Rian terjerumus dalam belenggu kecanduan digital. Awalnya, Rian hanya bermain game online untuk mengisi waktu luangnya. Namun lambat laun, ia mulai terobsesi dengan game dan menghabiskan berjam-jam di depan layar komputer. Lebih parah lagi, Rian tak hanya kecanduan game online, ia juga mulai tergoda oleh judi online. Harapan untuk mendapatkan uang dengan cepat membuatnya terjebak dalam spiral hutang.
Semakin hari, semakin besar hutangnya. Kondisi itu justru membuatnya semakin gencar berjudi, berharap keberuntungan durian runtuh akan membuatnya bergelimang uang untuk membayar seluruh hutangnya.
Hutang-hutang itu harus dilunasinya ke pinjaman online (pinjol). Tergiur dengan kemudahan akses dan iming-iming pinjaman tanpa agunan, ia meminjam uang tanpa memikirkan konsekuensinya.
Kecanduannya itu membawa dampak mengerikan. Rian yang hanya seorang pelajar SMA mulai menelantarkan sekolahnya, prestasinya menurun drastis, dan ia menjadi mudah marah. Perilaku bergejala depresi yang kemudian berkembang dalam dirinya, membuat hubungannya dengan keluarga dan teman-temannya pun mulai renggang hingga pada suatu hari, Rian terlibat dalam pertengkaran hebat dengan ayahnya karena ketahuan mencuri uang untuk bermain judi online dan membayar hutang pinjol. Pertengkaran itu memicu kemarahan Rian, dan mendorongnya nekat kabur dari rumah.
Fitri, kakak perempuan Rian yang khawatir dengan kondisi mental adiknya, berusaha mencarinya. Ia menemukan Rian di sebuah pangkalan ojek, masih asyik bermain game online dan berjudi dengan handphonenya. Fitri mencoba mengajak Rian pulang, namun Rian menolak dengan sangat kasar.
Fitri yang cerdas, tak kehabisan akal. Ia ingat pernah memasukkan nomor Rian dalam aplikasi tracker GPS. Fitri dulu pernah meminjam hp itu, dan ia yakin bahwa Rian sama sekali tak mengetahui pelacakannya. Berbekal itu Fitri tak terlalu khawatir sekalipun Rian tak pulang.
Ternyata dugaan Fitri benar. Semalam Rian tak pulang, ia menginap di rumah temannya, di sebuah kos-kosan tak jauh dari sekolah. Keesokan hari, Fitri pergi ke sekolah Rian berusaha menemui Bu Budi, guru BK. Fitri menjelaskan semuanya yang terkait dengan perubahan perilaku Rian.
Saat itu kebetulan sekolah dijadwalkan setengah hari untuk persiapan latihan ujian. Bu Budi dan Fitri memutuskan menemui Rian di lokasi terlacak.
Sangat mudah ditebak, Rian masih di kosan temannya itu. Rupanya temannya tak ikut membolos, ia masih di sekolah, belum pulang sehingga Rian hanya seorang diri.
Singkat cerita, Rian tak bisa kabur lagi ketika pintu kamar itu terbuka lebar. Fitri dan Bu Budi berhasil memergokinya. Fitri yang juga sebagai psikolog, bersama Bu Budi tanpa basa-basi melakukan terapi pendekatan melalui cara berbincang.
Dalam terapi, tak terlalu sulit, pembawaan Bu Budi cukup membuat Rian merasa nyaman mengungkapkan seluruh masalahnya. Rian pun lancar mengeluhkan rasa frustrasinya akan kehidupan dan kondisi keluarganya. Ternyata ia merasa tidak diterima dan tidak dihargai.
Tak mendadak memang. Upaya pemulihan mental Rian memakan waktu berminggu-minggu, bahkan hampir dua bulan, dibantu Fitri, sang kakak, sementara untuk hal-hal terkait masalah pembayaran hutang-hutang, kedua orang tua Rian terpaksa meminjam uang ke bank dengan menggadaikan rumah mereka demi melunasinya.
