KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » RESENSI BUKU

    RESENSI BUKU

    BY 23 Des 2022 Dilihat: 167 kali

    Judul : Pacaran Dalam Kacamata Islam

    Pengarang : Abdurahman Al – Mukaffi

    Penerbit : Media Dakwah

    Tahun : 2001 (Edisi Revisi)

    Tebal : (xi + 139 hal)

    Peresensi : Hidayat Adi Firmanto, S.Pd.*





    Masa remaja dan pacaran bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga bila ada remaja yang tak pacaran, dia akan dikatakan remaja kurang gaul, kuper, jomblo atau sebutan aneh lainnya. Sebaliknya mereka yang melakukan ritual pacaran, menyebut diri mereka sebagai anak yang modern, gaul dan mengikuti trend. Sebegitu mengurat akarnya budaya pacaran seakan ini menjadi standar resmi pergaulan ABG (anak baru gede) sekarang ini. Sehingga orang tua kebanyakan pun ikut arus sampai  menganggap bahwa ketika anak remajanya belum dapat pacar akan risau dan gelisah, khawatir anaknya jangan-jangan tidak laku. 

    Sementara di sisi lain, aktivitas pacaran sudah begitu banyak makan korban berjatuhan dikalangan remaja kita termasuk remaja muslim kita. Melalui pacaran ini pula sepasang laki-laki dan perempuan seolah mendapat wadah untuk menjalankan “kebersamaan”. Di momen inilah semacam ada “penghalalan” hubungan antara laki-laki dan perempuan sementara mereka berstatus pra nikah. Sekedar mengingatkan, bahwa masa pra nikah adalah waktu belum terikatnya ke dua belah pihak laki dan perempuan  akan hak dan kewajibannya. Kondisi inilah yang malah sering dimanfaatkan, terutama oleh pihak laki-laki, untuk berbuat tanpa harus menghitung resiko di belakang hari sebagai akibat dari pergaulan bebasnya. Kebebasan laki-laki untuk “menikmati “ kebersamaan bersama teman wanitanya tanpa adanya kewajiban yang mengikatnya adalah sebuah sisi hitam aktivitas pacaran yang sering terabaikan oleh para pelakunya. Bagaimana mungkin seorang laki-laki dapat secara bebas tanpa syarat memegang, menggandeng dan me…  me … yang lain tanpa ikatan apaupun hanya berdasar atas nama cinta, saling suka, saling setia. Itulah produk aktivitas yang digerakkan oleh hawa nafsu semata. 

    Coba bandingkan dengan pernikahan. Untuk memasuki pintu pernikahan, agar mendapat penghalalan atas hubungan yang dibangun oleh laki-laki dan perempuan,  mereka akan terikat oleh syarat-syarat tertentu dan aturan yang meliputi pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing dengan disaksikan oleh saksi, tercatat oleh petugas KUA dan adanya pembayaran mas kawin dengan jumlah tertentu. Bagaimana dengan pacaran? 

    Inilah potret buram yang melandasi penulisan  buku ini sembari memberikan rekaman data empirik tentang aktivitas pacaran dan berbagai akibatnya yang memang sudah banyak makan korban terutama di kalangan para remaja putri. Penulis juga memberikan landasan dan cara pandang Islam tentang batas pergaulan remaja, laki-laki dan perempuan dan hikmah-hikmahnya demi kebaikan pelakunya. Untuk memudahkan pembaca memahami bagaimana Islam memandang pacaran dan apakah ada konsep pacaran dalam Islam? Atau dengan kata lain adakan pacaran yang Islami?, di buku ini penulis membuat alur buku sebagai berikut :

