KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Rok PPL

    Rok PPL

    BY 28 Des 2022 Dilihat: 214 kali

    Oleh: Tri Setyawati

    Aku mahasiswa pendidikan matematika semester 6. Aku melaksanakan PPL di SMP Negeri bersama Reyhana dari jurusan pendidikan olah raga. Karena cuma berdua, aku menjadi akrab dengannya. Kupanggil dia mbak Reyhana karena dua tahun lebih tua dariku.

    “Pulang nanti, mbak mampir ke kostmu ya Rin!” kata Reyhana.

    “Dengan senang hati mbak, rumahku tidak jauh kok dari sini, makanya aku cuma jalan kaki,” kataku dengan semangat.

    “Nanti aku bonceng deh, aku bawa motor, kostku di belakang RRI, rumah cat hijau,” ujarnya.

    “Ya mbak, tapi kalau bisa mampir dulu ke samping rumah di pinggir sawah itu, aku ingin antar jahitan,” kataku sambil menunjuk rumah yang berada di pinggir sawah.

    Matahari terasa menyengat, menembus bagian belakang punggungku. Tapi hatiku saat itu gembira, karena diantar mbak Hana pulang ke kost. Ku pegang erat-erat pinggangnya, karena dia mengendarai motor agak kencang. Tiga puluh menit, sampailah ke kostku.

    “Ayo, mbak, masuk saja, tidak ada siapa-siapa kok, dua temanku semua pulangnya sore karena kursus dulu,” ajakku sambil menggandeng tangannya.

    “Kalau lelah dan ngantuk, mbak bisa tiduran dulu, aku akan siapkan makan untuk mbak.”

    “Nggak ah, mbak di sini saja, suasana enak di luar, anginnya semilir!” katanya sambil melepas genggamanku dan segera duduk di teras.

    “Oh ya, nggak usah repot-repot, mbak cuma sebentar kok.”

    Aku segera masuk kamar, berganti pakaian, lalu keluar lagi sambil membawa cemilan dan minuman.

    “Rin, bolehkah mbak minta tolong? Kamu kan pintar jahit, rok PPL mbak tadi robek nih, sambil menunjukkan roknya yang sobek. Tidak usah buru-buru, besok saja bawa ke sekolah, aku masih ada rok satunya!” katanya.

    “Ya mbak, nanti aku jahitkan,” jawabku sambil mengambil rok PPL nya.

    “Sudah ya, Rin, mbak pulang dulu, barangkali kamu mau istirahat. Aku istirahat di kostku saja,” Mbak Hana pamit.

    “Yah, kok cuma sebentar mainnya, belum puas nih, ditemani!” kataku.

    Sebelum keluar pagar, kutarik, dan kupeluk dia, kubisikkan ke telinganya, agar sering-sering ke kostku, karena aku sering sendirian. Dia hanya mengangguk tersenyum.

    Jam empat sore aku sudah selesai menjahit rok PPL nya yang robek. Aku ingat Reyhana pernah bilang rumahnya cat hijau dekat RRI . Aku ingin mengantar roknya, sekalian ada yang ingin kubeli di luar untuk keperluan praktik mengajar besok. Pasti dia akan senang karena aku sudah menyelesaikan dan mengantar roknya.

    “Apakah ini rumah Reyhana?” tanyaku kepada seorang pemuda di depan rumah cat hijau.

    “Rey, ini ada yang mencari!” teriaknya dengan keras.

    Yang dipanggil segera datang. Seorang laki-laki bertelanjang dada sambil memegang majalah. Aku kaget, jantungku rasanya mau copot, bungkusan rok PPL yang kubawa pun terjatuh.  




    D:\Tugas\IMG20211109071757.jpg


    Tri Setyawati. Lahir di kota Kebumen, Jawa Tengah. Penulis adalah ibu dari dua orang anak dan menjalani keseharian sebagai pendidik di Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu. Buku Antologi pertama dan keduanya berjudul “Diary Seorang Guru” dan “My Unforgettable Song” diterbitkan di tahun 2022. Jejak bisa ditemukan di akun instagram tri_setyawati23. Kedewasaan akan terbina jika kita bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dan bukan lari dari tanggung jawab.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Rok PPL

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021