Pelukan Hangat
Akhirnya saya memenuhi undangan Freeman untuk bertemu kak Andre di executive lounge hotel Laluna. Memasuki lobi hotel ini, kembali terbayang apa yang sudah terjadi dengan kak Andre di kamar hotel ini. Hmm.. hotel ini memang salah satu kenangan kami. Tempat dimana pertama kalinya saya menyerahkan segalanya kepada kak Andre.
Haruskah saya hancurkan hotel ini, agar semua kenangan juga hancur lebur bersamanya .. ha ha pikiran gila menyerusuk masuk dalam otak saya. Saya harus tenang dan siap menghadapi kak Andre sebagai seorang profesional.
Berjalan tenang, saya terus menuju lift ke lantai 12 tempat dimana executive lounge nya berada. Sesekali saya melirik kaca di lift memastikan penampilan saya sudah maksimal. Bagaimanapun dia adalah klien VIP, jadi saya harus bersikap professional. Tak lupa semua protocol kesehatan tetap saya perhatikan, sambil memperbaiki masker di wajah, saya terus meyakinkan diri ‘ semua akan baik-baik saja.
Saya melihat sosoknya, dan tiba-tiba hati ini bergetar dan berkeringat dingin.. gejolak hati semakin cepat, detak jantung entah terpacu marathon tipe apa..
“Selamat siang pak Andre, apa kabar?” ………. Saya julurkan tangan saya sesaat saya tiba di hadapannya.
Saya lihat sekeliling, beliau hanya sendiri, dan saya juga sendiri. Mungkinkah ini bagian scenario kak Andre untuk bisa bertemu saya saja, ah GR sekali saya ini.
Dan tiba-tiba tangan kekarnya langsung menarik tubuh mungil saya dalam dekapannya…
“jangan pernah menghilang dari kehidupan saya Ade Ambar” pelukannya begitu keras, namun hangat dan tiba-tiba hanya air mata saya yang mengalir deras………..
Tanpa ada kata-kata yang keluar, beliau terus mengecup kedua pipi, kening dan mengulum dalam bibir ini ……….. dalam dan dalam sekali dan saya pun membalas kulumannya …
Dan cerita babak kedua terjadi …….. hati terdalam memang mencintainya dan tak mampu meninggalkannya.
Tanpa menolak tangannya terus memegang dan mengajak saya berjalan ke kamar beliau.
Dan saat ini saya hanya bisa terdiam melayani tarian hasratnya untuk tubuh ini.. terus menggelayut, mengaum dan menikmati setiap lekuk tubuh saya…
Saya hanya bisa menikmatinya … inikah Cinta? Atau hanya nafsu belaka?
Entah apa itu, namun pelayanannya siang ini begitu luar biasa, dan tak ada kata-kata saya yang mampu menolak pesonanya.
“Maafkan Ade kak”…… akhirnya lirih kuucapkan setelah semua pertempuran cinta itu selesai.
“Ada apa dengan Ade Ambar? Kenapa menghindari kaka?
“Ade hanya sedih, Ade ingin mendapatkan status resmi kaka…”
“ahh.. Ade… apakah status itu perlu untuk Ade?
“Yah kak, karena ade semakin mencintai kaka”
“Baiklah.. kita pikirkan.. Apakah ade ada masalah jadi istri kedua atau kaka harus menceraikan Sulis?
Ya Tuhan … Saya tidak ingin merusak rumah tangga kalian, tapi Saya begitu mencintai dan ingin memilikinya seutuhnya. Saya hanya bisa terdiam, entah apa yang harus saya jawab dan sepertinya kak Andre memahami hal tersebut.
“Ade Ambar tidak perlu jawab sekarang, namun dipikirkan ya. Kaka tidak akan pernah meninggalkan Ade”
Sontan saya langsung memeluk lembut tubuhnya dan kehangatan itu benar-benar membawa saya melayang dalam ketenangan duniawi………..
“terima kasih kaka”
Sejak pertemuan itu, hari -hari yang saya jalani kembali terasa ringan dan bertambah bahagia ..
Kreator : Ayu Ambarini
Comment Closed: RASA (Bab 17)
Sorry, comment are closed for this post.