Level |
Elemen |
1 |
Tidak memenuhi elemen pertama yaitu problem-solving |
2 |
Memenuhi elemen pertama yaitu problem-solving |
3 |
- Memenuhi elemen pertama yaitu problem-solving
- Memenuhi elemen kedua yaitu real-world problem
|
4 |
- Memenuhi elemen pertama yaitu problem-solving
- Memenuhi elemen kedua yaitu real-world problem
- Memenuhi elemen ketiga yaitu innovation
|
Pada rubrik ini, terdiri dari tiga elemen dan level tertinggi adalah level 4 sama persis dengan rubrik sebelumnya yaitu self-regulation, namun yang membedakan adalah konteks dari elemennya. Supaya mempermudah pemahaman tentang rubrik ini, dapat menggunakan contoh salah satu mata kuliah yang pernah saya tempuh yaitu kerja praktek. Untuk lebih detailnya seperti pada tabel di bawah ini :
Elemen |
Keterangan |
problem-solving |
Membuat software pendaftaran siswa belajar dan penjadwalan kelas untuk lembaga bimbingan belajar / LBB |
real-world problem |
Menyelesaikan problem yang terjadi pada LBB di Surabaya yang terkait dengan penjadwalan kelas untuk siswa belajar yang baru |
innovation |
Membuat laporan kerja praktek disertai foto dokumentasi terkait implementasi software pendaftaran siswa belajar dan penjadwalan kelas |
Sama seperti rubrik sebelumnya, tabel di atas merupakan hasil dari identifikasi yang saya lakukan sebagai mantan peserta didik. Tetapi memang idealnya yang melakukan identifikasi adalah seorang pendidik, saya hanya mencoba untuk memberikan contoh saja. Pada mata kuliah kerja praktek, semua elemen terpenuhi dan poin terpenting pada rubrik ini adalah innovation, tapi sekali lagi tidak wajib suatu kegiatan pembelajaran harus memenuhi elemen tertinggi pada suatu rubrik.
Pada mata kuliah kerja praktek, saya beserta dua teman saya secara berkelompok mengerjakan tugas secara bersama-sama yaitu membuat software pendaftaran siswa belajar dan penjadwalan kelas untuk LBB. Kemudian langkah selanjutnya adalah membuat software sesuai dengan kebutuhan LBB dan asistensi berkala dengan dosen pembimbing. Dengan target penyelesaian adalah selama satu semester, maka saya dan rekan-rekan harus menyelesaikan laporan kerja praktek dan mengimplementasikan software yang kami buat pada LBB.
Jadi pada mata kuliah kerja praktek yang pernah saya jalani, memenuhi semua elemen pada rubrik ini dan sekaligus memiliki level yang tertinggi juga. Tapi sekali lagi bukan berarti level tertinggi itu lebih baik dibandingkan dengan yang tidak, namun sebagai seorang pendidik alangkah baiknya memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi atau bahkan meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tantangan belajar abad 21 yaitu dengan membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan rubrik 21CLD. Selanjutnya, saya berikan salah satu contoh mata kuliah yang hanya memenuhi satu elemen saja yaitu pemrograman web.
Elemen |
Keterangan |
problem-solving |
Menyelesaikan tugas membuat website company profile |
real-world problem |
Bukan problem dunia nyata |
innovation |
Tidak melakukan implementasi atau menyampaikan solusi ke pihak yang terkait |
Dari tabel di atas dan perbedaan dengan tabel sebelumnya adalah pada elemen kedua dan ketiga yang tidak terpenuhi, karena memang mata kuliah tersebut tidak harus bersinggungan dengan dunia nyata dan harus diimplementasikan setelah membuat web yang sesuai dengan kebutuhan. Karena memang fokus utama mata kuliah ini adalah peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam membuat web yang sesuai dengan kebutuhan user dan melakukan asistensi dengan dosen terkait web yang saya buat. Sehingga belum ada urgensi untuk mengimplementasikan web yang saya buat, kecuali kalau misalkan mata kuliah tersebut harus mewajibkan menggunakan studi kasus yang nyata maka saya harus mengimplementasikan tugas saya kepada user.
Kecuali kalau misalkan dosen tersebut mau meningkatkan ke level yang tertinggi, maka boleh jadi nantinya mata kuliah pemrograman web memiliki level tertinggi pada rubrik ini. Namun sama halnya seperti rubrik sebelumnya yaitu peningkatan level itu sifatnya kontekstual dan tergantung pada masing-masing kebutuhan terkait perencanaan suatu kegiatan pembelajaran. Dan memang peningkatan level bukanlah suatu keharusan dan tidak dapat dapat dijadikan suatu tolok ukur, semua tergantung pada hasil identifikasi dan keputusan pendidik dalam menentukan suatu level.
Kreator : Ragowo Riantory
Comment Closed: Rubrik Real-World Problem Solving & Innovation
Sorry, comment are closed for this post.