KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Rokok

    Rokok

    BY 23 Des 2022 Dilihat: 172 kali

    Oleh : Abu Rayyan

    Beberapa hari yang lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut konsumsi rokok di Indonesia terbesar kedua setelah beras, bahkan lebih besar daripada konsumsi protein seperti telur dan ayam. “Yang kedua mengingat bahwa konsumsi rokok merupakan konsumsi kedua terbesar dari rumah tangga miskin yaitu mencapai 12,21 % untuk masyarakat miskin perkotaan dan 11,63% untuk masyarakat miskin pedesaan. Itu adalah kedua tertinggi setelah beras, bahkan melebihi konsumsi protein seperti telur, ayam, tahu maupun tempe yang dibutuhkan masyarakat.” Kata Menteri Keuangan seperti dilansir Bisnis.com (4/11/2022).

    Pernyataan ibu Menkeu menarik untuk dicermati, sekaligus menjadi sebuah ironi. Bahwa masyarakat miskin justru lebih mengutamakan rokok daripada mengalokasikan uangnya untuk membeli makanan yang bergizi. Memang salah satu ciri menonjol dari negara berkembang adalah konsumsi rokoknya yang tinggi, hal ini bisa dilihat dari beberapa negara dengan jumlah perokok terbesar antara lain, India, Indonesia, Filiphina, Bangladesh.

    Pemerintah sebenarnya telah begitu gencar melakukan upaya untuk menekan jumlah perokok di Indonesia, mulai dari memberikan iklan tentang bahaya merokok, sampai yang paling aktual yaitu rencana menaikan cukai rokok menjadi rata-rata 10% pada Tahun 2023 dan 2024. Disisi lain edukasi tentang bahaya rokok juga dilakukan pada program-program kesehatan, semisal kegiatan UKS di sekolah. Perlu dikaji lebih dalam kaitan antara tingkat pendidikan atau intelektualitas dengan pilihan seseorang terhadap suatu hal, misalnya apakah pilihan untuk menjadi perokok banyak terdapat pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah.

    Perlu ditempuh cara-cara luar biasa dan sepenuh hati untuk menanggulangi permasalahan rokok di Indonesia. Kita tahu bahwa perokok di Indonesia cenderung seenaknya dan tidak menghormati orang lain, sehingga bahaya rokok tidak hanya menimpa dirinya sendiri tapi juga orang lain di sekitarnya. Menurut hemat saya ada beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk menekan angka perokok antara lain :

    1. Menaikan cukai menjadi lebih tinggi

    Dengan menaikan cukai rokok otomatis harga jual rokok akan ikut mengalami kenaikan. Sebagai perbandingan di negara Australia misalnya harga sebungkus rokok Marlboro dijual Rp. 368.128, atau sekitar 10 kali lipat harga jual di Indonesia. Selain itu dengan naiknya harga jual terdapat keuntungan lain yaitu dapat ikut menekan daya beli masyarakat terhadap rokok.


    1. Membatasi pendirian pabrik rokok

    Pendirian pabrik rokok perlu dibatasi atau bila perlu dimoratorium, hal ini jika kita memang sepenuh hati untuk menekan konsumsi rokok di Indonesia. Saat ini jika kita perhatikan yang menjadi fokus adalah pabrik rokok illegal, itu berarti pendirian pabrik rokok legal masih diperbolehkan.


    1. Mengarahkan petani tembakau

    Tidak adil rasanya jika kita hanya berfokus pada persoalan hilir tapi melupakan persoalan hulu. Perlu dipikirkan alternatif pencaharian bagi petani tembakau untuk beralih ke usaha atau menanam komoditas lain. 


    1. Keteladanan

    Dibutuhkan keteladanan dalam segala hal. Kita memperhatikan di sekitar kita terutama di daerah, peraturan tentang kawasan tanpa rokok masih menjadi formalitas belaka. Tidak jarang dijumpai pejabat publiknya melakukan pelanggaran misalnya merokok di ruang publik ataupun merokok di ruang ber-AC


    1. Memperbanyak ruang khusus untuk merokok

    Di negara maju  seperti Jepang, perokok diberikan ruang khusus yang terlihat menyiksa yaitu ruang sempit yang membuat perokok menghirup sendiri asap rokoknya, hal tersebut diharapkan dapat memberikan efek jera.


    1. Membuat peraturan yang mengatur perijinan bagi penjual rokok, sehingga tidak setiap warung/toko dapat berjualan rokok secara bebas.

    Terkadang untuk menjadi baik dibutuhkan tekad yang kuat, dan juga sedikit paksaan, hal ini hanya dapat dilakukan oleh pemerintah selaku pemilik otoritas atau kewenangan terhadap suatu negara. Masyarakat tentu akan mendukung setiap kebijakan yang diambil pemerintah untuk penanganan kesehatan dalam hal ini pengurangan jumlah perokok aktif. 


    Bagikan ke

    Comment Closed: Rokok

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021