Kamar 1011
Langkah terhenti memandang lampu-lampu kristal yang menggantung di lobi hotel Laluna, tanpa disadari saya mengarahkan langkah kaki menuju kursi-kursi sofa yang terlihat nyaman dan empuk.. sepertinya saya perlu duduk sebentar untuk menenangkan hati ini.
Siapkah saya bertemu dengan Kak Andre malam ini?
Kira-kira apa yang akan terjadi dalam pertemuan ini? Seribu kata menggelayut dalam kepala ini.. sejuta rasa khawatir dan juga senang berkecamuk.
Tak terasa 10 menit saya duduk mematung di lobby yang nyaman ini.. sebaiknya saya text beliau untuk turun sesuai janji kita.
“Malam Kak Andre, saya sudah ada di lobby”
“Wah, saya sudah menunggu dari tadi. Apakah bisa langsung menuju kamar saya? atau mau saya jemput di lobby?”
“Apakah harus bertemu di kamar kak? kita bisa bertemu di lobby saja”
“why not?.. disini ada meja tamu dan sofa juga untuk tamu, kita bisa bebas ngobrol disini”
“Saya merasa canggung masuk kamar kaka”
“Come on.. saya sudah anggap you sister saya, okay saya jemput kamu sekarang, tunggu di lobby”
“baik kak..” kugigit bibir perlahan .. semoga saya tidak melakukan kesalahan malam ini.
Saya tidak pernah tau rasa apa yang ada dan saya rasakan.. namun yang saya tau, saya tidak boleh melewati batas.
Beliau sudah berkeluarga, dan saya seorang single. Jangan sampai saya menjadi simpanan beliau .. ughhh’ otak liar mulai mengembara …dan tiba-tiba…….
“Ade Ambar?” …………dan sosok gagah itu sudah berdiri dihadapan saya, dengan harum parfum keluaran seri Aigner yang begitu khas wangi mahalnya.
“eh iya kak..” kuulurkan tangan memberi salam kepadanya..
“Hayuk ikut ke kamar saya di 1011, saya tidak mau ada yang melihat kita ngobrol lama di lobby, mungkin ada yang akan mengenali saya, dan bisa menjadi berita”
ohhh… jadi ini maksud beliau.. paham paham sekarang’ ada sedikit lega di hati ini, namun entah rasa apa ini ketika melihat sosoknya saya begitu bahagia..
“Baik kak, saya ikuti kaka”
“Ha ha.. mari jalan di samping saya, jangan mengikuti dari belakang”, …….dan tiba-tiba beliau menarik tangan untuk berjalan di sampingnya…
“baik kak.. baik” dan aku begitu nurut seperti kerbau yang dicolok hidungnya ha ha…
Memasuki lift – menuju lantai 11 ..dan sepanjang lorong menuju kamar .. saya hanya terdiam ..
tak ada sepatah kata yang terucap … entah apa yang berkecamuk dalam hati kami masing-masing’ ……….mungkin saja terjadi gemuruh tsunami besar yang sedang kami saling rasakan satu sama lain… entah juga .. tak ada yang tau apa perasaannya dan apa arti rasa di hati aku ini.
1001.. 1002..1003…1004..1005..1006…1007..1008..1009..1010.. dannnnnnnnnnnnnnn yaaa akhirnya tiba di tulisan 1011 !
Kreator : Ayu Ambarini
Comment Closed: RASA (Bab 7)
Sorry, comment are closed for this post.