Tanggal 17 Juli adalah hari dimana aku akan pergi meninggalkan kota tempat aku tinggal untuk memulai sebuah petualangan yang sangat memerlukan fisik, mental, dan stamina yang sangat baik. Yap, benar. Aku akan memulai suatu pendakian ke salah satu gunung yang ada di kota hujan, tidak terasa pukul 03.00 WIB aku dan beberapa temanku sampai di basecamp Gunung Gede Pangrango, kami memiliki tujuan untuk mendaki Gunung Gede. Sebelum adzan subuh aku dan teman-temanku yang terdiri dari delapan orang mulai bersiap, berdoa Bersama, dan memulai perjalanan. Sekarang, aku akan memperkenalkan teman-temanku dulu, ya, perempuan berjumlah tiga orang dan laki-laki enam orang. Putri, Caca, Dika, Vito, Putra, Faisal, Dito, dan Zaki mereka adalah teman saat aku masih duduk di bangku SMA.
Tidak terasa mentari mulai merangkak naik dari ufuk timur, sangat indah. Kami memutuskan untuk terus berjalan, tapi aku merasakan ada yang aneh di dalam tubuhku, rasanya pusing dan ingin muntah. Mungkin ini yang dirasakan orang saat pertama kali mendaki dan kebetulan aku sudah sangat lama tidak mendaki gunung. Saat diperjalanan Caca, Dika,Vito, Dito, dan Faisal berjalan sangat cepat sampai akhirnya aku, Putri,Putra, dan Zaki dibelakang, ya tidak apa-apa, kita berjalan dengan perlahan tapi pasti. Tiba-tiba terdengar perdebatan Putra dengan Putri, mungkin Putra cemburu saat Putri berfoto dengan laki-laki lain, haha. Aku dan Zaki terus berjalan sampai akhirnya kami terpisah dengan Putra dan Putri. Setelah berjalan selama kurang lebih empat jam akhirnya aku dan teman-temanku yang lain berkumpul lagi, mereka menunggu kami sambil istirahat sejenak. Ada yang tidur, ada yang makan, ada yang memainkan gawainya meskipun tidak ada jaringan internet yang sampai, tapi ya Putri duduk sendirian tidak bergabung dengan kami, mungkin dia masih sedikit kesal kepada Putra. Setelah semua selesai kami melanjutkan perjalanan, sama seperti tadi aku, Putri, Putra, dan Zaki selalu berada paling belakang yang lain sudah tidak terlihat dimana posisinya. Kami berempat sudah melewati beberapa pos dan waktu menujukan pukul 14.30 WIB kami sampai di pos empat itu tandanya Alun-Alun Surya Kencana sudah di depan mata, tidak lama-lama beristirahat, kami memutuskan untuk berjalan dan betapa kagumnya aku saat melihat lapang yang sanngat luas di taburi bunga edelweiss, gundukan awan seperti permen kapas, dan mentari terlihat sangat jelas. Hampir satu jam kami beristirahat dan mengisi perut yang sudah lapar dari tadi. Kami memutuskan untuk mendirikan tenda di Alum-Alum bagian barat, tapi nampaknya Putri tidak mau untukmeneruskan perjalanan kesana. Sepanjang perjalanan ia diam dan murung tidak berbicara dengan siapapun. Ternyata, areanya sangat penuh tapi kami masih mendapatkan tempat di kaki gunung Gede, anginnya sangat dingin meskipun sudah memakai jaket yang tebal. Keeseokan harinya ternyata putri tidak ada dalam tenda, ia pergi sendirian, entah kemana. Kami mencari-cari dia dan tidak menemukan jejaknya, akhirnya kami balik lagi ke tenda dan menyiapkan sarapan agar saat Putri Kembali ia tinggal ikut sarapan. Dan benar saja, ia Kembali ke tempat kami mendirikan tenda tapi dengan wajah yang murung, dia di temani oleh Putra. Sedangkan aku diajak untuk melanjutkan perjalanan menuju Puncak Gunung Gede, dan aku dibuat terkejut lagi saat melihat keindahannya, sungguh tidak bisa digambarkan melalui kata-kata. Sangat indah. Putra tiba-tiba datang dan kami kaget karena dia tidak Bersama Putri.
“aku menyusul kalian, Putri tidak mau ikut, cape katanya.” Ucap Putra.
Dan akhirnya kami mengabadikan momen kebersamaan kami lalu Putra turun lagi, takut Putri kenapa-napa katanya. Dia turun ditemani oleh salah satu teman ku yang bernama Dito. Yang lainnya termasuk aku masih diam di puncak dan menikmati pemandangan Gunung Pangrango yang berdiri dengan gagah. Tapi, tidak lama kami menyusul Putra dan Dito, sesampainya kami di tenda betapa kagetnya satu tenda tidak ada, yang artinya mereka bertiga sudah turun duluan untuk Kembali ke basecamp. Putri berjalanan menuju basecamp saat Putra dan Dito berjalan menuju tenda, segera lah Putra dan Dito membereskan tenda dan menyusul Putri yang akhirnya bertemu di pos tiga. Mereka bertiga turun dan kami masih ada di tempat mendirikan tenda. Rencananya aku dan teman yang lain akan membuat makanan dulu agar kami tidak istirahat untuk makan saat perjalanan turun. Pukul menunjukan pukul 12.30 WIB dan mulai membereskan tenda dan tas yang kami bawa, mulai berjalan pukul 13.00 WIB, dan kami sampai basecamp pukul 21.30 WIB. Saat sampai ternyata Putri,Putra, dan Dito sudah ada di basecamp, Putri dan Putra ternyata sudah tidak bertengkar dan sikap Putri pun sudah mulai biasa kepada kami. Aku dan teman ku yang baru sampai basecamp mandi dan bersiap-siap untuk Kembali ke Kota tempat aku tinggal.
Mungkin memang benar mendaki itu melelahkan, menghabiskan waktu, membuang langkah dengan sia-sia. Tapi, itu menurut kalian yang belum pernah merasakan kebersamaan saat ada di perjalanan, saling menyemangati antar pendaki, dan bonusnya adalah bisa melihat ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa. “Berjuta pengalaman hidup akan kamu temukan saat dalam perjalanan menuju sebuah tujuan. Setiap langkah akan menjadi kisah dan setiap perjalanan akan selalu menjadi kenangan. Lelah adalah resiko, puncak adalah bonus,dan pulang dengan selamat adalah tujuan.” – AM
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Des 07, 2021
Kontak Kami
Apabila ada kebutuhan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
Comment Closed: Ribuan Langkah yang Menjadi Kisah
Sorry, comment are closed for this post.