Kedatangan Ratri membuat sedikit hati Reza menjadi tenang. Setidaknya Reza bisa sedikit bercerita dengan Ratri tentang kondisinya saat ini. Namun, kedatangan Ratri juga menimbulkan perasaan yang tidak enak dalam benak Reza. Sebab ia merasa seperti lancang dengan kakaknya. Namun, kakaknya pun merespon baik atas kedatangan Ratri ke Jakarta. Mereka bertiga sedang ngobrol di ruang tengah, ini adalah kali pertamanya Reza berani membawa teman wanitanya, sayang orang yang seharusnya kenal dengan Ratri sudah tiada.
“Jadi, kesini naik apa Ratri?” tanya Kang Adi.
“Saya naik kereta, Kak. berangkat tadi malam.” jawab Ratri sambil tersenyum.
“Mau lama kan disini?” tanya Kang Adi lagi.
“Tidak, Kak. Nanti sore sudah berangkat lagi.” jawabnya.
Reza sedikit kaget kalau Ratri nanti sore sudah harus pulang ke Jogja. Sejatinya Reza ingin Ratri bisa menginap di rumahnya supaya ada yang menemani Ibunya Beni. Apalagi Reza masih merasakan duka yang mendalam atas kematian Ibunya. Ratri memang sengaja bilang akan pulang nanti sore. Padahal sejatinya, ia belum memesan tiket untuk pulang. Apalagi setelah melihat kondisi Reza ia sangat khawatir.
“Nak Ratri nggak pulang besok pagi saja? Menginap disini semalam ikut tahlilan, ya.” pinta Ibunya Beni.
“Iya, buat menemani Ibu di sini.” Reza menyahut dengan nada bicara yang sedikit berharap.
“Iya, menginap disini dulu nanti malam ikut tahlil sekalian menemani Ibunya Beni.” Kang Adi menambahkan.
“Hm, ya sudah kalau begitu saya ikut aja, menginap di sini.” jawab Ratri.
Ratri akhirnya menginap di rumah Reza. Perasaan lega dan senang tampak pada Reza. Ia memang suka kepada Ratri begitu pula sebaliknya. Kedatangan Ratri ke rumahnya membuat ia mendapat sedikit harapan dan jalan untuk merencanakan hidupnya setelah ini akan dijalani seperti apa.
Ratri membantu menyiapkan untuk tahlilan. Selesainya tahlilan Ratri juga ikut membantu bersih-bersih. Malam ini adalah malam yang membahagiakan baginya. Ia dapat membantu Reza sekaligus dapat merasakan kebersamaan dengan Reza. Reza pun terlihat senang selesainya Ratri bersih-bersih, mereka mengobrol berdua di teras depan rumah.
“Makasih ya Rat, sudah membantuku … eh maksudnya keluargaku.” ucap Reza.
“Iya, Za. Sama-sama. Aku juga senang bisa membantu kamu…eh maksudnya keluarga kamu” jawab Ratri.
Mereka berdua terlihat tersipu malu. Kehadiran Ratri sedikit melenyapkan perasaan duka di hati Reza sehingga ia bisa menikmati malam ini penuh dengan kebahagiaan. Meskipun dalam hatinya ia masih merasa tidak enak kepada kakaknya sendiri. Ia merasa lancang sebab berani membawa wanita pulang ke rumah apalagi sampai menginap. Namun, itu semua sudah seizin Ibunya Beni dan persetujuan kakaknya.
Seluruh tetangga pun mengira bahwa Reza akan segera mengakhiri masa lajangnya. Kehadiran Ratri di rumahnya membuat semua orang berpikir jika Adi akan dilangkahi oleh adiknya. Namun, Reza tetap memikirkan perasaan kakaknya. Ia tidak egois dengan mementingkan perasaannya sendiri. Ia juga merasa tidak enak atas peristiwa ini terhadap kakaknya. Bagaimanapun juga, kakaknya sekarang menjadi orang tua bagi Reza. Jadi, ia tetap harus menghormati dan menghargainya sebagai orang tua.
Kang Adi hanya berdiam diri melihat apa yang sedang terjadi saat ini. Ia merasa bahwa nasibnya sangat menyedihkan. Ia tak menyangka akan menghadapi situasi yang sangat sulit seperti yang terjadi saat ini. Kesedihan yang ia rasakan atas meninggalnya Sang Ibu dan melihat situasi yang terjadi saat ini tidak mendukung.
Lantas apa yang akan terjadi dari kisah Kang Adi? Akankah Reza akan menikah mendahului kakaknya atau Sang Kakak yang akan segera menemukan jodohnya? Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sangat menakutkan bagi Adi.
Kreator : Sumadi Dhiak
Comment Closed: Remaja part 25
Sorry, comment are closed for this post.