    Bab I, diawali dengan deskripsi tentang wanita dan peran-peran yang dapat dimainkannya serta efek yang ditimbulkannya. Selain itu dia juga memotret sisi wanita menurut pandangan ajaran Islam.  Bagaimana Islam memandang kaum wanita lebih luhur dan mulia dari pada yang selama ini disalah artikan oleh banyak orang.  Doktrin bahwa surga ada di bawah telapak kaki seorang ibu (yang juga mesti wanita), adalah bukti tak terbantahkan akan strategisnya posisi wanita dalam Islam. Maka sudah sepantasnya wanita ditempatkan pada posisi yang terhormat. Adanya kesan bahwa Islam “membatasi” wanita sebenarnya demi kebaikan wanita itu sendiri yang dampaknya akan terasa bagi komunitas manusia keseluruhan. Mengenai hal ini saya teringat adanya statemen yang mengatakan bahwa bila ingin melihat bagaimana suatu bangsa itu di masa depan, lihatlah bagaimana keadaan kaum wanitanya saat ini. Bila mereka itu rusak, keluar dari norma-norma, maka tunggu saja generasi keturunannya, mereka akan cenderung ikut rusak. Ini bisa dimengerti karena wanita (baca ibu) sebagai guru pertama manusia. 

    Bab II Mengulas bagaimana proses hubungan yang lebih jauh terjadi. Inilah sumbangan terbesar aktivitas pacaran dalam mengantarkan pelakunya menuju ke lembah kenistaan yang dilarang, yaitu perzinaan. Padahal Al Qur’an secara preventif menjelaskan dalam surat Al Isra ayat ; 32 yang bermakna : Dan janganlah kamu mendekati zina (yaitu segala perbuatan yang menuju ke arah zina, seperti berduaan dengan lawan jenis, bergandengan, saling pandang, berciuman dan lain-lain. Yang semuanya hampir ada dalam agenda pacaran), sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. 

    Bab III, membahas batas-batas pergaulan anatar lawan jenis dalam rangka menghindari zina. Mulai dari menjaga pandangan, menghindari ber-khalwat (campur dengan lawan jenis) di tempat yang sepi yang memungkinkan godaan setan masuk dengan lebih leluasa, dan akhirnya …. khilaf.   

    Bab ke 4 Penulis memberikan solusi yang bertanggung jawab dengan jalur pernikahan yang dirahmati dan diberkati. Yang ada dalam Islam adalah percintaan setelah nikah. Untuk uraian satu ini coba baca buku Nikmatnya Pacaran setelah Pernikahan karya Salim A. Fillah terbitan Pro-U  Media Yogyakarta.  Manfaat dan hikmah pernikahan dalam pandangan Islam pun diungkap tidak hanya sekedar penyaluran hasrat biologis semata, seperti mencapai kemakmuran dunia, terpeliharanya kehormatan, bertambahnya kesempurnaan iman seseorang, menghubungkan tali silaturahim, dan perolehan keturunan yang saleh salihah. Yang tidak kalah menariknya ada tuntunan bagaimana memilih pasangan hidup. Mulai dari wajah yang menarik hati, keturunannya, harta bendanya sampai yang menjadi prioritas utama adalah bagaimana akhlak dari calon pasangan itu. Wah pokoknya happy dunia akherat. Inilah surga dunia bila bisa mendapatkannya. 

    Dan Bab ke V ditutup dengan muara akhir dari semua aktivitas percintaan ini adalah dalam rangka mencari ridho Allah SWT. Bukan cinta berdasarkan nafsu yang langgeng dan barokah, tetapi cinta yang dibingkai oleh kecintaan dan ketaatan terhadap yang Maha Pengasih dan Penyayang, Allah Swt. Sehingga ketika orang-orang yang kita cintai sekalipun mengajak untuk melakukan maksiat kepada Allah, kita akan dengan berani dan sadar mengatakan “maaf dik, maaf pa, bu , aku lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dari pada menuruti hawa nafsu yang cenderung mengajak kepada kemaksiatan.

    Karena muatan yang komprehensif dengan wawasan yang luas, serta data yang bisa dipertanggung jawabkan, sudah sepantasnya buku ini menjadi salah satu rujukan para remaja muslim dan terutama orang tua dalam membimbing putra putrinya menjalani masa remajanya dengan selamat dalam ridho dan bimbingan Allah SWT. Semoga…   


    Profil Penulis

    Hidayat Adi Firmanto, pengajar di sebuah SMP di Tegal. Sejak tahun 2021, penulis banyak belajar di Komunitas Menulis yang pernah diikuti. Penulis bisa dihubungi lewat FB Hidayat Adi Firmanto, IG @hidayataf_70 dan email hidayatadifirmanto@gmail.com.


    Bagikan ke

    Comment Closed: RESENSI BUKU

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021