KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ (Part IV)

    RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ (Part IV)

    BY 22 Jul 2024 Dilihat: 183 kali
    RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ2_alineaku

    “Pangeran Kecil Sang Perenang”

    Pangeran kecil, oh betapa cerianya dirimu,

     Saat tubuh mungilmu menyentuh air yang jernih. 

    Kolam renang bagaikan samudra luas bagimu, 

    Tangan dan kakimu mendayung penuh semangat.

     

    Senyummu merekah bagai mentari pagi, 

    глазах berbinar penuh kegembiraan. 

    Cipratan air membasahi wajah mungilmu, 

    Tertawa renyah bagai musik yang merdu.

     

    Kau menggerakkan tangan dan kakimu tanpa henti, Seolah berlayar mengarungi samudra yang luas. Imajinasi polosmu membuncah tinggi, 

    Menjadi pelaut tangguh yang pemberani.

     

    Air membelai lembut kulitmu yang halus, 

    Menimbulkan rasa senang yang tak terkira.

     Kau bermain air tanpa kenal lelah, 

    Dunia bagaikan milikmu seorang.

     

    Melihat keceriaanmu, hatiku pun bahagia, 

    Pangeran kecilku, engkau sungguh menggemaskan. Semoga kecintaanmu pada air tak pernah padam, Menemani hari-harimu dengan sukacita.

    Bersama air, kau belajar dan berkembang, 

    Mengenal dunia dengan cara yang menyenangkan. Semoga kelak engkau menjadi perenang yang handal, Menaklukkan lautan luas dengan penuh keberanian.

     

    “Pangeran Kecil dan Unta”

    Di padang pasir yang luas dan panas, 

    Pangeran Kecil tersesat, penuh tanya. 

    Langkahnya terhenti, tatapannya nanar, 

    Melihat seekor unta, tinggi menjulang.

     

    “Selamat pagi,” sapanya dengan ragu, 

    “Dari mana kau datang, wahai unta yang lucu?” 

    Unta itu diam, hanya matanya yang berkedip,

     Menatap Pangeran Kecil dengan tatapan skeptis.

     

    “Apakah kau bisa berbicara?” tanya Pangeran Kecil 

     “Aku ingin sekali berteman denganmu, di sini.” 

    Unta itu mendengus, lalu perlahan berkata, 

    “Tentu saja aku bisa berbicara, tapi siapa kau?”

     

    Pangeran Kecil tersenyum lebar, “Aku Pangeran Kecil, dari planet B-612 yang mungil.” 

    Unta itu mengerutkan dahi, 

    “Planet B-612?  Di mana itu?”

     

    Pangeran Kecil menceritakan kisahnya, 

    Tentang mawarnya, tentang petualangannya.

     Unta mendengarkan dengan saksama, 

    Terpesona oleh kisah sang pangeran yang menawan.

    Sejak saat itu, mereka menjadi sahabat, 

    Berjalan bersama di padang pasir yang tak terjamah. Pangeran Kecil belajar banyak dari unta, 

    Tentang kesabaran, tentang kekuatan, dan tentang cinta.

     

    Dan unta pun belajar dari Pangeran Kecil, 

    Tentang imajinasi, tentang mimpi, dan tentang arti persahabatan. 

    Dua sahabat yang berbeda, 

    Bersatu dalam petualangan yang tak terlupakan.

    “Abyaz Kecil dan Annisa”

    Di asteroid mungil, penuh misteri, 

    Pangeran Kecil tinggal, bersama mawar yang menawan. Suatu hari, dia ingin menjelajahi, 

    Mencari arti kehidupan, di luar angkasa yang luas.

     

    Dia mendarat di Bumi, bertemu dengan banyak orang, Masing-masing unik, dengan cerita yang berbeda. 

    Di antara mereka, ada seorang Annisa  yang baik hati, Menyambut Pangeran Kecil dengan hangat dan penuh cinta.

     

    “Selamat datang, Pangeran Kecil,” kata Annisa  dengan senyuman, 

    “Mari, ceritakan padaku tentang petualanganmu yang luar biasa.

    ” Pangeran Kecil tersipu malu, 

    Lalu menceritakan kisahnya dengan penuh semangat.

     

    Annisa mendengarkan dengan penuh perhatian, Tertawa dan menangis bersama Pangeran Kecil dalam ceritanya. 

    Dia memberikan nasihat yang bijaksana, 

    Membantu Pangeran Kecil memahami dunia yang baru.

    Pangeran Kecil belajar banyak dari Annisa, 

    Tentang kasih sayang, tentang kepedulian, dan tentang arti keluarga. 

    Dia menemukan persahabatan yang hangat, 

    Di hati bibi yang penuh kasih dan perhatian.

     

    Bersama Annisa  Pangeran Kecil menjelajahi Bumi, 

    Belajar tentang keindahan dan kekejaman dunia. 

    Dia tumbuh dan berkembang, 

    Menjadi pangeran yang lebih bijaksana dan penuh kasih.

     

    Dan Annisa pun belajar dari Pangeran Kecil, 

    Tentang imajinasi, tentang mimpi, dan tentang ketulusan hati. 

    Dua sahabat yang berbeda usia, 

    Bersatu dalam ikatan kasih sayang yang tak terhingga.

    “Oma dan Pangeran Kecil”

    Oma yang penuh kasih, bagai mentari pagi, 

    Menyinari Pangeran Kecil dengan cinta dan perhatian. Dia memahami rengekan dan tangisan sang pangeran, Menebak isi hatinya dengan kepekaan seorang nenek.

     

    Ketika Pangeran Kecil merengek, 

    Oma tahu dia membutuhkan pelukan hangat. 

