KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Remaja part 13

    Remaja part 13

    BY 06 Okt 2024 Dilihat: 174 kali
    Remaja_alineaku

    Pagi hari, tepatnya di pos ronda, terlihat Reza dan kakaknya, Kang Adi, sedang jogging bersama. Raut wajah Reza terlihat kelelahan.

    “Capek, Kak.” ucap Reza.

    “Ya sudah, istirahat dulu disini kita.” jawab Kang Adi. 

    “Dik, kakak ada brosur nih. Kalau berani, boleh deh kamu coba.” ucap Kang Adi sambil memberikan secarik kertas brosur lomba kompetisi band remaja.

    Reza membuka lipatan kertas itu, sambil kemudian membaca brosur tersebut perlahan. Reza terlihat sumringah melihat brosur itu.

    “Wah, boleh nih kita coba! Kesempatan buat tampil di acara televisi.” ucap Reza dengan wajah sumringah.

    “Aku harus kasih tahu Beni.” ucap Reza sambil berlari menuju rumah Beni. 

    “Dik, mau kemana?” tanya Kang Adi yang ditinggalkan begitu saja oleh Reza.

    “Ke rumah Beni, mau kasih ini!!” jawab Reza lantang.

    “Ahh, sialan gue ditinggal sendirian pula! Ya sudahlah, gue pulang aja kali, ya.” gumam Kang Adi berjalan menuju rumahnya.

     

    Tepat di depan rumah Beni, terlihat Beni sedang di teras. Reza yang lari tergesa gesa langsung memanggil Beni.

    “Ben!! Beni!!” panggil Reza sambil berlari.

    Beni bangkit dari tempat duduknya terlihat kaget melihat Reza berlarian seperti dikejar hantu.

    “Ada apa, Za?! Loe gak papa, kan?!” tanya Beni agak panik. 

    Dengan nafas yang terengah engah, Reza mencoba menjawab, “Aku,,, Aku gak papa, Ben.”

    “Dasar loe bikin panik aja! Emang ada apa sih, tumben pagi banget kesini, sambil lari lagi.” tanya Beni agak kesal karena tidak biasanya Reza pergi ke rumahnya pagi buta begini.

    “Ini, Ben. Ini kamu baca aja.” jawab Reza sambil memberikan lipatan kertas brosur lomba kompetisi band remaja. Lalu Beni membukanya dengan santai. 

    “Terus kita mau ikut gitu, Za?” tanya Beni.

    “Ya iya lah, Ben. Ini kesempatan kita buat tampil di TV dan memenuhi janji kita ke Ari.” jawab Reza dengan percaya diri.

    Beni diam berpikir. Ada benarnya juga ikut kompetisi band itu demi memenuhi janji kepada pacarnya.

    “Betul, Za. Boleh deh kita coba, demi pacar aku ya, kan.” sahut Beni dengan nada bahagia.

    “Ah, dasar! Kalau udah inget pacar aja, hmmm…” ledek Reza.

    “Ya sudah, ntar sore kita ketemu di pos ronda. Nanti aku suruh kakakku untuk bantu pendaftarannya.” ucap Reza.

    “Oke deh, kalau gitu.” sahut Beni dengan penuh semangat.

    “Ya sudah kalau gitu, aku pulang dulu yah.” pamit Reza.

    “Ehh, nggak masuk dulu? Ayo minum minum dulu lah. Kau pasti capek.” sahut Beni mengajak Reza masuk ke rumahnya.

    “Telat kau, Ben. Seharusnya dari tadi nawarin minum.” sahut Reza sambil tertawa.

    “Ya sudah lah, aku pulang dulu, ya.”

    “Ini serius nih, nggak masuk dulu?” tanya Beni.

    “Kapan-kapan lagi deh. Ya udah, sampai ketemu nanti ya di pos ronda.” sahut Reza.

    “Oke, sampai ketemu nanti.” balas Beni.

     Sore harinya pun mereka berdua berkumpul di pos ronda. Reza yang datang dengan Kang Adi, terlihat sangat bersemangat untuk menghadapi kompetisi band remaja itu. Setibanya di pos ronda,

    “Beni mana, Za?” tanya Kang Adi.

    “Tunggu dulu, nanti juga datang.” ucap Reza.

    Benar saja, belum lima menit Reza berbicara, Beni sudah terlihat dari kejauhan.

    “Nah, itu Beni datang.” ucap Reza sambil menunjuk Beni yang berjalan menuju pos ronda.

