bibirnya,
Siap untuk menghadapi hari baru dengan semangat,
Berbekal ketenangan yang ia temukan dalam isapan jarinya.
Isapan jarinya, bukan hanya kebiasaan kecil,
Tetapi juga simbol kekuatan dan ketahanan,
Pengingat bahwa di dalam diri pangeran kecil,
Terdapat sumber kekuatan yang tak terhingga
Pangeran kecil pun terus berpetualang,
Menjelajahi dunia dengan penuh rasa ingin tahu,
Dan selalu membawa ketenangan dalam isapan jarinya,
Sebagai pengingat bahwa kebahagiaan dapat ditemukan,
Di dalam diri sendiri, di setiap momen kehidupan.
“Bahagia Melihat Pangeran Kecil Tumbuh”
Dahulu mungil dalam pelukan,
Kini meronta ingin jelajah dunia.
Pangeran kecil, buah hati tercinta,
Tumbuh kembangmu membawa bahagia.
Senyum pertamamu bagai mentari pagi,
Menyinari hari dengan kehangatan.
Tawa kecilmu bagai melodi indah,
Menyentuh hati dengan kelembutan.
Setiap guratan di wajahmu,
Setiap gerakan mungilmu,
Adalah tanda keajaiban yang tercipta,
Bukti kasih Tuhan yang tak terhingga.
Kini kau mulai ingin berkomunikasi,
Mengagumi dunia dengan tatapan penuh tanya.
Suara merdu nan polosmu memecah kesunyian,
Membawa keceriaan di setiap ruangan.
Kami, orang tuamu, bahagia melihatmu tumbuh,
Berkembang menjadi pribadi yang penuh pesona.
Doa kami menyertaimu setiap langkahmu,
Semoga kau selalu dilindungi dan diberkahi.
Pangeran kecil, kau adalah harta karun terindah,
Cahaya yang menerangi hari-hari kami.
Semoga kau selalu bahagia dan ceria,
Menebar cinta dan kasih di dunia.
“Pangeran Mungil Nan Mengagumkan (1)”
Pangeran mungil, anugerah terindah, Hadir di dunia membawa cinta dan tawa. Setiap hari bersamamu penuh kehangatan, Menyaksikan pertumbuhanmu dengan rasa syukur yang mendalam.
Meskipun kau tak pandai berkata, Komunikasimu bagai melodi yang menyapa. Tangisan, senyuman, dan tatapan matamu, Adalah bahasa cinta yang kami pahami.
Ikatan batin yang tak terlukiskan, Membuat kami mengerti maumu tanpa sepatah kata. Saat kau lapar, kau menangis pilu, Saat kau haus, kau mencari susu.
Keluarga besar pun turut bahagia, Menyambut pangeran mungil dengan penuh cinta. Tangan-tangan kasih menggendongmu dengan penuh kelembutan, Suara-suara merdu menyapa telingamu dengan penuh kehangatan.
Pangeran mungil, kami bersyukur atas kehadiranmu, Kau membawa kebahagiaan dan keceriaan di setiap waktu. Semoga kau selalu sehat dan ceria, Tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa.
Meskipun terkadang komunikasi kita tak terucapkan, Ikatan batin kita tak tergoyahkan. Kau adalah pangeran mungil yang mengagumkan, Memberikan arti baru dalam kehidupan.
“Pangeran Mungil yang Mengagumkan (2)”
Pangeran mungil adalah Abyaz, anugerah terindah,
Kini mulai menunjukkan pesonanya yang indah. Ketampanan dan kecerdasanmu bersinar terang, Menebar kebahagiaan di setiap langkah.
Senyummu yang menawan bagai mentari pagi, Mencerahkan hari dengan kehangatan yang tak terperi. Tawamu yang ceria bagai melodi indah, Menyentuh hati dengan kelembutan yang tiada tara.
Kau mulai menjelajahi dunia dengan penuh rasa ingin tahu, Menjelajahi setiap sudut ruangan dengan penuh semangat. Matamu yang berbinar bagai bintang di langit malam, Penuh dengan rasa ingin tahu dan keceriaan yang tak tertahankan.
