KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Rama Lupa Versus Teliti

    Rama Lupa Versus Teliti

    BY 15 Mar 2025 Dilihat: 76 kali
    Rama Lupa Versus Teliti_alineaku

    Rama adalah nama panggilan salah satu dari murid Taman Kanak-Kanak ternama yang ada di desa Bambe. Dia anak yang rajin dan disiplin masuk sekolah. Lancar dalam melafalkan doa pembuka dan penutup serta hafalan-hafalan surat pendek dan doa harian. Anak kedua dari tiga bersaudara ini sangat penyayang kepada adik dan kakaknya. Senantiasa momong atau menjaga adiknya yang masih kecil serta patuh pada kakaknya yang sudah duduk di Sekolah Dasar.

    “Ayo pulang, Nak. Salim sama Bu Guru semua.” Ajak Mama yang menjemput saat pulang sekolah TK.

    Tanpa menjawab mamanya, dia langsung berlari menuju bu Guru dan bersalaman satu persatu kemudian mendekati ibunya dan langsung naik sepeda motor. 

    Bu Guru spontan berteriak. 

    “Mas Ramaaa, ini tas-nya ketinggalan.”

    Dengan secepat kilat si Rama langsung turun dan kembali ke halaman sekolah mengambil tas yang sudah disiapkan untuk dibawa pulang. Bu Guru dan mamanya dengan refleks tertawa serentak melihat aksi si Ramadhanis itu.

    “Diingat-ingat dong, Mas. Kalau sekolah itu membawa tas, jadi saat pulang tas juga harus dibawa.” Ujar Bu Eny, guru kelasnya, yang tak bisa membiarkan hal itu cukup dengan tertawa. 

    “Bukankah kemarin juga ketinggalan tas-nya? Kemarin lusa tempat bekal yang ketinggalan. Ayo, mulai sekarang diingat-ingat ya apa yang dibawa. Untung bukan celananya yang ketinggalan.” Lanjut Bu Eny yang tak bisa diam itu memberi nasehat kepadanya. 

    Mamanya yang masih tertawa di atas sepeda motornya menambahkan cerita tentang anaknya yang unik itu. 

    “Jangankan tas, Bu. Sepeda onthel itu lo juga ketinggalan. Berangkat beli jajan ke toko naik sepeda onthel. Pulangnya lo jalan kaki, sepedanya ketinggalan di toko. Ngaji sore juga gitu Bu, berangkat ngaji naik sepeda onthel pulang juga jalan kaki Bu, sepedanya ketinggalan di masjid. Kadang-kadang juga tas ngajinya yang ketinggalan di masjid. Baru setelah dia sampai di rumah saya di WA ustadzahnya, memberi tahu bahwa tas Rama ketinggalan di masjid. Subhanallah Leee…kataku.” Mama menceritakan peristiwa lainnya disambut tawa oleh Bu Guru yang standby di depan sekolah. 

    “Saya heran kok Bu sama si Rama ini. kakaknya itu tidak seperti itu lo. Padahal setelah kejadian tertinggal satu-dua kali selalu saya ingatkan setiap mau berangkat.” Lanjut Mama bercerita sambil tertawa. 

    “Iya, ini adalah PR bagi kita. Tak boleh lelah mengingatkan dan mengarahkan. Karena Mas Rama ini unik, Ma. Sering ketinggalan barang-barang yang dibawanya. Kita amati dan kita pelajari dulu, seringnya barang-barang ketinggalan itu memang lupa atau anaknya yang kurang teliti dalam bertanggung jawab memelihara terhadap barang miliknya.” Bu Eny menanggapi curhatan mama Rama dengan datar.

    “Lha iya, Bu Guru. Kalau lupa kok seperti orang sudah tua saja jadi pelupa. Tapi kalau tidak karena lupa kok terus menerus seperti itu terulang. Gak tahu Bu, anak saya ini memang beda dengan kakaknya.” Sahut Mama Rama.

    “Baiklah, Ma. Kita eratkan kerjasama beberapa minggu ke depan fokus pada daya ingat dan menanamkan rasa tanggung jawab pada Mas Rama.” Sahut Bu Eny sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan pada Mama Rama yang sudah siap tarik gas untuk pulang.

    #####

     

    Kreator : Endah Suryani, S. Pd AUD

    Bagikan ke

    Comment Closed: Rama Lupa Versus Teliti

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021