Sentuhan Rasa Perempuan
Hubungan seri kedua ini terasa lebih indah.. Kak Andre semakin memberikan perhatiannya untuk saya. Jika selama ini hanya rutin sapaan pagi hari, namun sekarang ini sapaan malam sebelum waktu tidur juga menjadi rutin..
Entah energi apa yang ditularkan, namun saya juga semakin bersemangat membalas semua ekspresi cinta terlarang ini.. terus saya melakukan pertanyaan berulang dalam diri saya, apakah rasa ini yang memang saya butuhkan, atau hanya karena saya sudah terjerat hubungan badan yang begitu menawan sehingga begitu sulit melepaskan pesonanya.
Setiap kali memulai pemikiran tersebut, disitu pula saya akan menjadi galau … hmm mungkin sebaiknya kutepis saja pemikiran ini, sehingga perasaan saya bisa terus berjalan dengan tenang.
Saat itu hari sabtu siang hari begitu terik, saya memutuskan untuk tetap berada di rumah dan ngadem di kamar, tiba-tiba dering telepon mengagetkan lamunan saya.
“Ade Ambar, ini mbak Sulis”
Ups………. Seketika jantung berdetak kencang, ada apakah gerangan?
“Selamat siang mbak Sulis, iya ini Ambar.. apa yang bisa saya bantu mbak?
“Oh, maaf ya mengganggu Ade Ambar, mbak Sulis ingin mencari teman untuk bercerita. Ade Ambar tidak keberatan ya?”
“Tidak sama sekali mba Sulis, silahkan”
Dan tiba-tiba terdengar sesenggukan tangis di ujung sana ………….
“Maaf mbak Sulis kenapa”
“Adakah yang bisa saya bantu?”
“Maaf Ade Ambar, mbak Sulis shock sekali, mb Sulis merasakan Kak Andre memiliki wanita lain, mbak Sulis benar-benar merasakannya sekarang ini”
Deg……. tiba-tiba tubuh saya menegang. melunglai …………tenaga yang sebelumnya ada seketika membuai hilang dan menyisakan kelemasan jiwa. rasa yang entah apa namanya, tiba-tiba saya begitu takut ini semua akan diketahui …………
“Maksud mbak Sulis bagaimana? Kenapa bisa mengatakan seperti itu?”
“Ya Ade Ambar, sekarang Kak Andre berubah dengan mbak, beliau sudah tidak pernah memperhatikan embak lagi. Pulang kantor tidak ada waktu menyapa mbak, Kembali sibuk di laptop, langsung makan malam dan tidur. Tidak pernah lagi ngobrol dengan mbak sekarang ini”
“oh..apakah mbak Sulis sudah menanyakan hal ini ke kak Andre-nya?”
“Sudah Ade Ambar, namun beliau langsung membentak mbak Sulis, dia bilang mbak terlalu baper”…………
helaan nafas dalam saya dengar, dan masih berlanjut kemudian ……..
“Sebagai Perempuan, mbak Sulis bisa merasakan perubahan ini Ade Ambar”
“Sabar ya mbak Sulis..mungkin bisa dibicarakan baik-baik mbak”
“Embak ingin tau siapa perempuan yang sudah mengganggu rumah tangga embak itu Ade Ambar, tolong bantu mbak”………..kudengar mbak Sulis terisak di seberang sana
Hening ………….Saya hanya bisa terdiam’ rasanya seperti tertusuk duri tajam mata ini, dan tanpa ada kendali air mata mengalir……dan semakin deras ‘ namun air mata tanpa suara !
Seminggu berlalu sejak telephone mbak Sulis, dan saya dalam posisi bingung kembali. Perasaan Perempuan memang halus dan tidak bisa dibohongi.
Dan jika terkuak nanti, maka kebenaran ini pasti akan menyakitkan untuk mbak Sulis dan diri saya dan bahkan juga keluarga saya.
Inikah rasa yang saya pilih ?
Pertanyaan yang terus menerus hadir dalam kepala saya sejak seminggu lalu.
Kreator : Ayu Ambarini
Comment Closed: RASA (Bab 18)
Sorry, comment are closed for this post.