KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Rasa yang Tepat untuk Waktu yang Salah

    Rasa yang Tepat untuk Waktu yang Salah

    BY 04 Jan 2023 Dilihat: 176 kali

    Penulis : Aprilia Dwi Lestari (Member KMO Alineaku)

    Hujan deras yang mengguyur itu mengingatkan akan kenangan masa lalu Nania. Kala itu dia datang untuk menjemput Nania yang ada di jalan ketika ia baru pulang dari kampusnya tapi sudah malam. Dani namanya. Yang malam – malam rela untuk hujan demi menjemput gadis manis itu.

    Jangan tanyakan perasaanku jika kau pun tak bisa beralih

    dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tak adil

    Petir menyambar dengan kilat yang begitu cepat hingga menyadarkan lamunan Nania di balik jendela kaca. “Astaga, ah,! Apaan si gue mikirin Dani yang jelas – jelas itu masa lalu gue. Udah – udah…“

    “Ya ampun kenapa si loe Nan, melamun melulu, udah dong, hujan nih, kamu mau tidur sini aja apa gimana?” tawaran Liza si pemilik kamar kos kepada Nania.

    Waktu sore hari menjelang maghrib, dia masih berada di kos temannya untuk mengerjakan tugas kuliah. Hujan deras sore itu membuat Nania tidak bisa pulang.

    “Iya Za, makasih tawarannya, tapi gue harus pulang, ada urusan yang harus gue selesin nanti malem”.

    “Yaudah, tapi loe pulangnya gimana, loe ngga bawa jas hujan kan, apa mau gue anter?”

    “Ngga usah Za, kan jas hujan loe juga cuma satu. Gampanglah gue nanti minta tolong siapa kek”.

    Entah siapa yang mau dimintai tolong oleh Nania. Seketika dia ingat orang yang selalu ada buat Nania.

    “Oiya, gue inget, Reza. Ya dia pasti bisa buat jemput gue”

    “Reza? yakin loe mau minta tolong sama dia ?”, tanya liza yang agak terkejut.

    Tanpa pikir panjang Nania langsung menghubungi Reza melalui ponselnya untuk meminta menjemput Nania di kosnya Liza.

    Nania: “Hey.. Kak”

    Reza:” iya,”

    Nania: “Lagi dimana kak ?” Reza: “Ini di jalan mau pulang”

    Nania: “Kebetulan kita searah, nanti Kakak mampir di kos depan kampus itu ya, gue kejebak hujan nggak berani pulang”.

    Reza: “Iya”

    Nania: “Oke kak, makasih ya, nanti kalau udah sampai kos kabari ya” Reza: “Oke”

    Tidak lama Reza langsung memberi kabar bahwa ia sudah sampai di depan gerbang kos.

    Reza: “Gue udah di depan gerbang” Nania: “Oke kak, bentar aku turun” Reza: “Oke”

    Sambil menggendong ransel hitam miliknya, dia berlari keluar menuju lantai satu dan pamitan pada Liza.

    “Makasih Za, gue udah dijemput kak Reza, baik – baik di sini, sampai ketemu besok ya, muach”,

    “Oke deh, ati – ati loe di jalan, dasar cewek ribet banget deh, yaudahlah,,” Liza merebahkan tubuhnya ke kasur empuk. Menikmati hujan sambil menonton drama korea favoritnya.

    Perawakan tinggi besar dengan keadaan rambut yang masih basah membawakan payung. Kemeja biru dongker panjang dipadukan dengan celana jeans hitam menambah manis tampilannya. Nania langsung turun dari kamar kos yang berada di lantai dua.

    “Maaf kak, udah lama ya ?”

    “Belum kok” sembari menyodorkan payungya pada Nania yang tingginya hanya sedada Reza.

    “Terus kakak gimana ?”

    “Yaudah itu dipakai loe aja si kenapa, gue gampang deh bisa lari ke mobilnya.”

    “Tapikan kak, nanti kakak basah kuyup”

    “Yaudah sini” Reza langsung merangkul Nania dari belakang, canggung memang, tapi itu yang dilakukan Reza supaya Nania tidak mengkhawatirkannya terus. Mereka berjalan berdua menuju mobil yang Reza bawa.

    “Aduh, kak jangan cepet – cepet”, keluh Nania yang tidak bisa mengikuti langkah panjangnya Reza.

    “Dasar cewek pendek, jalan aja lama” “Ih, apaan sih?

    Sampai di mobil sudah ada teman Reza. Dava. Mereka berdua habis kondangan di tempat teman. Karena berangkat sudah mendung jadi mereka mengendarai mobil.

    “Eh, ada Kak Dava, udah lama kak ?”