Kau mulai belajar berbicara dengan bahasa yang polos, Ucapanmu yang terbata-bata bagai musik yang merdu. Setiap kata yang kau ucapkan bagai hadiah yang tak ternilai, Menunjukkan perkembanganmu yang luar biasa.
Abyaz mungil, kami bangga padamu,
Kau tumbuh menjadi pribadi yang penuh pesona.
Doa kami menyertaimu setiap langkahmu,
Semoga kau selalu bahagia dan ceria.
Ketampanan dan kecerdasanmu adalah anugerah terindah,
Bukti kasih sayang Allah yang tak terhingga.
Semoga kau selalu menjadi kebanggaan keluarga, Menebar cinta dan kasih di dunia.
“Abyaz Ku Berusia Tujuh Purnama”
Tujuh bulan telah kau lalui, Pangeran kecil, buah hati tercinta. Tumbuh kembangmu begitu pesat, Membawa kebahagiaan di setiap mata.
Dulu kau mungil dalam pelukan, Kini kau menjelajahi dunia dengan penuh keberanian. Duduk, merangkak, dan bahkan mencoba berdiri, Setiap momen perkembanganmu adalah keajaiban yang tak terperi.
Senyumanmu yang menawan bagai mentari pagi, Mencerahkan hari dengan kehangatan yang tak terperi. Tawamu yang ceria bagai melodi indah, Menyentuh hati dengan kelembutan yang tiada tara.
Kau mulai belajar berbicara dengan bahasa yang polos, Ucapanmu yang terbata-bata bagai musik yang merdu. Setiap kata yang kau ucapkan bagai hadiah yang tak ternilai, Menunjukkan perkembanganmu yang luar biasa.
Pangeran kecil, kami bangga padamu, Kau tumbuh menjadi pribadi yang penuh pesona. Doa kami menyertaimu setiap langkahmu, Semoga kau selalu bahagia dan ceria.
Tujuh bulan adalah awal dari perjalananmu,
Masih banyak hal yang akan kau pelajari dan temui. Tetaplah semangat dan penuh rasa ingin tahu,
Dunia menantimu dengan segala keindahannya.
“Mami Si Pangeran Mungil yang Semakin Sibuk”
Abyaz mungil kini berusia tujuh purnama
Tumbuh kembangnya pesat, tak tertahankan.
Keinginannya pun semakin banyak,
Membuat mami tak henti-hentinya bergerak.
Pagi hari dimulai dengan senyumannya yang menawan, Meminta digendong dan bermain bersama.
Mami pun dengan senang hati menemaninya, Melupakan rasa lelah demi kebahagiaannya.
Abyaz mungil mulai belajar makan,
Mencoba berbagai rasa dengan penuh keingintahuan. Mami dengan sabar membantunya,
Mengajari dan memastikannya makan dengan lahap.
Siang hari, Abyaz mungil ingin menjelajah,
Merangkak dan berjalan ke setiap sudut ruangan.
Mami dengan sigap mengawasinya,
Memastikannya aman dan terhindar dari bahaya.
Sore hari Abyaz mungil ingin bermain air,
Bergembira dan mencipratkan air dengan riang.
Ibu dengan senang hati menemaninya,
Tertawa bersama dan menikmati momen indah ini.
Malam hari, si pangeran mungil ingin dibacakan cerita, Mendengarkan suara ibu yang merdu dan menenangkan.
Ibu dengan penuh kasih sayang memeluknya,
Menemani si pangeran mungil hingga terlelap dalam mimpi indah.
Meskipun sibuk melayani si pangeran mungil, Ibu merasa bahagia dan penuh cinta. Kegemasan si pangeran mungil adalah anugerah terindah, Memberikan makna baru dalam hidupnya.
Kreator : Anitra Wahyu Nor Harlina
Comment Closed: RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ (Part III)
Sorry, comment are closed for this post.