Ade dan Kaka
Setelah pertemuan pertama dengan pak Andre, dan dilanjutkan dengan komunikasi-komunikasi bisnis dan pertemuan-pertemuan bisnis selanjutnya maka akhirnya hari ini tiba waktunya perusahaan kami akan menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan pak Andre tersebut.
Sekali lagi saya berhasil menorehkan prestasi di perusahaan, dan saya bisa melihat binar bangga atasan saya terhadap hasil kerja saya ini. Pada saat kerjasama kami deal, dan pak Andre sepakat untuk menandatangani perjanjian kerjasama ini, atasan saya langsung mengatakan bahwa beliau tidak pernah salah memberikan tugas ke saya.
Terus terang pujian seperti itu dari seorang atasan memberikan motivasi tersendiri khususnya buat saya untuk lebih baik lagi dalam bekerja. Tentunya saya juga langsung berharap atas insentif monetary yang akan saya dapatkan segera. Selalu ingat pepatah orang tua dulu bahwa masa muda adalah masa bekerja dan menyimpan kekayaan dengan menabung. Saya ingin sekali pada saat saya berkeluarga nanti, saya juga menjadi perempuan yang mandiri dalam hal finansial.
Pada hari penandatanganan kerjasama tersebut, perwakilan senior manajemen perusahaan saya bekerja terbang ke Jayapura, dan lagi-lagi saya juga mendampingi mereka. Ceremony penandatangan kerjasama, liputan media dan berbagai pekerjaan yang mengikuti membuat saya kehilangan waktu dan tenaga .. namun saya terus semangat dan terus minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh saya.
Bagaimanapun target bekerja sama dengan perusahaan ternama yang memiliki kantor pusat di Papua ini pun berhasil. Rekan-rekan kerja saya memberikan ucapan selamat karena saya berhasil meng-golkan klien besar ini. Semua memberikan selamat atas performance kerja saya… saya hanya bisa berterima kasih dan bersyukur.. rejeki memang tidak akan lari kemana, dan rejeki tau kemana harus berlabuh..karena semua itu sudah diberikan jalannya.. terima kasih Tuhanku.
Di sisi lain hubungan saya dan pak Andre juga semakin dekat dan bersahabat. Jika awalnya malu-malu, saat ini perkembangannya adalah kami sering bertukar kabar di WA. Sekedar mengucap selamat pagi, saling mendoakan hari kami berdua, bercerita tentang pekerjaan, meminta saran dan pandangan atas hal yang sama-sama kami alami..
Ternyata beliau benar-benar serius memperlakukan saya sebagai adek.. luar biasa tiba-tiba saja saya mendapatkan seorang kaka luar biasa yang selalu saya idamkan sejak dulu.
Saya juga akhirnya mengetahui bahwa beliau sudah berkeluarga dan memiliki tiga orang anak. Ketiga anaknya semua berada di luar Papua dan sedang menyelesaikan sekolah di Jogja dan Malang, wah sungguh ternyata benar pemikiran saya dulu bahwa beliau adalah orang asli Papua yang sangat mengutamakan pendidikan anak-anaknya. Ketiga anaknya menduduki peringkat teratas di kampusnya dan saya yakin mereka adalah bibit-bibit unggul generasi muda Papua. Luar biasa..
Kadang juga beliau bercerita tentang istrinya, seorang ibu rumah tangga berdarah Jawa. Walau posisinya sudah di level CEO beliau hanya tinggal berdua dengan istrinya saja. Beliau mengatakan bahwa sangat mendambakan seorang istri yang patuh dan selalu berada di rumah untuk menunggunya pulang bekerja…
wah .. sebuah pemikiran konservatif yang tidak saya duga jika melihat kepribadian seorang profesional seperti pak Andre yang sangat outgoing.. terpikir di kepala saya bahwa wanita idamannya adalah wanita karir modis yang sejajar dengan level karir beliau.. tapi ternyata .. dugaan saya salah!.
Selayaknya seorang kaka ke ade saya merasakan perhatian yang saya terima dari beliau cukup banyak. Saya merasakan kasih sayang seorang kaka yang tidak pernah saya terima selama ini. Ternyata punya seorang kaka itu cukup menyenangkan…Saya terus bertanya ke beliau apa alasan menganggap saya sebagai seorang ade, namun beliau hanya mengatakan akan cerita suatu hari nanti, terlihat keinginannya menjawab pertanyaan saya. Ya sudah’ saya biarkan saja. Saya yakin suatu hari beliau akan bercerita ke saya alasannya.