    Reza langsung menyeletuk menjawab pertanyaan Nania. “Jelas udah lah,loe jalannnya kayak kura – kura”

    “Ngga kok, loe darimana kok jam segini baru pulang?” timpal Dava pada Nania.

    “Iya kak, baru ngerjain tugas kuliah, tapi kejebak hujan” jawab Nania sembari menutup pintu belakang mobil.

    Sesampainya di rumah, Nania tidak bisa tidur. Dia memikirkan Reza yang begitu baik kepada Nania. Dia selalu ada buat Nania walaupun sikap cuek dan jutenya kadang membuat Nania kesal dan terus emosi. Namun Nania tidak bisa

    berbuat apa – apa karena reza pun tidak pernah berbicara mengenai perasaan. Cuek, jutek tapi dia peduli pada Nania.

    bukan maksudku menyakitimu namun tak mudah tuk melupakan cerita panjang yang pernah aku lalui tolong yakinkan saja raguku

    Nania bimbang tentang perlakuan perasaan ini. Ia terlanjur sudah nyaman dengan Reza. Sikap baiknya yang membuat Nania merasa dirinyalah orang yang paling dicintai. Begitupun dia sangat perhatian pada Reza. Jika ia mencintai namun tidak berbalas, maka sakit hati ini akan terulang lagi. Seperti masa lalunya yang hanya bertepuk sebelah tangan dengan Dani.

    pergi saja engkau pergi dariku biar kubunuh perasaan untukmu meski berat melangkah

    hatiku hanya tak siap terluka

    Reza yang tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Nania karena dia sudah memiliki kekasih hati. Sudah lama Reza memiliki kekasih tapi tidak memberitahu pada Nania. Nania tahu saja dari teman terdekatnya Reza yang katanya Reza akan menghadiri wisuda kekasihnya di Bulan Juli mendatang yang berada di Jogja dan sekalian Reza akan melanjutkan kuliah S2 disana.

    beri kisah kita sedikit waktu semesta mengirim dirimu untukku kita adalah rasa yang tepat

    di waktu yang salah

    hidup memang sebuah pilihan tapi hati bukan tuk dipilih

    bila hanya setengah dirimu hadir dan setengah lagi untuk dia

    Nania memilih untuk mundur dan mencoba mengubur rasa ini kepada Reza. Jika memang Reza bukan untuk Nania, maka Nania tidak akan lagi memberikan

    perhatian pada Reza. Dan harapan Nania supaya Reza bertahan pada kekasihnya dan tidak  lagi perhatian pada Nania.

    pergi saja engkau pergi dariku biar kubunuh perasaan untukmu meski berat melangkah

    hatiku hanya tak siap terluka

    beri kisah kita sedikit waktu semesta mengirim dirimu untukku kita adalah rasa yang tepat diwaktu yang salah

    Nania ingin di masa – masa terakhir sebelum Reza pergi ke Jogja, dia masih bisa melihat Reza seperti biasanya. Ke kampus bersama hanya sekedar bertemu dan diskusi organisasinya. Atau sekedar ke kantin menikmati soto favorit Nania. Nania takut akan terus merindukan Reza yang tidak bisa dimilikinya.

    bukan ini yang kumau lalu untuk apa kau datang rindu tak bisa di atur

    kita tak pernah mengerti kau dan aku menyakitkan

    pergi saja engkau pergi dariku biar kubunuh perasaan untukmu meski berat melangkah

    hatiku hanya tak siap terluka

    beri kisah kita sedikit waktu semesta mengirim dirimu untukku kita adalah rasa yang tepat diwaktu yang salah

    Pertemuan terakhir sebelum Reza ke Jogja yaitu ketika Nania habis bimbingan dosen di kampus, Reza menghubungi Nania untuk bertemu di kantin. Dan Reza mengatakan langsung pada Nania.

    “Nan, maafin gue selama ini, mungkin loe baper sama gue, tapi gue cuma bermaksud nolong loe. Soal perasaan jujur akupun pernah mencintaimu. Namun

    gue ingat pada kekasihku di sana. Gue akan setia pada dia. Tidak mungkin aku menyakiti dia yang sudah lama gue mencintainya. Terimakasih untuk selama ini loe selalu ada buat gue. Sekali lagi gue minta maaf, loe udah kayak adik gue sendiri” Reza mengusap kepala Nania seperti anak kecil yang mengenakan kerudung merah muda, lalu pergi meninggalkan Nania.

    Tanpa jawaban apapun, Nania hanya bisa diam. Melihat punggung Reza yang semakin menjauh. Dia juga mencintai Reza tapi perasaan itu datang di waktu yang salah. Tiba – tiba Nania meneteskan air mata, dan dia sadar bahwa dia bukan siapa – siapa hanya dianggap sebagai anak kecil seperti adiknya Reza.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Rasa yang Tepat untuk Waktu yang Salah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021