    “Hei, Za. Ehh, ada Kang Adi.” sapa Beni.

    “Iya, nih. Dari mana loe? Lama amat?!” tanya Kang Adi.

    “Biasa, Kang. Bantu-bantu dulu di rumah.” jawab Beni.

    “Jadi gimana, Za? Kita jadi ikut kompetisi band itu?” tanya Beni.

    “Jadi dong! Ini kan mau ke studio, latihan buat kompetisi itu.” jawab Reza.

    “Lah, kok tumben Kang Adi ikut?” tanya Beni heran.

    “Iya, mumpung libur. Tadi selesai daftarin kalian, ini mau lihat kalian latihan, layak belum buat ikut kompetisi band.” jawab Kang Adi.

    “Iya, Ben. Aku yang ajak Kang Adi buat lihat kita latihan.” sahut Reza. 

    “Ya sudah, kalau gitu ayo kita berangkat.” jawab Beni.

    Mereka bertiga berangkat ke studio untuk latihan persiapan kompetisi band itu meski tanpa vokalis utama, Arim, yang pindah ke Sumatera Barat. Mereka harus lebih siap lagi, terutama Reza yang juga menggantikan posisi Arim sebagai penyanyi. Namun baginya, itu tak menjadi masalah besar. Toh, sebelum Arim bergabung, Reza juga sudah menjadi vokalisnya. 

    Beni yang sedang menjalani pacaran jarak jauh dengan Arim tetap saja mereka mesra di sosial media ataupun telepon melalui WhatsApp. Di sela jam latihan selalu Beni gunakan untuk menelepon Arim. Tiba-tiba, Beni bangkit dari tempat drum.

    “Bentar, ini kan lagi istirahat. Aku mau telepon pacar dulu, yaa. Biasaaa…” ucap Beni kegirangan.

    “Ya sudah sana, pacar mulu yang dipikirin!” ledek Reza. Sedangkan Reza mengasah kemampuannya untuk bernyanyi biar lebih fasih lagi. 

    Mereka berdua sangat kompak. Dua hari sebelum mereka mengikuti kompetisi band, Beni mendapat kabar buruk bahwasannya Bapaknya yang bekerja di luar negeri meninggal dunia. Jenazahnya dibawa pulang ke rumahnya. 

    Rumah Beni terlihat sudah ramai oleh para tetangga. Beni pun tidak menyangka mengapa Bapak begitu cepat meninggalkan mereka.

    “Kau yang sabar ya, Ben. Aku tahu kok apa yang kau rasakan sekarang.” ucap Reza yang duduk di samping Beni yang sedang menangis.

    “Gue nggak tahu apa yang harus gue lakuin, Za.” ucap Beni masih terus menangis.

    “Kau pasti kuat, Ben. Dulu aku juga nggak tahu apa yang harus aku lakuin, tapi semua kujalani dengan ikhlas, Ben.” ucap Reza yang juga ikut menangis. Reza juga terlihat sedih melihat sahabatnya kehilangan Bapaknya sebab Reza juga sudah pernah ada di posisi Beni. Terlihat Ibu Beni yang menangis di dekat jenazah suaminya dengan kedua adik Beni yang masih kecil.

    “Mas, kenapa secepat ini Kamu ninggalin aku dan anak anak?” ucapnya.

    Kang Adi tak kuasa melihat Ibu Beni yang terus meratap, lalu mendekatinya.

    “Bu, sudah ya. Ibu harus ikhlas. Boleh bersedih, Bu. Tapi jangan terlalu larut, Bu. Kasihan anak anak Ibu.” ucap Kang Adi. Kang Adi memang cukup akrab dengan Ibu Beni. 

    Lalu, tak berapa lama Ibu Beni pingsan. Seketika orang di sekitar panik, lalu beliau dibawa masuk ke kamar dengan ditemani Ibu Reza dan Beni.

    “Ben, kamu di depan sana sama adik-adik kamu. Biar ibu yang jaga ibumu, Nak.” ucap Ibu Reza dengan mengusap Beni. Sejatinya, Ibu Reza tidak tega melihat Beni dan adik-adiknya yang masih kecil masih membutuhkan perhatian dari Bapaknya, namun takdir yang berbicara mau bagaimana lagi. Beni pun menurut.

    “Titip Ibu ya, Tante.” ucap Beni.

     

     

    Kreator : Sumadi Dhiak

    Bagikan ke

    Comment Closed: Remaja part 13

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021