KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Remaja (Temanmu Akan Kembali Padamu)

    Remaja (Temanmu Akan Kembali Padamu)

    BY 01 Okt 2024 Dilihat: 112 kali
    Remaja_alineaku

    Di pinggir danau, Reza terlihat sangat murung. Dia tidak tahu semuanya akan terjadi seperti ini. Sambil memandangi danau, Reza terlihat sangat kacau, tanpa sengaja jadi menyalahkan keadaan. Reza benar-benar terkejut dengan masalah ini. 

    Hari itu, Reza tidak ingin diganggu oleh siapapun. Dia butuh waktu sendiri untuk menenangkan hatinya yang sedang gaduh. Hingga waktu malam, Reza masih belum beranjak, termangu sendirian. 

    Ketika Reza mencoba bangkit dari tempat duduknya, Beni datang lalu duduk di sebelah Reza. Reza yang terlihat marah kepada Beni lalu bangkit pergi dari tempat itu. Beni mencoba menarik tangan Reza. 

    “Gue minta maaf, Za.” kata Beni merasa bersalah. 

    “Gue tahu gue salah, gue seharusnya dengerin penjelasan dari loe.” terang Beni.

    “Nggak ada yang perlu dimaafin.” jawab Reza singkat. 

    Lalu, Beni bangkit dari tempat duduknya seraya berkata, “Seharusnya gue malu sama loe, Za. Gue bodoh udah mukulin sahabat gue sendiri.”

    “Gue seharusnya berterima kasih ke loe karena loe menjelaskan semua kepada Arim. Arim sudah cerita semuanya. Gue bener-bener bersalah. Gue minta maaf, Za.” sahut Beni yang terus menerus meminta maaf kepada Reza dengan raut wajah bersalah.. 

    Reza masih terdiam, lalu Beni merangkul Reza sambil berkata, “Loe masih mau kan jadi sahabat gue? Hanya loe yang paham apa mau gue, Za.” 

    Reza merangkul balik Beni, “Nggak ada yang bisa misahin kita berdua, kecuali itu Tuhan yang memisahkan, Ben.” jawab Reza. 

    Suasana menjadi cair ketika melihat kedua sahabat itu kembali akur lagi. 

    Arim yang tadinya terdiam di belakang mereka, berjalan mendekati mereka. Arim mengelus bahu mereka berdua. Terlihat kesetiaan Arim terhadap Beni dan Reza. Lalu, Beni dan Reza melepaskan pelukannya. Mereka memahami apa yang terjadi adalah masalah sepele anak remaja.

    “Ya udah, gimana kalau setelah ini kita makan di kafe situ,” sahut Arim sambil menunjuk kafe yang ada di dekat danau. Mereka berjalan menuju kafe itu. Mereka sudah terlihat seperti biasanya dan terlihat sangat akur. 

    Sesampainya di dalam kafe, sebelum mereka bertiga duduk, MC di kafe memanggil mereka bertiga untuk bisa tampil di depan pengunjung. Dengan senang hati, mereka bertiga maju. Di sinilah mereka kembali seperti sahabat yang tidak bisa dipisahkan meski beberapa kali terjerat masalah yang mengakibatkan pertengkaran, namun semua itu untuk menguji kedewasaan mereka, bagaimana mereka harus menyikapi masalah yang sedang mereka hadapi. 

    Suasana kafe menjadi romantis dengan penampilan mereka yang membawakan lagu romantis. Semua pengunjung bangkit dari tempat duduknya untuk memberikan tepuk tangan kepada mereka bahkan ada yang melemparkan bunga. Mereka bertiga pun terlihat bahagia sekali, meski sebelumnya mereka bertengkar.

    Hari demi hari pun mereka jalani dengan penuh kenikmatan dan kebersamaan, hingga tiada terasa mereka sudah duduk di bangku kelas 3 SMA yang sebentar lagi mereka akan menghadapi kelulusan. Meskipun begitu, mereka tetap aktif bermusik namun jadwal mereka untuk bermusik harus dikurangi karena mereka juga harus fokus belajar demi menghadapi Ujian Nasional. Beni dan Arim masih tetap sama, menghabiskan waktu untuk berdua. Namun, kali ini mereka berbeda. Di sisi lain mereka pacaran, mereka juga belajar berdua. Kadang mereka mengajak Reza untuk membimbing mereka ketika mengalami kesulitan. Memang, Reza siswa pandai di sekolah. Beberapa prestasi sudah berhasil ditorehkan. Jadi, ya maklum. Banyak siswa yang belajar dengannya dan banyak gadis cantik yang naksir pada Reza. Kadang, Beni sahabatnya, iri dengan Reza karena didekati banyak cewek cantik meskipun Beni sudah punya Arim sebagai pacarnya.