Perilaku kecanduan Rian ber game online termasuk judi online hingga terlilit hutang, sungguh-sungguh menyeret seluruh anggota keluarga ke dalam situasi neraka dimana mereka seperti dipaksa untuk miskin mendadak.
Rian patut bersyukur sebab keluarganya solid. Seluruh anggota keluarga turut turun tangan membantu tanpa menyalahkan Rian. Mereka tahu Rian pasti sudah paham akan segala kericuhan yang diciptakannya.
Alih-alih marah dan mempersalahkan perilaku Rian kala terpuruk beberapa bulan yang lalu, mereka memberi penguatan kepadanya untuk memahami bahwa kecanduan game online, judi online, dan pinjol bukanlah solusi untuk masalahnya. Mereka justru mendorong Rian mencarikan kegiatan-kegiatan positif seperti berolahraga dan bergabung menjadi relawan dalam komunitas-komunitas sosial kemanusiaan.
Hampir makan waktu satu tahun, Rian berangsur pulih dari kecanduannya. Ia kembali bersemangat belajar dan memiliki visi yang benar terkait masa depannya.
Sekarang ia percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya. Sudah pasti, Rian kini pun menikmati kualitas jalinan komunikasi bersama keluarganya.
Pesan Moral:
Kendalikan dirimu, jangan tergoda iming-iming semu!
Isi waktumu dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat, seperti berolahraga, membaca buku, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
Game online yang seru, judi online yang menjanjikan keuntungan besar, serta pinjaman online yang mudah diakses, semuanya memang begitu menggoda. Jangan terjerumus, kontrol diri adalah kuncinya!
Ingatlah, tidak ada yang instan di dunia ini. Keuntungan yang didapat dengan cara tidak benar, akan selalu membawa kerugian di masa depan.
Kenali dan pilihlah produk digital yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhanmu. Gunakan produk tersebut secara bijak dan bertanggung jawab.
Ingatlah, kamu memiliki kekuatan untuk mengendalikan dirimu. Pilihlah jalan yang benar dan ciptakan masa depan yang lebih cerah!
Game online memang seru dan menghibur, tapi jika tidak terkendali, bisa menjadi candu yang menelan jati dirimu, menguras fokus, dan mengganggu aktivitas lain yang bermanfaat.
Ingatlah, game hanyalah hiburan. Jangan biarkan secuil hiburan menguasai hidupmu selamanya.
Jauhi godaan judi online yang menjanjikan keuntungan besar sebab penuh dengan penipuan dan risiko kehilangan uang.
Pinjaman online memang mudah diakses, tapi jika tidak digunakan dengan bijak, bisa menjerumuskan kita ke dalam lilitan hutang yang tak berujung.
Jangan tergiur iming-iming pinjaman tanpa agunan, karena bunga dan denda yang tinggi dapat membuatmu terjebak dalam spiral hutang.
Jangan mudah percaya dengan iming-iming keuntungan besar atau kemudahan yang ditawarkan secara online. Lakukan riset terlebih dahulu dan pastikan informasi yang kamu dapatkan valid dan terpercaya.
Jika kamu merasa kesulitan untuk mengendalikan dirimu dan terjerumus dalam kecanduan digital, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau terapis dapat membantu kamu untuk mengatasi kecanduan dan mengembangkan strategi untuk menjalani hidup yang lebih sehat.
Percayalah pada diri sendiri. Kamu memiliki kekuatan untuk melawan godaan dan memilih jalan yang benar.
Jangan mudah menyerah. Proses pemulihan dari kecanduan digital memang membutuhkan waktu dan usaha, tapi kamu pasti bisa melaluinya.
Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki. Fokuslah pada hal-hal positif dalam hidupmu dan nikmati setiap momen.
Belajarlah dari pengalaman. Kesalahan di masa lalu adalah pelajaran berharga untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Tetaplah optimis sebab masa depan yang lebih cerah menantimu di luar jeratan digital.
Kreator : Adwanthi
Comment Closed: RIAN DAN JERAT DIGITAL
Sorry, comment are closed for this post.