Namun tidak munafik, setiap kali saya melihat foto profil WA dari pak Andre, pasti ada rasa getar di dada ini.. entah rasa apa ini .. saya begitu mengagumi senyum manisnya .. ah indah nian ciptaan Tuhan ini..seindah kecantikan tanah Papua memang… Sebaiknya saya sembunyikan rasa kagum ini demi persahabatan kami, dan demi hubungan yang dianggap kaka adek ini.
Dan entah kapan dan bagaimana awalnya, namun sudah beberapa kali ini pak Andre memanggil saya dengan panggilan “ade”
“Halo, selamat pagi Ade.. bagaimana kabar hari ini ?” kulihat notif WA yang muncul dan mengagetkan lamunanku dipagi itu..
“Selamat pagi pak Andre, kabar baik di Jakarta. Baru mau mulai meeting bapak, wah hari ini pasti akan menjadi hari yang cukup melelahkan, namun saya tetap bersemangat”…
“Ade, kaka Andre akan ada di Jakarta minggu depan, mungkinkah kita bisa bertemu”
Wowwwwwwwwwwwww……………teriak saya dalam hati!
Sejak kapan beliau memanggil dirinya Kaka.. biasanya hanya menyebut Ade Ambar saja, dan tidak pernah menyebut dirinya dengan panggilan Kaka Andre seperti ini. Aduh gerangan apa ini.. saya begitu terkaget-kaget membaca pesan terakhir ini. Kenapa tiba-tiba kedekatan kami menjadi lebih dekat lagi dengan panggilan ade dan kaka ini.
Pada hari itu, saya langsung bertanya dengan rekan kerja yang berasal yang Papua.
“Hai Wakum, apakah di Papua panggilan Ade dan Kaka itu normal untuk sebuah pertemanan?”
“Hai Ambar.. yah cukup normal disini, terlebih jika orang tersebut sudah percaya dengan seseorang dan menganggapnya sebagai teman baik. Ada yang mengatakan jika kamu ingin berteman baik dengan orang Papua asli, maka ambilah hatinya. Dan panggilan ade kaka ini biasanya untuk mereka yang sudah menganggap teman sebagai keluarga”
“Terima kasih Wakum, ini sangat membantu sekali”
Jadi mungkin ini alasan beliau memanggil saya ade dan menyebut dirinya kaka. Langsung saya beralih untuk membalas teks yang dikirimkan pak Andre dengan segera, jadi apakah artinya pak Andre mulai mempercayai saya sebagai temannya juga. Apakah yakin tidak ada rasa lain di hatinya’ pertanyaan ini menghantui pemikiran saya. Namun ya sudahlah .. biarkanlah kami menjalani persahabatan ini dulu. Kita lihat kemana persahabatan ini akan berlabuh nantinya. Biarkan waktu yang akan menjawabnya.
“Jelas saja kita bisa bertemu pak Andre, dikabari saja kapan dan dimana kita akan bertemu”
“Ade Ambar, Mulai sekarang jangan panggil saya pak Andre ya, panggil saja saya kaka Andre dan saya juga akan terus memanggil Ade Ambar”
“Oh baik pak ‘eh kaka Andre, aduh mohon maaf saya tidak mau mengurangi rasa sopan saya, karena bagaimanapun bapak adalah klien VIP kantor saya”
“Kaka Andre.. bukan bapak ya.. percakapan kita ini bukan sebagai percakapan bisnis kantor ade jadi jangan khawatir”
“Oh baik kaka.. aduh saya masih canggung.. baiklah ..baiklah..Kaka Andre”
“Terima kasih Ade Ambar, semoga harimu menyenangkan God Bless You”
Dan saya pun terpana .. seketika saya merasa kehilangan semua kata-kata, baru kali ini ada seseorang memanggil saya dengan panggilan ade, ah begitu manis.. terdengar imut sekali.. dan baru kali ini juga saya memanggil seseorang dengan sebutan “kaka”
ada rasa bahagia seketika ….. mengalir … sejuk ….
dan…
Rasa itu terus memicu hormon di dalam tubuh saya untuk terus tersenyum di sisa hari ……………..ya mungkin ini yang dalam istilah kedokteran jika kadar hormon Dopamin dalam tubuh saya meningkat drastis.. karena hormon ini adalah hormon yang dikaitkan dengan sensasi yang menyenangkan.. ah rasa yang indah ! Namun saya tidak mampu mendefinisikan rasa apa ini.
Kreator : Ayu Ambarini
Comment Closed: RASA (Bab 4)
Sorry, comment are closed for this post.