    Di dalam kelas terlihat guru mereka sedang memberi tugas untuk dikerjakan.

    “Anak-anak, ini tugas dari saya, silahkan dikerjakan, besok pagi dikumpulkan di meja saya.” ucap Guru Fisika sambil membagikan lembar tugas.

    “Yah, tugas lagi, tugas lagi. Pasti susah,” keluh salah seorang murid sambil membaca lembaran kertas yang diberikan guru mereka.

    “Kalian ini sudah mau ujian, harus banyak belajar biar lulus.” jawab Guru Fisika.

    “Ah, susah tugasnya, Pak.” ucap Beni yang sebenarnya tidak suka pelajaran fisika.

    “Kalau susah, kalian kan tinggal minta diajarin sama masternya, Reza.” ucap Pak Guru sambil menepuk bahu Reza.

    “Oke, anak-anak. Kalian boleh pulang.” ucap Pak Guru sambil berjalan keluar kelas.

    Semua siswa keluar dari kelas untuk pulang karena jam pelajaran telah usai. Sesampainya Reza dan Beni di pintu gerbang sekolah, terlihat Arim menyapa mereka.

    “Hei, Ben. Hei, Za.” sapa Arim.

    “Hei, pacar.” jawab Beni sambil meringis. 

    “Oh ya, Za. Gimana kalau pulang sekolah ini kita ke taman buat belajar fisika? Tadi aku dapat tugas, dan aku belum paham” ajak Arim.

    “Hm, boleh deh.” jawab Reza.

    “Ya, udah. Ayo kita berangkat.” sahut Arim.

    “Ohh, jadi aku gak diajak, nih?!” ucap Beni sambil melengos. Reza dan Arim tertawa. 

    “Terserah, mau ikut atau nggak. Ayo, Za.” ucap Arim sambil meledek Beni dan menarik tangan Reza.

    Mereka bertiga menuju taman untuk belajar bersama. Setibanya di taman, mereka mencari tempat untuk belajar di bawah pohon yang rindang.

    “Eh, gimana kalau kita duduk di sini saja? Kelihatanya enak, udaranya sejuk.” ajak Reza. 

    “Boleh deh, Za. Ayo kita duduk sini, Ben.” sahut Arim sambil menarik tangan Beni.

    Beni masih terdiam, memandang di suatu arah dengan serius.

    “Kamu lihat apa, sih. Serius amat, Ben?” tanya Arim.

    Ternyata Beni memandang penjual es buah yang kelihatannya segar apalagi kalau diminum di bawah teriknya matahari.

    “Eh, bentar dulu ya. Aku beli minum dulu. Kalian juga pada haus kan?” tanya Beni.

    “Boleh deh, Ben. Kelihatanya es buah yang di sana enak tuh,” jawab Reza sambil menunjuk es buah yang dari tadi dipandangi Beni. Lalu Beni pun membeli es buah itu.

    Tidak terasa sore telah tiba, jam sudah menunjukan pukul lima sore. Waktunya mereka pulang karena mereka belum pamit kepada orang tua kalau sepulang sekolah langsung belajar bareng di taman.

    “Udah sore, nih. Pulang, yuk.” ajak Arim sambil melihat jam tangan.

    “Ntar dulu, Rim. Nanggung nih sedikit lagi.” kata Beni sambil menyelesaikan tugasnya.

    “Tapi Ben, ini sudah jam lima. Besok lagi napa, ya.” sahut Arim.

    “Iya, Ben. Bener kata Arim. Kita lanjut besok lagi, ya. Kan kita belum pamit sama ortu kita.” sahut Reza.

    “Iya deh, iya.” jawab Beni sambil membereskan bukunya.

     

    Bersambung.

     

     

    Kreator : Sumadi Dhiak

    Bagikan ke

    Comment Closed: Remaja (Temanmu Akan Kembali Padamu)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021