KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Rintik Pagi di Toboali

    Rintik Pagi di Toboali

    BY 05 Jan 2025 Dilihat: 102 kali
    Rintik Pagi di Toboali_alineaku

    Bintang malam kini sirna, redup tertutup mendung kelabu,
    Angin lembut meniup dedaunan, dingin terasa di celah jendela.
    Di kota kecil ini, subuh menyapa penuh bisikan syahdu,
    Toboali, tempat hatiku berlabuh, aku rindu dalam sukma.

    Kala embun menggenang di daun sirih,
    Langit meredup, memberi pesan lirih.
    Ah, Toboali, kau kisah tak pernah letih,
    Menyimpan kenangan, meski waktu terus memerih.

    Adzan subuh berkumandang, menggetarkan hati yang tenang,
    Suara bedug menyambut pagi, tanda iman yang masih erat.
    Hujan rintik turun perlahan, menyatu dengan nyanyian burung terang,
    Kehangatan kota kecil ini, tak pernah terganti oleh nikmat dunia yang berat.

    Di gang kecil, orang-orang melangkah khidmat,
    Berpayung doa, merenda nasib dan niat.
    Oh Toboali, kampungku yang hangat,
    Engkau arena kecil yang tak terlipat.

    Selepas subuh, kopi hangat mengepul di cangkir tanah liat,
    Emak menyajikan kue tradisional, aroma melati menyelimut pagi.
    Angin membawa harum laut, rindu itu menyeruak cepat,
    Ah, Toboali, peluklah aku, meski hanya di mimpi.

    Langit masih gelap, namun jiwa terasa cerah,
    Di balik jendela, kutatap nostalgia yang ramah.
    Kota kecilku, engkau puisi tanpa lelah,
    Mengajariku arti cinta yang tak pernah punah.


    Jam berdetak perlahan, waktu menyusup lembut di pagi minggu,
    Para nelayan pulang membawa hasil, cerita mereka merayap di telinga.
    Hujan yang turun menambah syahdu, seperti melukis sajak rindu,
    Toboali, kota kecil penuh makna, kehadiranmu bagai cahaya.

    Terdengar suara bocah bermain di jalan basah,
    Tertawa lepas meski cuaca tak cerah.
    Ah, masa kecilku dulu begitu indah,
    Kini tinggal bayang, mengisi jiwa yang lelah.

    Warung kopi dekat pasar mulai ramai, obrolan ringan menghangat,
    Tentang tangkapan ikan, hujan, dan hari-hari penuh kerja keras.
    Toboali adalah segenggam cerita, kenangan yang erat,
    Di sini aku belajar hidup, meski terkadang terpisah jarak dan batas.

    Hujan terus menari, melukis pelangi kecil,
    Menghias jalan kota yang tetap kekal dan lentur.
    Kota ini seperti buku yang selalu jujur,
    Tentang kehangatan hidup yang sederhana namun syukur.

    Pukul enam pagi, hujan mulai reda, namun tanah masih basah,
    Langit mendung memeluk kota ini dengan lembut.
    Orang-orang berjalan perlahan, membawa harapan di wajah,
    Toboali, kau rumahku, tempat semua luka berakhir dengan lembut.

    Laut di kejauhan masih bergemuruh lirih,
    Debur ombak menyatu dengan langit yang bersih.
    Di sini tak ada mimpi yang teramat letih,
    Semua terasa nyata, penuh cinta yang gigih.

    Di pasar kecil, para penjual mulai tertawa ramah,
    Menawarkan hasil bumi yang segar penuh cerita.
    Hujan menghilang, meninggalkan aroma tanah,
    Toboali, dimana hidup begitu sederhana tapi bermakna.

    Sapaan hangat dari wajah-wajah tua,
    Mengingatkanku pada kasih yang tak pernah lupa.
    Oh kota kecilku, engkau adalah doa,
    Yang kurindukan setiap langkah di dunia.

    Jam menunjukkan pukul tujuh, cahaya matahari malu-malu muncul,
    Anak-anak bersepeda melintasi jalan, menyisakan jejak tawa.
    Hujan telah usai, namun kenangan pagi tetap tersemat utuh,
    Toboali, kau tak hanya kota, kau adalah cinta yang tak pernah sirna.

    Burung kembali berkicau, membangun sarang,
    Pagi ini penuh harmoni, menenangkan.
    Engkau tak hanya indah, tapi mengajarkan,
    Bagaimana menghargai setiap momen kehidupan.

    Pukul delapan, aku duduk di beranda, menikmati angin sejuk,
    Langit masih kelabu, tapi hatiku penuh warna-warni.
    Toboali, tempat lahirku, tempat rinduku bertaut erat,
    Hari ini kubiarkan kau hidup dalam ingatan esok hari.

    Engkau kota kecil penuh sejarah,
    Di hatiku tak ada yang bisa menghapus jejak.
    Toboali, engkau rumah yang tak pernah lelah,
    Membawa rinduku kembali ke pangkuan kasih yang megah.

     

     

    Kreator : hendraone basel

    Bagikan ke

    Comment Closed: Rintik Pagi di Toboali

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021