Usaha catering keluarga Beni semakin membesar semenjak Beni terkenal bersama bandnya. Siapa sangka, hubungannya dengan Arim masih terus berjalan meskipun harus melalui hubungan jarak jauh. Meskipun keduanya disibukkan dengan kegiatan masing-masing, mereka masih sering saling berkabar. Arim yang kuliah di Medan karena kepindahan dari Jakarta untuk ikut tugas baru Ayahnya. Semenjak saat itu, mereka selalu melepas rindu melalui online.
Kini kedewasaan mereka semakin bertambah, meski tidak pernah bertemu, mereka saling percaya dan sudah tidak seperti dulu lagi. Beni yang emosian kini sudah menjadi anak yang percaya diri dan penuh tanggung jawab. Sedangkan Arim yang dulunya aktif di organisasi sekolah sekarang menjadi salah satu aktivis di kampusnya. Mereka memang sedang menjalani fase kehidupan yang berbeda. Namun, seringkali terlihat mereka saling berbagi cerita lewat online.
Sudah hampir enam tahun mereka berpacaran, hubungan mereka dulu memang mengalami pasang surut. Namun, sekarang mereka sudah dewasa bukan anak remaja lagi. Kisah remaja mereka lalui dengan bersenang-senang dan penuh keakraban. Hadirnya Reza si bintang sekolah yang membentuk band membuat mereka mengerti bahwa dunia remaja memang tidak semudah itu untuk dijalani. Lihat saja Beni yang sahabat karibnya Reza pernah berantem di sekolah hanya karena masih memikirkan egonya masing-masing. Tak hanya itu ternyata dulu mereka berdua mencintai satu wanita, yakni Arim. Bahkan Beni pun terkejut ketika Reza mengaku kalau suka sama Arim. Hanya karena Reza tidak mau persahabatannya dengan Beni hancur karena wanita Reza akhirnya memendam perasaan itu dan mulai membuka hatinya untuk orang lain meskipun sampai sekarang belum ada tanda-tanda Reza punya pacar.
Bayangkan saja hampir setiap hari kamu harus melihat sahabatmu sendiri bermesraan dengan wanita yang kamu cintai, sakit kan . Itulah yang dialami Reza, namun Reza memang anak yang cerdas selalu pandai menyembunyikan perasaan dan memilih mengisi kesibukannya dengan belajar dan membaca buku di perpustakaan. Sebenarnya dengan mudah Reza bisa mendapatkan cewek yang lebih cantik daripada Arim. Namun, nyatanya Reza justru malah memilih menikmati masa remajanya dengan mengejar cita-cita yang sudah menjadi wishlist tiap tahunnya. Ia yang hadir dan penuh dengan akal selalu bisa membuka peluang untuk melebarkan keberhasilannya. Tidak hanya membentuk band, namun prestasi demi prestasi lainnya pernah diraih. Hingga sekarang, Reza masih lah Reza yang penuh dengan ambisi dan berprestasi.
Di teras rumah sambil senyum-senyum sendiri, Beni sedang asyik berkabar dengan pacarnya yakni Arim. Ia nampak sangat bahagia bisa melepas rindu yang entah kapan akan bertemu. Sejatinya Beni sangat ingin dipertemukan dengan Arim begitu pula sebaliknya. Mereka sudah lama tidak bertemu. Hingga wajah yang tadinya senyum berubah menjadi sedikit sedih.
“Bu, Ibu.” panggil Beni sambil berjalan masuk mencari ibunya.
“Ada apa, Ben?” tanya ibunya.
“Ibu tahu kalau ibunya Reza sakit?” tanya Beni.
“Ibunya Reza sakit apa, Ben?” Ibunya justru malah tanya balik.
“Ibu nggak tahu kalau ibunya Reza sakit? Kamu dapat kabar dari siapa?”
“Ini Reza ternyata baru saja pulang karena ibunya sakit.” jawab Beni sambil menunjukan pesan Whatsapp dari Reza.
“Coba kamu tanya sakit apa, terus keadaannya sekarang bagaimana, Ben.” jelas ibunya.
“Nanti malam kita jenguk ke sana ya, Bu.” ajak Beni.
“Iya, nanti malam kita ke sana.” jawab ibunya.
Ibunya Beni adalah sahabat dari Ibunya Reza. Namun, karena kesibukan masing-masing, meskipun rumahnya tidak begitu jauh, mereka jarang bertemu. Apalagi semenjak Reza sudah kuliah di Jogja. Sejatinya, Reza tidak ingin merepotkan Beni dengan memberi kabar bahwa ibunya sedang sakit. Namun, Reza bingung merasa aneh dengan sikap ibunya belakangan ini. Ia pun bingung mau cerita kepada siapa. Kemudian, ia beranikan diri cerita sama Beni.
Ada yang disesali Beni, kenapa Reza ketika pulang tidak memberi kabar padanya, padahal Beni sangat merindukan sahabat satu-satunya itu. Ia sudah lama sekali tidak bertemu Reza. Berkabar pun tidak sesering dulu. Yang namanya sahabat sampai kapanpun tetap sahabat.
“Kenapa melamun, Ben?” tanya ibunya.
Beni sedikit kaget dengan kedatangan ibunya.
“Eh…. Ibu. Nggak kok, hanya kepikiran saja kok Reza pulang gak ngabarin Beni, ya.” tanya Beni dengan heran.
“Yah, namanya ibunya saja sakit pasti gak sempet tuh Reza ngabarin kamu.” terang ibunya.
“Apa lagi kamu tahu sendiri kalau Reza sangat sayang kepada ibunya, jadi wajar dong kalau dalam kondisinya saat itu Reza nggak ngabarin kamu.” lanjutnya.
“Iya ya, Bu.” jawab Beni dengan singkat.
“Sudah, nanti malam kita jenguk ke rumahnya, ya.” ajak ibunya Beni.
Kreator : Sumadi Dhiak
Comment Closed: Remaja part 17
Sorry, comment are closed for this post.