    Ketika Pangeran Kecil menangis, 

    Oma tahu dia membutuhkan telinga yang mendengarkan.

     

    Oma tidak pernah menghakimi, 

    Dia hanya memberikan cinta dan kasih sayang. 

    Dia adalah tempat berlindung Pangeran Kecil, 

    Tempat di mana dia merasa aman dan nyaman.

     

    Oma menceritakan kisah-kisah indah, 

    Menyanyikan lagu-lagu pengantar tidur yang menenangkan. 

    Dia mengajari Pangeran Kecil tentang arti kehidupan, Tentang cinta, tentang persahabatan, dan tentang kebahagiaan.

     

    Pangeran Kecil belajar banyak dari Oma, 

    Tentang kesabaran, tentang kebijaksanaan, dan tentang kekuatan cinta. 

    Dia tumbuh dan berkembang, 

    Menjadi pangeran yang lebih baik dan lebih bahagia.

     

    Oma adalah sahabat Pangeran Kecil, 

    Dia selalu ada untuknya, di saat senang maupun sedih. Dia adalah sumber kekuatan dan inspirasi, 

    Sebuah cahaya yang menerangi jalan Pangeran Kecil.

    “Rindu Nan Indah”

    Meski terpisah jarak dan waktu, 

    Pangeran kecil tak pernah sirna dari rindu. 

    Wajah mungil nan polos, selalu terbayang di benak, Senyumnya yang tulus, bagai mentari pagi yang cerah.

     

    Cerita tentang planet kecil dan mawar, 

    Tentang rubah bijaksana dan boa yang menelan gajah, Selalu eyang dengar dengan penuh cinta dan kasih, Menemani hari-hari eyang yang sunyi.

     

    Walaupun tak lagi bersama, 

    Pangeran kecil tetaplah bagian dari keluarga. 

    Kenangan indah bersamanya, 

    Akan selalu terukir di dalam jiwa.

     

    Eyang merindukan tawa dan canda, 

    Pelukan hangat dan cerita-cerita fantasinya. 

    Namun, eyang tahu, pangeran kecil kini bahagia, 

    Di planetnya yang indah, bersama mawar kesayangannya.

     

    Rindu ini bukanlah kesedihan, 

    Tetapi sebuah rasa cinta yang tak terlupakan. Pangeran kecil, meskipun tak lagi di sini, 

    Akan selalu menjadi bagian dari hati eyang, 

    Sebagai kenangan indah yang tak tergantikan.

    “Semangat Senyum Pangeran Kecil”

    Di planet mungil, di bawah langit biru, 

    Papi pangeran kecil bekerja keras, tanpa ragu. Menyiram bunga mawar, mencabut baobab, 

    Setiap tetes keringat, demi kebahagiaan sang buah hati tercinta.

     

    Senyum pangeran kecil, bagai mentari pagi, 

    Menyinari hati ayah, mengusir rasa lelah di hati. Tawanya yang riang, bagai melodi indah, 

    Mengisi ruang rindu, saat ayah jauh di ladang.

     

    Setiap malam, di bawah sinar rembulan, 

    Papi menatap langit, penuh rasa syukur. 

    Bintang-bintang berkelip, bagai tawa sang pangeran, Memberikan semangat papi, untuk terus bekerja dan berjuang.

     

    Walaupun hidup sederhana, di planet kecil nan sunyi, Papi pangeran kecil selalu bahagia, dan tak pernah mengeluh. 

    Kasih sayang dan cinta untuk sang buah hati, Memberikan kekuatan, untuk melewati setiap hari.

     

    Senyum pangeran kecil, adalah harta yang tak ternilai, Motivasi dan penyemangat, bagi ayah yang tak kenal lelah. 

    Cinta mereka abadi, bagai bintang di langit malam, Menyinari hati dan jiwa, di setiap detik dan langkah.

    “Cinta untuk Abyaz”

    Di taman hati yang penuh cinta, 

    Tumbuhlah pangeran kecil nan ceria. 

    Senyumnya yang tulus, bagai mentari pagi, 

    Menyinari hati semua yang menyapa di pagi hari.

     

    Setiap orang mencintainya dengan kasih sayang, Menjaganya dengan sepenuh hati dan ketulusan. Menyiramnya dengan kasih sayang, 

    Memberinya pupuk semangat dan dorongan.

     

    Harapan mereka, pangeran kecil tumbuh dengan pesat, Menjadi pribadi yang tegar dan kuat. 

    Mampu menghadapi badai dan rintangan, 

    Dan selalu teguh dalam pendirian.

     

    Cinta mereka bagaikan air yang menyegarkan, 

    Memberi kehidupan dan kekuatan.

     Doa mereka bagaikan sinar mentari, 

    Menyinari jalan pangeran kecil di masa depan.

     

    Kelak, pangeran kecil akan menjelajah dunia, 

    Menghadapi berbagai petualangan dan rintangan. 

    Namun, cinta dan doa orang-orang di sekitarnya, 

    Akan selalu menjadi kekuatannya, di setiap langkahnya.

     

    Pangeran kecil, tumbuhlah dengan bahagia, 

    Sebarkan cinta dan kasih sayang di dunia. 

    Jadilah pribadi yang tegar dan kuat, 

    Wujudkan mimpi dan cita-citamu dengan semangat.

     

    Cinta kami selalu menyertaimu, 

    Di setiap langkahmu, di setiap mimpimu. 

    Semoga kelak kau menjadi pangeran yang bijaksana, Membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi dunia

     

     

    Kreator : Anitra Wahyu Nor Harlina

    Bagikan ke

    Comment Closed: RAHSIA DIBALIK AWAN ABYAZ (Part IV)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021